Dari Krisis Air sampai Krisis Moral
HikmahSemua terjadi karena sistem yang salah yang masih diterapkan negeri ini khususnya, dan di seluruh dunia umumnya, yakni sistem Kapitalisme-sekuler
Kita tentu rindu dengan sistem yang terlahir dari aturan yang sahih, yaitu Islam. Islam adalah aturan yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Bahkan terbukti pernah ada dan menjadi mercusuar dunia
Penulis Nuni Toid
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Member AMK
KUNTUMCAHAYA.com - "Air gak keluar, tapi mesin bunyi. Sepertinya dari tadi pas Mamah bangun," suara anakku membuat rasa takut. Seketika stop kontak di-off-kan. Astaghfirullah, ampuni hamba. "Ya sudah, sekarang coba dipancing saja, bismillah semoga tidak ada masalah, aamiin."
Benar. Ternyata mesin airnya panas, keluar aura asap yang pengap. Deg-degan juga sebenarnya. Sambil komat-kamit minta pertolongan sama Zat Pemilik air kehidupan. Saya meminta anak agar membuka tutup mesinnya untuk kemudian diisi air.
Alhamdulillah, lumayan banyak ngisi airnya. Rupanya mesinnya kehausan, sampai-sampai air galon pun dikorbankan. Tak mengapa, bismillah semoga airnya keluar kembali.
Alhamdulillah, tak henti-hentinya mengucapkan alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran pada kami. Akhirnya kami pun bisa tersenyum lega.
Bicara air, semua makhluk di dunia ini sangat membutuhkannya. Karena air adalah sumber kehidupan. Apa jadinya hidup tanpa air? Tapi saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Bukan hanya mengalami krisis air saja, tapi juga mengalami krisis di segala aspek kehidupan. Seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan. Begitupun dengan moral yang saat ini menjangkiti seluruh lapisan masyarakat termasuk generasi mudanya. Miris bukan?
Semua terjadi karena sistem yang salah yang masih diterapkan negeri ini khususnya, dan di seluruh dunia umumnya, yakni sistem Kapitalisme-sekuler. Dimana sistem ini hanya berasaskan kepuasan materi belaka. Negara hanya sebagai regulator bagi para kapitalis. Namun lalai dalam mengurusi kepentingan rakyat.
Begitupun dengan paham sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan. Agama hanya dipakai dalam urusan ibadah ritual. Sedangkan dalam kehidupan sehari-harinya agama tidak boleh mengaturnya. Maka standar perbuatannya tidak lagi berdasarkan halal-haram, tetapi asas manfaat belaka. Kebahagiaan yang diimpikannya pun bukan ingin mendapatkan rida Allah Swt., tapi rida manusia, na'uzubillah.
Miris bukan? Pertanyaannya, apakah kita masih mau hidup seperti ini terus? Di bawah sistem yang menjauhkan aturan Allah dan Rasul-Nya? Bukankah ada satu sistem yang pernah ada selama 13 abad lamanya memimpin dunia, dan menjadikan rakyatnya, baik Muslim maupun non-Muslim hidup sejahtera, aman di bawah kepemimpinannya?
Tentu tidak, kita rindu dengan sistem ini, ia adalah sistem yang sahih. Sebuah sistem yang terlahir dari aturan yang sahih, yaitu Islam.
Islam bukan hanya sekadar agama biasa, tetapi Islam adalah aturan yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Bahkan terbukti pernah ada dan menjadi mercusuar dunia. Masyaa Allah, Allahu Akbar.
Maka cara satu-satunya untuk menyelesaikan masalah krisis air dan semua krisis lainnya yang melanda negeri-negeri Muslim di dunia ini adalah dengan kembali kepada sistem yang sahih (Islam) dalam segala aspek kehidupan manusia. Maka umat pun akan hidup tenteram dan penuh kesejahteraan. Wallahualam bissawab.