Pendidikan Mempuni, Terwujud Ketika Islam Ada di Dunia Ini
Opini
Sejatinya Pendidikan adalah Satu Kebutuhan bagi Setiap Individu Masyarakat.
Faktanya Tak Seluruhnya Mampu Mengenyam Pendidikan Tinggi Karena Biaya yang Terus Meroket
Penulis : Mulyaningsih
(Pemerhati Anak, Remaja, dan Keluarga)
kuntumcahaya.blogspot.com -- Publik kembali dihebohkan dengan tagar #UniversitasGajahMadaMerakyat. Tagar tersebut trending sampai Selasa (31/01/2023) dan sudah ditayangkan 216.000 kali. Salah satu akun yang mencuit tagar tersebut adalah @UGMBergerak. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud kekecewaan terhadap uang pangkal bagi mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sebelumnya, UGM terkenal dengan sebutan Universitas Kerakyatan. Hal tersebut karena tak ada penetapan uang pangkal bagi mahasiswa yang masuk melalui seleksi mandiri. Sehingga menjadi idaman seluruh mahasiswa yang mempunyai kemampuan ekonomi di bawah. Namun kini, UGM telah menetapkan satu kebijakan yang berkaitan dengan Sumbangan Sukarela Pengembangan Institusi (SSPI) yang merupakan awal dari uang pangkal. Sifatnya sukarela, akan tetapi nominalnya telah ditentukan besarnya. Tentunya kebijakan ini adalah sesuatu yang bertentangan dengan sebutan UGM, yaitu universitas kerakyatan. (kompas[dot]com, 31/01/2023)
Dunia pendidikan selalu saja memberikan informasi yang membuat kita tercengang dan sedih. Terutama dari dunia perguruan tinggi. Sebelumnya masih segar dalam pikiran kita bahwa ada mahasiswa yang meninggal dunia demi memenuhi biaya kuliah yang mahal.
Lagi dan lagi, kita selalu saja disodorkan dengan berbagai kebijakan yang makin memberatkan kita. Sejatinya pendidikan menjadi satu kebutuhan bagi setiap individu masyarakat. Bahkan di negeri ini, pendidikan menjadi salah satu hak bagi setiap warga negara. Namun, fakta menunjukkan bahwa tak seluruhnya mampu mengenyam pendidikan sampai jalur perguruan tinggi. Semua itu karena biaya kuliah yang kini melangit alias meroket tajam. Sehingga hanya orang berduit saja yang mampu bersekolah sampai tinggi. Sementara rakyat cilik hanya bisa menekan perasaan mereka untuk dapat berkuliah. Mereka hanya berharap dari bea siswa, itu pun harus bersaing ketat dengan yang lain untuk mendapatkannya.
Inilah wajah pendidikan kita saat ini, semua serba bayar. Tak elak seperti ada misi komersialisasi pendidikan. Itu semua dampak dari sistem yang saat ini diterapkan. Apalagi sejak disahkannya kebijakan PT BHMN (Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara) maka kampus berusaha sendiri untuk membiayai seluruh kebutuhannya. Itu karena pemerintah telah mengurangi subsidi dana untuk pendidikan. Sehingga kampus harus bisa mandiri untuk mencari modal agar roda pendidikan tetap berjalan dengan baik. Berbagai upaya pasti akan dilakukan, termasuk menaikkan biaya pendidikan seperti uang pangkal dan uang kuliah tunggal.
Di sisi lain, kampus juga bekerja sama dengan berbagai pihak yang mau memberikan dana. Tak menutup kemungkinan bergandengan tangan dengan pihak perusahaan atau industri. Sebagai dampaknya, kurikulum yang ada akhirnya mengikuti permintaan pasar atau industri. Program studi yang ada pun disesuaikan dengan permintaan. Terkait dengan mahasiswa, mereka digiring agar mempunyai keahlian yang diperlukan oleh industri. Inilah yang terjadi di dunia pendidikan saat ini. Nuansa yang tercipta tentunya tak jauh dari nuansa bisnis.
Semua yang terjadi saat ini adalah dampak dari Kapitalisme sekuler yang diterapkan. Dengan dalih kemandirian, negara telah berlepas tangan untuk mengurusi masyarakat, salah satunya di dunia pendidikan. Sehingga kampus akhirnya kebingungan dan kelimpungan untuk melanjutkan roda pendidikan. Dan akhirnya bekerja sama menjadi jalan satu-satunya agar mampu bertahan dan melanjutkan roda pendidikan di kampusnya.
Akan berbeda dengan sistem Islam dalam memandang sisi pendidikan. Islam mempunyai aturan sempurna, termasuk pada pendidikan. Karena hal tersebut adalah kewajiban bagi setiap individu, maka negara akan serius untuk menyelenggarakannya. Seluruh sarana dan fasilitas yang diperlukan akan diberikan oleh negara. Termasuk pula pada gaji para pengajar yang akan diberikan dengan standar yang tinggi. Yang lebih penting, bagi individu yang akan sekolah tidak dikenakan biaya alias gratis. Semua dapat menikmati pendidikan tanpa membedakan kaya atau miskin, tinggal di kota ataupun di desa.
Pendidikan akan berasaskan pada sisi akidah Islam. Termasuk pula pada kurikulum serta tujuannya merujuk padanya. Hingga hasilnya adalah tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi dari sisi keimanan juga luar biasa. Pola pikir dan sikap yang terbentuk pun akhirnya merujuk pada Islam semata. Dengan begitu, akhirnya mampu menyelesaikan segala persoalan yang ada. Bahkan mereka mampu menjadi ulama dan ilmuwan yang akan memberikan karya terbaik untuk umat.
Sebagai contoh keseriusan pemimpin dalam hal pendidikan telah terbukti ketika Islam menjadi mercusuar dunia. Salah satunya adalah pendirian Baitul Hikmah pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Baitul Hikmah sebagai perpustakaan, pusat keilmuan, serta penerjemah teks-teks.
Sistem pendidikan yang mempuni tentunya ditopang oleh kas negara yang luar biasa pula. Di dalam Islam jelas Baitulmaal memiliki pos-pos pengeluaran serta pemasukan yang jelas. Salah satunya adalah yang berasal dari sumber daya alam yang ada. Seluruhnya akan dikelola secara serius oleh negara, untuk kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat. Sebagai contoh adalah dari sisi sarana dan prasarana pendidikan.
Itulah gambaran luar biasa pengelolaan serta pengaturan Islam dalam lini pendidikan. Semua itu terwujud dari sebuah institusi yang mau menerapkan hukum syarak secara totalitas dalam kehidupan dunia ini, tanpa pilah-pilih. Ditambah lagi dengan para pemimpin yang mau serta sadar bahwa hanya Islam yang seharusnya diterapkan dalam dunia ini. Itu sebagai wujud dari keimanan serta ketakwaan. Semoga kegemilangan Islam dahulu bisa terlaksana kembali saat ini. Menjadi tugas seluruh kaum Muslim untuk mencari tahu tentang Islam secara sempurna dan menyeluruh. Tak lupa mendakwahkan kepada seluruh manusia agar semua mengetahui bagaimana luar biasanya Islam dan aturan di dalamnya. Tentunya agar keberkahan dan rida Allah dapat kita dapatkan. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.