Alt Title

Miris, Kemiskinan Papua Berujung Hilang Nyawa

Miris, Kemiskinan Papua Berujung Hilang Nyawa

Sistem kapitalisme adalah biang kerok kemiskinan. Ibaratnya 90 persen kekayaan dikuasai hanya 10 persen orang dan 10 persen kekayaan diperebutkan oleh 90 persen orang. Jadi bagaimana tidak rebutan, hartanya sedikit yang mau banyak?!

Jadi bisa dikatakan wajar bila ada masyarakat miskin, kelaparan dan mati. Dalam sistem ini juga moral dan akhlak pejabat dirusak. Negara sering rugi akibat ulah para pejabat yang korupsi. Papua adalah faktanya yang terdekat

______________________________

Penulis Verawati, S.Pd.

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi



KUNTUMCAHAYA.com - Papua terkenal dengan alamnya begitu eksotik dan memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Salah satu sumber daya alam (SDA) yang terkenal yaitu emas yang hingga saat ini dikuasai oleh PT Freeport. Melansir data laporan keuangan Freeport-McMoran, 37% dari total pendapatan tersebut berasal dari operasi di Indonesia yang nilainya mencapai US$ 8,43 miliar (Rp126,39 triliun). (CNBCIndonesia[dot]com, 07/02/2023)


Namun, dengan kekayaan yang begitu melimpah tersebut tidak membuat masyarakat di sana hidup sejahtera. Kemiskinan masih menjadi masalah utama dari dulu hingga kini. Bahkan dengan kondisi alam yang kemarau saat ini banyak yang kelaparan hingga kehilangan nyawa. Mati di lumbung padi, begitu pepatah yang tepat menggambarkan kondisi masyarakat Papua saat ini. Miris!


Dilansir media kompas[dot]id (27/07/2023), kekeringan yang terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah selama dua bulan terakhir ini telah memakan korban. Enam orang meninggal dunia dan sekitar 7.500 orang mengalami dampak kekeringan. Terutama di Distrik Agandume dan Lambewi.


Bisa dipastikan jika tidak segera ditangani dengan benar dan serius dari penguasa. Akan banyak lagi nyawa yang hilang. Oleh karenanya, butuh solusi yang fundamental bukan abal-abal. Karena yang abal-abal -buatan manusia- terbukti gagal. 


Bahaya Kemiskinan


Masalah kemiskinan tidak boleh disepelekan. Sebab banyak kemudaratan yang akan terjadi baik dari sisi individu, keluarga, masyarakat hingga bangsa. Bahkan dikatakan oleh Syekh Taqiyuddin dalam kitab Nidzam Iqtishadi bahwa kemiskinan akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran suatu bangsa.


Dari sisi individu kemiskinan akan membuat sakit baik fisik hingga hilang nyawa, jiwa, bahkan akidah. Hal ini karena kurang asupan makanan yang bergizi dan jika beberapa hari tidak makan bisa menimbulkan kematian. Secara emosi kemiskinan berdampak pula lemah jiwa. Bahkan dalam hadis nabi dikatakan, kemiskinan bisa mengantarkan pada kekufuran. 


Selain itu, akal sehat juga bisa hilang. Begitu banyak hari ini hanya gara-gara sepeser uang, para lelaki berantem dan berujung kematian. Atau betapa mirisnya kita menyaksikan bayi dan anak-anak dijadikan alat untuk mendapatkan uang di lampu merah. Para gadis dan ibu-ibu menjadi pelacur untuk mendapatkan sejumlah uang. Banyak terjadi perceraian hingga ada satu keluarga mati bunuh diri. Hanya karena, tak sanggup membiayai hidup. 


Tidak terhitung lagi kejahatan demi kejahatan terjadi hanya untuk mendapatkan sejumlah uang. Akhirnya hukum rimba pun terjadi. Yang kuat mereka bertahan yang lemah mereka kalah. Hari ini kita menyaksikan nyawa manusia begitu hina dan rendah. Kemiskinan pun  membuat negara terjerat utang yang menggunung dan menjual seluruh aset dalam negeri. Maka mundur dan hancurlah suatu bangsa. Sri Lanka dan Zimbabwe adalah contohnya.


Biang Kerok Kemiskinan 


Problem kemiskinan saat ini seperti lingkaran setan. Semua hal ini terjadi karena sistem yang dipakai hari ini adalah sistem kapitalisme-sekuler. Sistem kapitalisme memuja kebebasan, termasuk kebebasan kepemilikan. Tak heran jika kekayaan alam dikuasai oleh para pemilik modal (pengusaha) seperti PT Freeport di Papua. Negara hanya menjadi regulator yang memuluskan sejumlah kepentingan pengusaha.


Alhasil kekayaan tersebut hanya dinikmati oleh segelintir orang. Keuntungan yang didapat negara pun jumlahnya sangat kecil, tidak mampu memenuhi kebutuhan negara dan masyarakat. Padahal jika dikelola oleh negara secara langsung dengan penuh amanah dan tanggung jawab, niscaya akan mampu memberikan kesejahteraan. Tidak hanya untuk rakyat Papua, bahkan untuk seluruh rakyat negeri ini.


Jadi sistem kapitalisme adalah biang kerok kemiskinan. Ibaratnya 90 persen kekayaan dikuasai hanya 10 persen orang dan 10 persen kekayaan diperebutkan oleh 90 persen orang. Jadi bagaimana tidak rebutan, hartanya sedikit yang mau banyak?! Jadi bisa dikatakan wajar bila ada masyarakat miskin, kelaparan dan mati. Dalam sistem ini juga moral dan akhlak pejabat dirusak. Negara sering rugi akibat ulah para pejabat yang korupsi. Papua adalah faktanya yang terdekat.


Islam Solusi Kemiskinan


Islam memiliki fiqrah (pemikiran) dan thariqah (cara baku) dalam menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan. Termasuk adalah masalah kemiskinan. Dari sisi individu, terutama bapak-bapak atau lelaki yang sudah dewasa dibebankan untuk mencari nafkah. Dengan ikhtiar terbaik, terutama kaum muslim didorong untuk menjadi kaya, agar bisa memberi zakat. 


Bila mereka tidak mampu, maka tugas para wali untuk memberikan nafkah. Selain itu, masyarakat didorong untuk memberikan sedekah. Sebab pahala yang akan diberikan begitu besar. sebaliknya jika lalai, maka dosa akan didapatkan. 


Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. "Siapa saja yang menjadi penduduk suatu daerah, lalu di antara mereka terdapat seorang yang kelaparan, maka perlindungan Allah Swt. telah terlepas dari mereka" (HR. Ahmad)


Kemudian negara akan hadir bertindak sebagai pengurus urusan rakyat. Termasuk mengurus harta kekayaan umum. Dalam hadis Nabi bersabda "Kaum muslimin berserikat dalam tigak hal: air, padang gembala dan barang tambang." (HR. Abi Dawud)


Emas adalah salah satu jenis barang tambang yang akan dikelola negara. Kemudian hasilnya akan diserahkan kepada masyarakat. Bisa dalam bentuk fasilitas kemudahan seperti perumahan, sekolah, pendidikan, kesehatan atau dalam bentuk uang atau emas secara tunai.


Negara pun bisa memberikan harta cuma-cuma kepada masyarakat yang dikehendaki. Misal tanah, kemudahan peralatan, pupuk, atau modal usaha. Semua diberikan dalam rangka menyejahterakan masyarakat. Negara akan memberikan zakat kepada delapan golongan yang sudah ditentukan.


Demikianlah sistem Islam mampu menjadi solusi atas kemiskinan dan kerusakan hari ini. Umat ini hanya butuh sistem Islam bukan demokrasi atau lainnya. Sebab sistem Islam  dibuat oleh Sang Maha Pencipta yaitu Allah Swt.. Tidakkah kita merindukannya? Wallahualam bissawab. [By]