Lemahnya Ketahanan Pangan dan Solusinya dalam Islam
OpiniFaktor utama yang menyebabkan lemahnya ketahanan pangan adalah diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Dalam sistem ini negara hanya menjadi regulator antara rakyat sebagai pembeli dan pengusaha sebagai penjual. Maka wajar bila negara kehilangan kendali terhadap stabilitas harga pangan. Fungsi negara sebagai pengurus urusan umat hilang
Negara yang seharusnya memproteksi produsen dalam negeri dan memastikan rakyat terpenuhi kebutuhan pangannya, malah sebaliknya sibuk memfasilitasi pemilik modal untuk tumbuh dan berkembang dengan alasan pertumbuhan ekonomi nasional
______________________________
Penulis Rosmita
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI -
Kata orang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Cuplikan lagu Koes Plus di atas menggambarkan betapa suburnya negara kita. Namun sayang semboyan gemah ripah loh jinawi hanya tinggal kenangan karena faktanya sekarang ketahanan pangan di Indonesia lemah.
Menurut Global Food Security Index, indeks ketahanan pangan Indonesia saat ini berada di level 60,2. Meskipun capaian tersebut lebih tinggi dari tahun 2020-2021, tapi masih lebih rendah dari tahun 2019 yang mencapai 62,6. Bahkan GFSI menilai ketahanan pangan di Indonesia lebih buruk dibandingkan dengan negara-negara Asia Pasifik lainnya berdasarkan ketersediaan pasokan pangan, kualitas nutrisi, keberlanjutan dan adaptasi. (Katadata, 2/6/2023)
Ketahanan pangan adalah persoalan penting bagi suatu bangsa dan harus segera diatasi karena hal ini berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu pemerintah menerbitkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2023 tentang Pola Pangan Harapan (PPH) yaitu mengatur keberagaman konsumsi pangan agar terpenuhi gizi masyarakat. Tujuannya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. (Republika, 4/6/2023)
Namun benarkah PPH dapat memperkuat ketahanan pangan? Karena faktanya banyak sekali faktor yang menyebabkan lemahnya ketahanan pangan di Indonesia.
Faktor-faktor Penyebab Lemahnya Ketahanan Pangan
Ada banyak faktor yang menyebabkan lemahnya ketahanan pangan di Indonesia, diantaranya:
1. Minimnya anggaran negara yang dikucurkan untuk bidang pangan menjadi bukti keseriusan pemerintah untuk swasembada pangan hanya setengah hati.
2. Terbatasnya lahan pertanian akibat konversi lahan pertanian menjadi industri dan pemukiman.
3. Penggunaan teknologi yang minim sehingga menghambat lajunya produksi pertanian.
3. Kurangnya regenerasi yaitu menurunnya minat generasi muda untuk bertani menyebabkan negeri ini krisis petani.
4. Kebijakan impor bahan pangan sehingga menyebabkan negara tidak mandiri dan bergantung pada negara lain.
5. Buruknya distribusi berdampak pada ketersediaan bahan pangan yang tidak merata ke seluruh wilayah Indonesia.
6. Inflasi harga pada momen-momen tertentu menyebabkan rakyat terbebani hingga menurunkan daya beli.
Selain faktor-faktor di atas, faktor utama yang menyebabkan lemahnya ketahanan pangan adalah diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Dalam sistem ini negara hanya menjadi regulator antara rakyat sebagai pembeli dan pengusaha sebagai penjual. Maka wajar bila negara kehilangan kendali terhadap stabilitas harga pangan.
Fungsi negara sebagai pengurus urusan umat hilang. Negara yang seharusnya memproteksi produsen dalam negeri dan memastikan rakyat terpenuhi kebutuhan pangannya, malah sebaliknya sibuk memfasilitasi pemilik modal untuk tumbuh dan berkembang dengan alasan pertumbuhan ekonomi nasional.
Sistem Islam Menjaga Ketahanan Pangan
Negara dalam sistem Islam adalah pelayan dan pelindung umat. Maka negara wajib memastikan rakyatnya terpenuhi kebutuhan dan keamanannya. Termasuk memastikan kedaulatan dan kemandirian negara tetap terjaga.
Untuk menjaga ketahanan pangan negara Islam akan berupaya semaksimal mungkin agar bisa swasembada pangan. Mulai dari mengoptimalkan penggunaan lahan pertanian sesuai potensinya, memberikan dukungan berupa pembinaan, memberikan modal untuk membeli bibit, pupuk, dan alat-alat pertanian yang canggih agar hasil panen bisa maksimal, mendorong produksi bahan pangan lainnya, memastikan distribusi bahan pangan ke seluruh wilayah daulah, dan menjaga stabilitas harga pangan.
Selain itu, negara Islam tidak akan mengambil kebijakan impor bahan pangan yang sudah di produksi di dalam negeri. Negara lebih mengedepankan kemandirian agar kedaulatan negara terjaga dan bebas dari intervensi asing.
Kalaupun negara melakukan ekspor dan impor hanya dilakukan kepada negara kafir muhakam dan tidak boleh ada syarat yang dapat mengancam kedaulatan negara. Sebagaimana firman Allah Swt: "... Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mu'min." (QS. An-Nisaa: 141)
Demikianlah cara negara dalam sistem Islam menjaga ketahanan pangan. Jika saja aturan Allah diterapkan, maka bukan hanya kesejahteraan dan keamanan yang dapat dirasakan. Bahkan keberkahan dari langit dan bumi akan Allah limpahkan. Terbukti, selama 13 abad lamanya Islam berjaya memimpin dunia, seluruh rakyat baik muslim maupun non-muslim yang hidup di bawah naungan daulah hidup sejahtera. Wallahualam bissawab. []