Membangun Gerakan Politik Islam Ideologis
Opini
Begitu pun jika Indonesia ingin merubah tatanan masyarakat ke arah kebangkitan maka yang perlu dibangun adalah gerakan politik Islam ideologis
Bukan mengurusi dan ikut serta dalam pemilu, karena berkali-kali pemilu tetap saja keterpurukan itu berulangkali terjadi
_________________________
Penulis Ummu Bagja Mekalhaq
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Perhelatan akbar pemilu 2024 mencuri perhatian semua elemen masyarakat, baik muslim dan non muslim.
Semua partai politik berlomba mencari suara, semua partai politik menjual kelebihan, memperkenalkan kiprah partainya untuk diakui oleh masyarakat. Semua partai saling cari perhatian dari masyarakat, sehingga banyak partai berlomba dalam memenuhi kebutuhan hidup dan menyejahterakan masyarakat umum. Pada intinya, setiap partai mencuri perhatian masyarakat agar mau memilihnya dengan beragam rayuan gombal partai yang bersifat materi selalu dijadikan daya pikat agar mau memilihnya.
Ada partai yang rajin memberi bantuan modal tanpa bunga, asalkan syaratnya dikembalikan sesuai waktu yang telah ditentukan, adapun besarnya pinjaman tidak lebih dari dua juta perjiwa. Ada pula partai yang menggratiskan pemeriksaan kesehatan, tanpa ditarik biaya. Ada partai yang berbagi sembako, fokus kepada kebutuhan harian. Adapula, partai yang saat hari "H" nya saja memberikan amplop agar mau pergi ke TPS untuk memberikan hak suara dan memilihnya saat pesta demokrasi itu berlangsung.
Inilah seremonial lima tahunan pesta besar demokrasi, dengan harapan bisa merubah tatanan hidup masyarakat dari terpuruk menuju kebangkitan. Namun sayang, berkali-kali pesta itu digelar, berkali-kali pula kegagalan didapatkan, karena pada kenyataannya hasil pemilu itu selalu berujung pada kekecewaan dan ketidakpuasan. Bahkan banyak pihak yang dirugikan saat berlangsung pemilihan tersebut.
Dari sisi tenaga dan waktu para petugas TPS terkuras. Banyak yang tidak sebanding antara upah petugas TPS dengan waktu tenaga dan pikiran yang dicurahkan. Bahkan pada pemilu 2019 sebanyak kurang lebih 100 petugas TPS harus meregang nyawa.
Jika kondisi pemilu sudah terbukti keburukannya, maka tinggal satu pilihannya yakni "Membangun Gerakan Politik Islam Ideologis."
Hal ini telah Rasulullah saw. contohkan saat beliau di Mekah. Melihat kondisi masyarakat jahiliah yang rusak parah, maka ditawarkanlah solusinya yaitu Rasulullah mengajak masyarakat untuk bertauhid, meng-Esakan Allah, memilih menyucikan Allah sebagai satu-satunya zat yang wajib disembah.
Dari sanalah Rasulullah saw. mulai membina para sahabat-sahabatnya seperti Abu bakar Ash-Shidiq ra., Umar bin Khattab ra., Utsman bin Affan ra., dan Ali bin Abi thalib ra. Mereka semua ditaskif/dibina langsung oleh Rasulullah saw., bertempat di rumah Arqam bin Abi Arqam.
Kurikulum yang diajarkan mulai dari akidah Islam. Mentauhidkan Allah, pengakuan kepada Allah bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad saw. utusan Allah.
Setelah akidahnya kuat, lalu para sahabat itu mengajak kepada yang lainnya, sehingga Islam terus berkembang meskipun penegakannya penuh tantangan saat di Mekah.
Artinya Mekah hanya sebagai tempat penyebarluasan Islam pertama, ketika penduduknya menolak maka Rasulullah hijrah ke Madinah. Dengan sambutan kaum Anshar yang luar biasa. Sejak itu Madinah menjadi negara pertama diterapkannya syariat Islam. Saat itu Islam menjadi keyakinan yang kuat sehingga Rasulullah menjadi pemimpin berwibawa, disegani kawan, dan ditakuti lawan.
Begitu pun jika Indonesia ingin merubah tatanan masyarakat ke arah kebangkitan maka yang perlu dibangun adalah gerakan politik Islam ideologis. Bukan mengurusi dan ikut serta dalam pemilu, karena berkali-kali pemilu tetap saja keterpurukan itu berulangkali terjadi.
Sejatinya kita akhiri saja politik demokrasi ini dengan kembali kepada keseriusan untuk merubah wajah buruk demokrasi dan berganti dengan mengarusderaskan keseriusan kita menyadarkan masyarakat untuk bergerak, berjuang, bersama-sama dalam rangka membangun gerakan politik ideologis.
Dari politik ideologis ini lahir kekuatan akidah Islam kafah yang akan mengurus semua manusia dengan aturan Islam. Karena hanya Islamlah satu-satunya yang akan mampu menciptakan masyarakat baldatun thayyibatun warobbun ghafur.
Allah rida atas aktivitas masyarakat yang berdasarkan syariat Islam. Begitu pun masyarakat tenang atas aktivitas yang tidak bertentangan dengan hukum Allah.
Wallahualam bissawab. [GSM]