Ruwetnya Masuk Sekolah Idaman
OpiniRicuhnya jalur penerimaan siswa baru ini menunjukkan tidak konsistennya jalur penerimaan siswa baru
Tidak ada komitmen yang pasti untuk standar masuk penerimaan siswa baru. Kongkalikong pun terjadi antara panitia dan para calon peserta didik
________________________________
Penulis Dewi Kusuma
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pemerhati Umat
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Masa liburan sekolah telah berlalu
Siswa baru pun menuju sekolah baru
Sekolah idaman yang jadi dambaan
Menuai banyak permasalahan
Dikuttip dari Beritasatu[dot]com (13/7/2023). Jalur zonasi penerimaan siswa baru kembali menuai kontroversi. Penerimaan siswa baru jalur zonasi dalam penerimaan siswa baru di Kota Bogor, Jawa Barat, terus berlanjut. Pemkot (Pemerintah Kota) Bogor telah berhasil menertibkan jalur zonasi untuk tingkat SLTP. Namun, giliran jalur zonasi tingkat SMA yang menjadi sorotan. Di SMAN 1 Kota Bogor, dari 161 siswa yang diterima melalui jalur zonasi, hanya 4 siswa yang berasal dari sekitar sekolah. Sisanya berasal dari wilayah yang jauh dengan menggunakan jalur menumpang kartu keluarga (KK).
Jalur numpang ini yang membuat ruwetnya penerimaan siswa baru. Akhirnya situasi ini menimbulkan kekecewaan bagi para orang tua dan calon murid yang tereliminasi dari jalur zonasi. Joko Sarjanoko, seorang wali murid yang mewakili Putri Amanda Pertiwi, menyebut kondisi ini sebagai ketidakadilan yang dilakukan oleh panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Ricuhnya jalur penerimaan siswa baru ini menunjukkan tidak konsistennya jalur penerimaan siswa baru. Tidak ada komitmen yang pasti untuk standar masuk penerimaan siswa baru. Kongkalikong pun terjadi antara panitia dan para calon peserta didik.
Belum lagi biaya yang mahal untuk bisa masuk ke sekolah favorit. Tentu saja hal ini menambah semakin susahnya mendapatkan kualitas pendidikan yang diidamkan para siswa. Orang tua dibuat pusing untuk mendapatkan pendidikan terbaik untuk putra-putrinya.
Pada kenyataannya dunia pendidikan saat ini belum mampu menghasilkan peserta didik yang mumpuni secara merata. Masih sering terjadi kasus tawuran maupun bullying dilingkungan sekolah. Di samping susah mendapatkan sekolah yang favorit, juga banyaknya syarat yang mesti dipenuhi oleh para calon siswa.
Inilah kenyataan yang ada pada pendidikan era kapitalisme dan sekularisme. Masuk sekolah favorit belum tentu menjamin siswa-siswinya menjadi anak-anak yang berjiwa pemimpin dan tangguh. Sebab, dunia pendidikan telah dipisahkan dari agama. Sehingga, hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan karakter generasi saleh.
Dalam Islam, negara wajib menyediakan pendidikan bagi seluruh warga negara usia sekolah secara gratis. Program pendidikan yang dijalankan harus sesuai dengan aturan Allah. Dunia pendidikan diselenggarakan dengan dilandasi akidah Islam. Sehingga, kualitas peserta didik akan mampu menjadi generasi tangguh yang berjiwa pemimpin.
Selain itu, negara wajib menyediakan fasilitas yang bisa menunjang untuk tercapainya pendidikan yang menghasilkan skill sesuai bidang para peserta didik. Dibangun laboratorium untuk riset suatu pengetahuan dan penelitian. Diadakan perlengkapan penunjang untuk menghasilkan skill para siswa. Baik peralatan maupun sarana lainnya.
Dengan pendidikan berbasis akidah Islam ini banyak tercetak generasi cemerlang. Sebab, mereka semata-mata fokus dengan ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya. Juga adanya kenyamanan dalam belajar karena banyak fasilitas penunjang yang disiapkan negara. Dengan demikian, para peserta didik akan bersemangat dan fokus belajar sehingga kemampuannya bisa tersalurkan dengan baik.
Sejarah mencatat banyak para ilmuwan yang terkenal saat Islam diterapkan secara sempurna adalah : Ibnu Sina beliau ahli di bidang kedokteran. Adapun tokoh-tokoh islam di dunia pendidikan yang lain adalah Ibnu Khaldun, Al-Kindi, Al-Khawarizmi, dan Al-Ghazali.
Selain menyediakan pendidikan gratis, negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi para lelaki dewasa maupun yang sudah balig. Mereka bisa berupaya dan bertanggung jawab terhadap keluarga yang menjadi tanggungannya. Sehingga, mereka mampu untuk memberikan kebutuhan yang diperlukan keluarganya.
Otomatis kasus ruwetnya mendapatkan pendidikan favorit tidak akan terjadi. Sebab, negara bertanggung jawab penuh untuk seluruh wilayah kekuasaannya guna menyelenggarakan pendidikan secara gratis. Seluruh warga negara wajib mendapatkan pendidikan ini. Pusingnya orang tua untuk mendapatkan pendidikan bagi putra-putrinya pun tak perlu terjadi.
Pendidikan adalah kebutuhan mendasar yang penting untuk disediakan. Sebab, umat muslim wajib menuntut ilmu selama hidupnya. Allah Swt. dan Rasulullah saw. mewajibkan pada laki-laki dan perempuan untuk terus belajar. Mempelajari Al-Qur'an, sunah maupun hadis tentang menuntut ilmu. Karena menuntut ilmu merupakan ibadah. Selain sebagai ibadah, menuntut ilmu juga merupakan pahala yang tak akan pernah putus. Bahkan, sebuah peribahasa mengatakan, "Menuntut ilmulah hingga ke negeri Cina."
Pahala yang didapatkan dari belajar pun terus mengalir. Sesuai sabda Rasulullah saw.: "Siapapun yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan menyediakan jalan menuju surga.” (HR. Muslim, No. 2699)
Wallahualam bissawwab. [Dara Hanifah]