Qari Cilik Bersuara Merdu
Kisah
Dari kisah Abdullah bin Mas’ud, kita bisa mencontoh banyak hal, pintar memahami kejadian, berani meninggalkan kampung halaman demi belajar, tak takut menyampaikan kebenaran dan masih banyak lagi
Betapa beruntungnya kita apabila menjadikan Rasulullah dan para sahabatnya sebagai suri tauladan yang baik
_________________________
Penulis Fathimah Az Zahra Jais
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, KISAH - Namanya Abdullah bin Mas’ud. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketekunannya, dan bagaimana ia berbakti kepada orang tua membuatnya menjadi sosok yang patut dikagumi bahkan meski masih muda. Usianya masih berkisar 8 tahun, tetapi ia sudah bisa bekerja membantu orang tuanya. Setiap hari, Abdullah Bin Mas’ud menggembalakan kambing di padang rumput. Abdullah bin Mas’ud melaksanakan tugas dengan baik. Kambing-kambing itu tak ada yang hilang. Dia telah berhasil menjaga kambingnya dari terkaman binatang buas.
Siang itu, cuaca sangatlah panas. Abdullah bin Mas’ud istirahat di bawah pohon yang rindang. Tak lama, datang dua pria yang tampak kehausan. Kedua pria itu sangat istimewa. Mereka adalah Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam dan Abu Bakar r.a. Saat itu, Abdullah Bin Mas’ud belum mengenali keduanya. Ia mempersilahkan dua orang istimewa itu untuk ikut duduk di bawah pohon rindang.
Rasulullah pun berkata kepada Abdullah bin Mas’ud, “Bawalah anak kambingmu itu kemari. Aku akan memerah susunya.”
Betapa heran Abdullah bin Mas’ud mendengarnya. Bagaimana bisa anak kambing menghasilkan susu? Dengan ragu-ragu, ia menyerahkan anak kambingnya kepada Rasulullah.
Rasulullah mengusap lembut badan si anak kambing dan berkata, “Bismillahirrahmanirrahim.”
Setelah itu Nabi mulai memerah. Dengan begitu deras, mengalirlah air susu. Abdullah bin Mas’ud dibuat tercengang oleh kejadian itu. Mereka bertiga meminum susu yang segar. Itulah salah satu mukjizat nabi Muhammad yang tidak bisa dilakukan manusia biasa. Kejadian itu membuat Abdullah bin Mas’ud penasaran.
Akhirnya ia pun berkata, “Tuan, ajarilah aku bacaan yang tuan baca tadi.”
Rasulullah tersenyum ramah, “Kamu anak yang pintar. Tentu aku akan mengajarkanmu.”
Sejak saat itu. Abdullah bin Mas’ud mempunyai sahabat yang begitu istimewa yaitu Nabi Muhammad. Rasulullah juga menyukai Abdullah bin Mas’ud. Dia anak yang pintar, bersifat jujur, cerdas, dan juga bertanggung jawab. Abdullah bin Mas’ud pergi meninggalkan kampungnya menuju Mekah, dia menemui Rasulullah untuk memeluk Islam dan mengajukan permohonan agar bisa menjadi pelayan Rasul.
Ia diizinkan oleh Rasulullah untuk tinggal di rumah Beliau saw. Hingga penggembala itu diamanahkan menjadi orang kepercayaan Rasul, pemegang rahasia Rasul atau shahibbus sirri Rasulullah. Abdullah bin Mas’ud memiliki kelebihan tersendiri. Yaitu suara yang sangat merdu. Dia juga sangat menguasai ilmu membaca Al-Qur’an. Dengan sangat tekun, ia mempelajari kitab suci itu sehingga dia bisa membacanya dengan benar tanpa tajwid yang salah.
Dalam suatu perjalanan Rasulullah, Abu Bakar dan Umar bin Khattab melihat seseorang yang sedang salat di dalam masjid. Orang itu salat dengan bacaan yang dikeraskan.
Rasulullah berhenti untuk menyimaknya dan berkata “Siapa yang ingin bacaannya baik, maka bacalah seperti Abdullah bin Mas’ud.”
Anak muda itu hafal Al-Qur’an berkat ketekunannya sejak kecil. Abdullah bin Mas’ud juga dikenal sebagai qari atau orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an walau demikian Abdullah bin Mas’ud belum puas. Dia terus berusaha meningkatkan kemampuannya. Abdullah bin Mas’ud juga mendalami tafsir dari ayat Al-Qur’an.
Abdullah berkata, ”Seandainya ada orang yang lebih tahu daripada saya, niscaya saya akan belajar kepadanya.” Itulah salah satu bukti bahwa ia sangat gigih mencari ilmu.
Abdullah bin Mas’ud adalah seorang pemberani. Kala itu, Mekah masih dikuasai kaum kafir Quraisy. Dia mendatangi Ka’bah dan membaca surah Ar Rahman ayat 1 sampai 4.
Salah satu kaum Quraisy bertanya “Apakah yang dibaca Abdullah bin Mas’ud itu?”
Yang lain menjawab, “Dia membaca apa yang diajarkan Muhammad!” kemudian mereka memukulinya ramai-ramai.
Setelah dewasa Abdullah bin Mas’ud menjadi orang penting, ulama yang disegani masyarakat. Dia juga diangkat menjadi pejabat negara.
Menjelang wafatnya, Khalifah Utsman bin Affan mendatanginya lalu berkata, ”Kamu tak pernah mengambil gaji selama jadi pejabat, maukah aku ambilkan sekarang?”
Abdullah bin Mas’ud menggeleng. Dia menyedekahkan uang itu kepada rakyat, kepada umat Islam.
Begitulah kisah Abdullah bin Mas’ud. Sang pemberani, begitu sabar dengan segala cobaan, tekun belajar, dan dermawan. Rasulullah memerintahkan kita umat Islam untuk belajar Al-Qur’an dalam sebuah hadis, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya”. (HR. Bukhori)
Dan Allah juga memerintahkannya dalam Al Qur’an surat Al Qamar ayat 17, 22, 32 & 40. ”Dan sungguh telah kami mudahkan Al Quran sebagai peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
Dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11 pun Allah mengatakan, “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan mengangkat orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Allah memerintahkan kita untuk bersabar. Dalil itu ada dalam Al-Qur’an surat Qaf ayat 39. “Bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan”. Dalam hadis juga mengatakan, “Sesungguhnya sabar itu adalah pada awal kedatangan musibah.”
Dari kisah Abdullah bin Mas’ud, kita bisa mencontoh banyak hal, pintar memahami kejadian, berani meninggalkan kampung halaman demi belajar, tak takut menyampaikan kebenaran dan masih banyak lagi. Betapa beruntungnya kita apabila menjadikan Rasulullah dan para sahabatnya sebagai suri tauladan yang baik. Selama kita masih memiliki kesempatan, berbuat baiklah. Tingkatkan keimanan kepada Allah Swt. dan belajar dengan tekun sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas’ud, karena Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum tersebut sendiri yang mengubahnya. Semoga Allah meridai segala sesuatu yang kita perbuat di dunia sehingga kita dapat bertemu dengan Rasulullah di surga kelak. Aamiin.
Wallahualam bissawab. [GSM]