Kemiskinan Tidak Pernah Usai Selama Kapitalis Masih Dipakai
OpiniIslam mengukur kemiskinan rakyat bukan dengan mengotak-atik standar kemiskinan. Dalam Islam, penguasa adalah pelayan bagi masyarakat. Ia akan menjamin setiap hak rakyat terpenuhi. Islam memandang kesejahteraan hidup adalah hak setiap individu. Kesejahteraan itu akan terasa ketika mereka bisa memenuhi kebutuhan pokoknya dengan layak. Islam memiliki mekanisme dalam menuntaskan kemiskinan
______________________
Penulis Risa Fitriyanti, S. S.Pd
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kemiskinan masih menjadi PR besar di negeri ini. Bagaimana tidak saat hasil sumber daya alam (SDA) melimpah ruah tapi rakyat masih kelaparan. Kesejahteraan seolah merupakan sebuah mimpi yang tak pernah terwujud.
Baru-baru ini Bank Dunia merekomendasikan kepada pemerintah Indonesia untuk mengubah acuan tingkat garis kemiskinan supaya diukur melalui paritas daya beli atau purchasing power parity. (cnbcindonesia[dot]com, Selasa, 09/05/2023)
Menurut mereka kemiskinan di Indonesia diukur melalui paritas daya beli dengan besaran pendapatan sebesar US$ 3,20 per hari, bukan dengan ukuran yang ditetapkan pada tahun 2011 lalu sebesar US$ 1,9 per hari.
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia protes terhadap Bank Ddunia. Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggap standar itu tidak bisa dipakai di Indonesia. Salah satunya masing-masing wilayah Indonesia memiliki struktur harga yang berbeda-beda dan tidak cocok hanya diukur dengan standar pendapatannya. (cnbcindonesia[dot]com, Rabu, 10/05/2023)
Di sini, data kemiskinan bisa menaik dan menurun berdasarkan standar ukur atau acuan kemiskinan yang ditetapkan penguasa. Padahal, perubahan standar tadi tidak menjamin rakyat hidup sejahtera. Buktinya rakyat masih sulit memperoleh kebutuhan pokoknya secara layak, tingginya angka pengangguran dan banyaknya rakyat yang masih kelaparan bahkan sampai ada yang bunuh diri sebab tingginya biaya hidup.
Sistem Rusak
Sistem kapitalisme adalah perekonomian yang menekankan pada para pemilik modal (kapital) yakni kekayaan dan segala jenisnya. Sehingga, harta hanya dikuasai oleh segelintir orang. Apalagi dalam kapitalisme negara menjamin kebebasan kepemilikan bagi setiap individu.
Negara dalam hal ini tidak boleh mengintervensi. Tugas negara adalah membuat regulasi, membuat undang-undang untuk menjamin individu atau swasta untuk memiliki, menguasai dan mengembangkan harta. Sehingga, banyaknya SDA tidak akan menjamin kesejahteraan rakyat. Sebab, dikuasai dan dinikmati oleh segelintir orang atau para kapital. Sementara, rakyat semakin menderita. Ditambah lagi kebutuhan pokok yang semakin hari tambah mahal. Maka, terjadilah kemiskinan yang berkepanjangan dan tak pernah usai.
Islam Tuntaskan Kemiskinan
Berbeda dengan kapitalisme, Islam mengukur kemiskinan rakyat bukan dengan mengotak-atik standar kemiskinan. Dalam Islam, penguasa adalah pelayan bagi masyarakat. Ia akan menjamin setiap hak rakyat terpenuhi. Islam memandang kesejahteraan hidup adalah hak setiap individu. Kesejahteraan itu akan terasa ketika mereka bisa memenuhi kebutuhan pokoknya dengan layak. Islam memiliki mekanisme dalam menuntaskan kemiskinan, berupa:
Pertama hak kepemilikan. Dalam Islam, dibagi beberapa hak kepemilikan yaitu, kepemilikan individu, umum dan negara.
Kepemilikan individu adalah harta yang mereka peroleh dengan usaha mereka sendiri atau melalui pewarisan. Namun, dalam hal ini kepemilikan itu dibatasi sebab tidak semua hal boleh dimiliki oleh individu. Sementara, kepemilikan umum negara hadir sebagai pengelola dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat dan tidak boleh dimiliki oleh segelintir orang apalagi oleh pihak asing.
Milik negara adalah harta yang merupakan hak seluruh kaum Muslim dan Khalifah menjadi pihak yang berwenang dalam pengelolaannya. Ia bisa mengkhususkan sesuatu kepada sebagian kaum muslimin jika dalam pandangan syarak ia layak mendapatkannya. Adapun, harta milik negara seperti fa'i, kharaj, jizyah dan sebagainya.
Kedua negara akan menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi laki-laki. Dan memberikan modal bagi mereka yang mau membuka usaha. Dengan demikian, rakyat akan mampu memenuhi kebutuhan pokoknya dengan baik dan layak.
Ketiga pendidikan dan kesehatan merupakan hak bagi seluruh rakyat. Negara wajib menyediakannya dan rakyat akan menikmatinya secara gratis dengan kualitas terbaik.
Keempat pendistribusian yang jelas dan merata. Ada 3 pendistribusian harta dalam Islam. Pertama, kewajiban Zakat yang dikumpulkan oleh negara melalui orang yang ditunjuk langsung oleh Khalifah dan hasilnya dibagi kepada 8 golongan yang telah ditetapkan syarak. Kedua, negara mendistribusikan harta kepada orang-orang yang membutuhkan. Seperti memberikan tanah kepada orang yang mampu mengelolanya. Ketiga, penetapan aturan terkait pembagian warisan.
Inilah konsep Islam dalam menuntaskan kemiskinan sehingga rakyat dapat hidup dalam kesejahteraan serta merasakan keadilan. Wallahu a'lam bi ash-shawwab. []