Kerusakan Generasi Semakin Miris, Akibat Sistem Sekuler Kapitalis
OpiniBanyak kasus kejahatan yang berlangsung di tengah masyarakat. Sebagian besar pelakunya adalah pemuda. Tampak jelas, pemuda hari ini sudah jauh dari nilai-nilai agama, akidahnya lemah dan perilakunya kian tidak beradab. Alhasil mereka tidak memiliki fondasi yang kuat untuk mencegahnya dalam melakukan kejahatan
Generasi saat ini sudah terjerumus dalam arus liberal (kebebasan) yang terus digaungkan oleh Barat, melalui sistem sekular yaitu memisahkan aturan agama dari kehidupan. Mereka lebih mengedepankan hawa nafsu, gaya hidup hedonis dan bebas melakukan apa pun asalkan mereka senang tanpa memandang halal dan haram
Penulis Nur Fatimah
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi Komunitas Kepenulisan AMK
KUNTUMCAHAYA.com-Miris, kata yang tepat untuk menggambarkan perilaku generasi saat ini. Semakin hari tingkah lakunya membuat hati teriris. Generasi yang seharusnya menjadi garda terdepan sebagai agen perubahan, justru tak sedikit yang melakukan tindak kejahatan sadis. Bagaimana dengan generasi yang akan datang, jika tidak ada perubahan?
Beberapa hari yang lalu publik dikejutkan dengan kasus pembunuhan dan mutilasi yang terjadi di Sleman, Yogyakarta. Sangat sadis, pelaku membunuh dan memutilasi korban menjadi 65 bagian. Motifnya, lantaran ingin mendapatkan harta korban untuk melunasi pinjaman online.
Sebelumnya, polisi juga menangkap pelaku pembunuhan disertai mutilasi, DA, kepada korban berinisial R, di sebuah apartemen di Cisauk, Tangerang. Di penghujung tahun lalu polisi juga menangkap pelaku pembunuhan berinisial MEL, di Kabupaten Bekasi. (www[dot]bbc[dot]com, 23/03/2023)
Tidak hanya kasus pembunuh, di Sukabumi, polisi juga menangkap kasus pembacokan siswa SMP oleh 3 pelaku yang usianya masih remaja. Ketiga pelaku melakukan aksinya lantaran tidak terima karena korban telah menuduh melakukan vandalisme di gedung sekolahnya. Mirisnya lagi, kejadian tersebut ditayangkan langsung di akun Instagram.
Belum lagi kasus tawuran berkedok perang sarung, yang akhir-akhir ini semakin ramai diberitakan di media. Di Jagakarsa, Jakarta Selatan, polisi mengamankan 15 remaja yang melakukan tawuran dengan menggunakan sarung yang ujungnya diikat dengan batu. Aksi ini membuat masyarakat resah akan tingkah laku pemuda yang semakin brutal. (news[dot]detik[dot]com, 25/03/2023)
Sungguh memprihatinkan melihat perilaku generasi hari ini, mereka mudah untuk melakukan tindak kriminal seperti pembunuhan, tawuran, bullying, dan kejahatan lainnya. Sebagai Muslim, generasi yang seharusnya menjadi garda terdepan untuk perjuangan Islam, ini malah terjerumus dalam perbuatan maksiat. Lantas, apakah kita hanya berdiam diri melihat kemaksiatan terus terjadi?
Banyak kasus kejahatan yang berlangsung di tengah masyarakat. Sebagian besar pelakunya adalah pemuda. Tampak jelas, pemuda hari ini sudah jauh dari nilai-nilai agama, akidahnya lemah dan perilakunya kian tidak beradab. Alhasil mereka tidak memiliki fondasi yang kuat untuk mencegahnya dalam melakukan kejahatan.
Generasi saat ini sudah terjerumus dalam arus liberal (kebebasan) yang terus digaungkan oleh Barat, melalui sistem sekular yaitu memisahkan aturan agama dari kehidupan. Mereka lebih mengedepankan hawa nafsu, gaya hidup hedonis dan bebas melakukan apa pun asalkan mereka senang tanpa memandang halal dan haram.
Gaya hidup materialistis juga menjadi tuntutan generasi saat ini. Tolok ukur kebahagiaan dinilai dari seberapa besar materi yang dimiliki. Namun, melihat kondisi sekarang begitu susah untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga generasi yang lemah iman akan melakukan berbagai cara agar mendapatkan uang, salah satunya dengan tindak kriminal.
Akar masalah kejahatan yang dilakukan oleh generasi hari ini, tidak lepas dari sistem yang masih bertahan yaitu sekuler Kapitalisme. Sistem sekuler menjadikan generasi kehilangan jati dirinya sebagai Muslim sejati, yang seharusnya selalu terikat dengan hukum syarak. Inilah peran negara yang harus melindungi generasi agar tidak terjerumus dalam tindak kejahatan karena ia terkategori maksiat.
Untuk mewujudkan peradaban yang gemilang, keberadaan generasi muda yang berakhlak dan berjiwa pemimpin adalah sebuah kebutuhan. Namun, sangat mustahil akan lahir generasi tersebut dari sistem sekuler. Butuh sistem yang sempurna dan paripurna dalam mengatur kehidupan, terutama menyelesaikan kejahatan yang dilakukan oleh generasi.
Islam memiliki jawaban atas permasalahan generasi secara komprehensif yaitu dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah, di antaranya, dengan menerapkan tiga pokok pilar. Pertama, ketakwaan individu yang lahir dari pendidikan keluarga. Orangtua terutama ibu, sebagai madrasah pertama untuk anak-anak yang akan membentuk akidah sebagai dasar kehidupan. Melalui pengenalan tentang siapa pencipta kita, darimana kita berasal sampai tujuan hidupnya untuk apa. Jika fondasi akidahnya sudah kuat, maka akan lahir generasi yang tangguh agar mampu mencegah dari perbuatan maksiat.
Kedua, yaitu kontrol masyarakat. Aktivitas amar makruf nahi mungkar akan senantiasa dilakukan oleh masyarakat. Dengan cara saling mengingatkan akan pentingnya terikat dengan hukum syarak dan konsekuen jika melanggar aturan Allah Swt.. Sehingga tidak ada celah untuk melakukan tindak kejahatan. Lingkungan menjadi aman, ibadah pun akan lebih tenang.
Ketiga, yaitu peran negara sebagai pelindung rakyat. Negara yang akan bertanggung jawab dalam mengatur seluruh aspek kehidupan. Mulai dari sistem pendidikan berbasis akidah Islam, yang akan melahirkan generasi berkepribadian Islam memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Sehingga akan muncul generasi-generasi yang hebat, kuat dan pemberani.
Bahkan sistem Islam sudah terbukti telah melahirkan generasi emas pada masanya selama 13 abad. Di antaranya, Usamah bin Zaid di usia 18 tahun menjadi pemimpin pasukan perang, Al Arqam bin Abil Arqam di usia 16 tahun rumahnya dijadikan markas dakwah Rasulullah saw., Muhammad Al Fatih di usia 22 tahun telah menaklukkan Konstantinopel, dan masih banyak lagi generasi emas lainnya.
Selain itu, negara akan menyediakan lapangan kerja untuk para generasi muda agar mudah mendapatkan pekerjaan, sehingga tidak ada lagi kasus kriminal di tengah-tengah masyarakat. Kalau pun masih ada tindak kejahatan, negara yang akan menegakkan sanksi hukum sebagai efek jera.
Ketiga pokok pilar tersebut, tidak akan terwujud kecuali dengan penerapan Islam kaffah oleh negara. Maka sebuah keniscayaan adanya sistem Islam di tengah-tengah umat saat ini. Sehingga sudah selayaknya kaum muslimin bersemangat untuk mewujudkannya. Selamatkan generasi dengan syariat. Selamatkan dengan sistem Islam.
Berdasarkan firman Allah Swt.,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)
Wallahualam.