Islam Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Buruh
OpiniProblematika buruh ini masih didasari oleh tidak terjaminnya kesejahteraan. Jaminan keselamatan dan kesehatan hanya seperti mimpi di siang bolong saat sistem yang digunakan dalam kehidupan tidak bersumber dari Wahyu Allah 'Azza wa Jalla
______________________
Penulis Siti Aisah, S.Pd.
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Praktisi Pendidikan Kabupaten Subang
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Seremonial buruh yang jatuh pada tanggal satu Mei, seperti memberikan angin sepoi-sepoi kepada para buruh. Peringatan Hari Buruh yang terjadi setiap tahun digelar secara nasional, bahkan internasional. Namun, apakah nasib buruh ini semakin sejahtera, atau malah makin berat beban hidupnya?
Dilansir dari laman berita Liputan6[dot]com (1/5/2023), May Day atau Hari Buruh Internasional tahun ini memiliki tema Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia 2023 (World Day for Safety and Health at Work 2023). Artinya, segala sesuatu terkait lingkungan kerja, baik tempat kerja buruh atau wilayah sekitar tempat buruh tinggal aman dan sehat. Ternyata, hal ini merupakan prinsip dasar serta hak di tempat kerja.
Perlu diketahui, keberhasilan kemajuan ekonomi dan sosial di seluruh dunia ini dirayakan para buruh juga pekerja sebagai bentuk apresiasi. Maka dari itu, diperingati sebagai Hari Buruh. Namun sejatinya, asal usul May Day adalah perjuangan para buruh dalam mendapatkan hak-haknya disaat kapitalisme tumbuh pada abad 19 silam. Pada saat itu, perkembangan industri sedang mengalami kemajuan dan memberikan pengaruh besar. Terutama, pada perubahan yang terjadi di negara Eropa barat serta Amerika Serikat.
Sayangnya, kemajuan ini tidak memberikan dampak baik kepada para buruh. Hal ini dikarenakan upah yang tidak manusiawi, ditambah jam kerja yang intensif. Sedangkan, negara maupun para pengusaha tidak memperhatikan kondisi para buruh. Padahal, para buruh hanya menuntut hak-hak mereka, seperti memberikan upah layak, jaminan keselamatan dan kesehatan buruh beserta keluarganya.
Warga negara, baik buruh atau masyarakat pada umumnya adalah tanggung jawab negara. Sayangnya, permasalahan buruh ini tidak hanya terjadi di negeri Khatulistiwa saja. Tapi merata diberbagai negara maju dan berkembang lainnya. Baik negara penganut kapitalisme atau komunisme. Sama terlihat kebobrokannya.
Dalam kapitalisme, teori dengan modal sekecil-kecilnya bisa mendatangkan keuntungan yang besar. Beberapa poin yang sekiranya tidak bermanfaat atau bisa diminimalisir pengeluarannya maka akan dilakukan. Seperti, mempekerjakan kaum wanita yang dinilai tidak banyak mengeluh dan bekerja ulet. Beda lagi dengan sistem komunisme yang mempunyai prinsip sama rasa sama rata. Pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang berbeda, tetapi diupah sama rata.
Tanggung Jawab Negara
Problematika buruh ini masih didasari oleh tidak terjaminnya kesejahteraan. Jaminan keselamatan dan kesehatan hanya seperti mimpi di siang bolong saat sistem yang digunakan dalam kehidupan tidak bersumber dari Wahyu Allah 'Azza wa Jalla. Sayangnya, disadari atau tidak, sistem kapitalisme ini membuat negara atau pemerintah hanya sebagai pengatur kebebasan setiap warganya.
Hal ini dikarenakan dalam aturan kapitalisme tugas pokok negara sebagai pengurus dan penanggung jawab kebutuhan dasar setiap rakyat. Tidak terkecuali buruh. Jika rakyat ingin memenuhi kebutuhannya maka ia harus bekerja secara mutlak. Tidak dipandang lagi, apakah ia seorang laki-laki atau perempuan? apakah ia memiliki fisik kuat atau sakit? apakah ia anak-anak, dewasa atau tua renta? Padahal, Rasulullah saw. bersabda,
الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Imam/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya.” (HR. Muslim dan Ahmad).
Patut dicermati pula permasalahan buruh dan ketenagakerjaan ini bermula dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar hidup serta peningkatan kesejahteraan para buruh. Pemenuhan kebutuhan dasar seperti, pangan, sandang dan papan. Lalu, tidak ketinggalan jaminan pendidikan, kesehatan dan keamanan yang diidam-idamkan para buruh, hanya isapan jempol.
Sesungguhnya hanya Islam yang memiliki solusi komperhensif dan tuntas guna menyelesaikan persoalan buruh akibat penerapan sistem kapitalisme juga komunisme. Islam pun menjamin kesejahteraan nyata bagi para buruh dengan melihat bahwa ini bukan permasalahan individu saja. Tapi, merupakan persoalan sosial yang membutuhkan penyelesaian yang tidak cukup diselesaikan dengan pendekatan secara individual saja.
Dalam hal ini syariat Islam sebagai aturan yang berasal dari Allah, akan mampu menyelesaikan persoalan ini. Mengingat, syariat Islam adalah aturan yang menyeluruh dan secara praktis akan menyelesaikan berbagai persoalan manusia. Sudah saatnya kita mengganti sistem kapitalisme yang telah membuat buruh dan manusia lainnya menderita. Lalu, menggantinya dengan syariat Islam.
Dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, Islam memperhatikan pemenuhan kebutuhan setiap anggota masyarakat dengan fokus perhatian bahwa manusia diperhatikan sebagai individu (pribadi), bukan sekadar sebagai suatu komunitas yang hidup dalam sebuah negara. Hal ini, berarti Islam lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan secara individual dan bukan secara kolektif.
Demikian pula permasalahan tunjangan sosial berupa pendidikan, keamanan, dan kesehatan bukan masalah yang harus dikhawatirkan buruh. Termasuk jaminan untuk memperoleh upah yang layak dan manusiawi. Negara menerapkan aturan Allah secara kafah. Bagaimana pun, sebagai makhluk ciptaan Allah, sudah selayaknya meyakini bahwa hanya aturan Allah saja yang tepat untuk mengatur hidup. Aturan buatan manusia, sebagaimana berbagai aturan dalam sistem kapitalisme-komunisme pasti dibuat hanya demi kepentingan terbaik bagi si pembuat aturan tersebut. Maka, harus dipahami betul bahwa penegak aturan di suatu negara harus pemerintah yang mau menerapkan aturan Allah, yaitu aturan Islam. Wallaahualam bissawab. []