Keamanan Rakyat Tak Terjamin, Bukti Negara Abai
OpiniKasus Penculikan Anak Makin Marak
Keamanan Masyarakat Sangatlah Mahal. Butuh Penanganan Serius dari Semua Pihak Termasuk Negara
Penulis : Siti Nurtinda Tasrif
(Aktivis Dakwah Kampus)
kuntumcahaya.blogspot.com -- Setiap manusia pasti menginginkan pemenuhan keamanannya. Dimana hal itu akan memberikan rasa percaya dan dalam diri tidak memiliki kegelisahan. Karena pada dasarkan perkara ini merupakan fitrah yakni berkaitan dengan naluri mempertahankan diri bahkan pada cakupan yang lebih luas yaitu seluruh masyarakat yang berada dalam sebuah negara.
Ketika berbicara negara, sudah pasti arahnya akan mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan hajat hidup setiap individu warga negaranya. Termasuk dari segi keamanan, dimana setiap rakyat harus terjamin keamanannya, baik dari tempat tinggal, lingkungan hingga lingkup negara. Kemanapun berpergian, dan melakukan aktivitas apapun haruslah negara berupaya sekeras mungkin untuk memberikan keamanan bagi rakyatnya.
Namun apa jadinya jika kemanan yang disebutkan tadi tidak terwujud dan negara bahkan tidak mampu menjaminnya? Hal ini kerap kali muncul dalam benak setiap rakyat mengingat setiap negara akan memiliki satu tujuan yang sama yaitu memberikan keamanan bagi rakyatnya terutama bagi anak-anak usia balita hingga remaja. Namun hal ini sepertinya tidak terjadi di negara saat ini, pasalnya banyak sekali terjadi kasus-kasus penculikan anak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Sebagaimana yang penulis kutip dari Media tempo[dot]co (07/02/2023) bahwasanya kasus penculikan anak bertambah lebih banyak pada awal 2023. Total 28 kejadian terjadi sepanjang awal tahun saja. Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) 2022, angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang sebanyak 15 kejadian.
Dalam konferensi pers, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak, Nahar mengajak seluruh pihak, baik orang tua, masyarakat, sampai Pemerintah terlibat dalam pengawasan anak dari penculikan anak. "Sehingga ancaman yang berdampak lebih buruk bisa kita hindari."
Sungguh ironis, bukannya mendapatkan keamanan dalam hidup, masyarakat ternyata mendapat masalah yang lebih besar yakni mengetahui hidup di negara saat ini tidak terjamin keamanannya sama sekali. Melihat keamanan sendiri hanya didapatkan oleh orang-orang yang mampu saja, sedangkan yang tidak mampu hanya menelan pil pahit akibat mendengar putra-putrinya yang sudah diculik oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Di samping juga, para pelaku penculikan memiliki berbagai tujuan hingga berani melakukan seperti itu. Tetapi sebagian besarnya karena kebutuhan material semata. Hal ini bisa terjadi karena para pelaku tergiur dengan materi yang banyak sehingga membuatnya berani melakukan hal demikian meski sampai menghilangkan nyawa orang lain. Semua ini juga karena gaya hidup yang menuntut untuk tinggi dalam segala hal. Karena jika gaya hidupnya rendah maka akan dianggap sebagai sampah masyarakat saking tidak bergunanya. Sehingga hal ini mempengaruhi sebagian masyarakat untuk berusaha menyeimbangi gaya hidup seperti itu meski dengan cara menculik anak hingga membunuhnya agar bisa menjual organ-organ tubuh setiap korbannya.
Perubahan arah tujuan manusia ini disebabkan oleh sistem yang mengelilingi kehidupannya yaitu sistem Kapitalisme. Sistem yang membentuk pola kehidupan setiap individu masyarakat menjadi individualis, egois, tamak, pragmatis liberalis dan yang semacamnya. Arah hidup seperti ini akan menjauhnya masyarakat dari kesadaran bahkan kebangkitannya sebagai umat yang mulia yaitu umat Islam.
Sistem Kapitalisme berdiri di atas satu landasan yaitu sekulerisme. Sebuah akidah yang memisahkan agama dari kehidupan, kemudian menjurusan pada pemisahan agama dari negara. Sehingga pembicaraan mengenai keterhubungan agama dan negara apalagi urusan ini tidak pernah terjadi. Sehingga wajar jika umat tidak mengenal Islam sebagai sistem pemerintahan, tetapi sistem ibadah saja.
Pemisahan ini juga membuat setiap individu masyarakat menganggap Islam tidak memiliki andil mengurusi kehidupan pribadi seseorang apalagi masuk pada ranah pribadi. Karena Kapitalisme menganggap bahwa agama tidak berhak untuk ikut campur dalam urusan manusia. dan Islam hanya mengatur ranah sendiri saja bukan dengan ranah seluruh umat.
Sehingga sangat terlihat perbedaan antara Kapitalisme dan Islam. Islam akan mewujudnya kesadaran bagi setiap individu masyarakat untuk bahu membahu dalam mewujudnya keamanan bagi setiap rakyat. Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan negara hanya untuk kemaslahatan individu masyarakat saja bukan yang lain.
Kemaslahatan umat berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan. Misalnya keamanan hajat hidup rakyat dari segala bentuk kejahatan, tempat bernaung, lingkungan yang dikontrol dengan ketakwaan individu hingga menyebar ke masyarakat, kesehatan pangan, terpenuhinya kebutuhan pakaian dan kebutuhan yang lainnya. Terutama terpenuhinya dua potensi kehidupan manusia yaitu naluri dan kebutuhan jasmani.
Kemudian, ketika terdapat masalah yang mengancam hajat hidup seseorang, negara harus langsung ambil posisi untuk mengadili secara tegas pelakunya. Bahkan hukuman diselenggarakan di depan umum sehingga tidak ada individu manapun yang akan mengikuti jejak pelaku sebelumnya. Inilah sistem Islam, tidak hanya aman dari sisi pemerintahannya namun sampai kepada masyarakat bawah sekalipun.
Sungguh luar biasa hidup dalam naungan Islam. Dengan hukum yang berasal dari Sang Pencipta yaitu Allah Swt.. Kemudian aturan-aturan yang ada hanya untuk kemaslahatan umat semata. Sehingga tidak heran jika kebijakan yang dikeluarkan oleh Khilafah selalu berkenaan dengan kemaslahatan umat saja. Sehingga hal ini jugalah yang membuat masyarakat pada kepemimpinan islam tidak pernah melakukan kemaksiatan. Bahkan selama 13 abad kepemimpinan khilafah Islam tercatat 200 lebih kasus kriminal yang terjadi.
Inilah bukti otentik yang tidak terbantahkan bahwa umat saat ini membutuhkan junnah (perisai) yang dapat melindungi hajat hidup rakyat yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.