Badai Al-Aqsha Mengguncang Dunia
OpiniSeratus tahun umat Islam diam, seratus tahun umat Islam dizalimi, seratus tahun umat Islam dibungkam, genderang perang telah musuh tabuhkan
Saatnya kini umat Islam bangkit, jihad fisabilillah menuju perubahan yang hakiki, yaitu peradaban Islam yang bisa melindungi umat Islam di muka bumi di bawah naungan Daulah Islamiyah
________________________________
Penulis Titien Khadijah
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Ketika orang Palestina ditanya, "Mengapa mereka tidak pergi ke negara-negara tetangga yang aman dan tenteram?" Mereka menjawab, "Jika kami pindah dari tanah ini (Palestina), maka siapa yang akan menjaga Masjid Al-Aqsha, masjid suci umat muslim, siapa yang akan menjaga tanah wakaf umat muslim?"
Terus mereka berkata kembali, "Biarkan kami tetap di sini mewakili kalian seluruh umat muslim dunia." Sungguh mulia hati mereka untuk membela agama Allah dengan bertaruh nyawa, lebih baik mati syahid di medan perang, daripada pulang karena sakit.
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu mengatakan kepada bangsa Israel, bahwa negaranya sedang kondisi "berperang" melawan militan Hamas yang menguasai jalur Gaza.
Komentar Benyamin Netanyahu, dalam pidatonya yang disiarkan televisi merupakan pernyataan pertamanya sejak pasukan Hamas di jalur Gaza melancarkan serangan secara besar-besaran dari beberapa penjuru terhadap Israel, pada Sabtu (07/10/2023) dini hari. Perdana Menteri Benyamin Netanyahu memerintahkan pemanggilan pasukan cadangan dan berjanji Hamas akan "membayar harga yang belum mereka ketahui sebelumnya. Kita sedang berperang," kata Benyamin Netanyahu. Bukan sebuah operasi, bukan pula sebuah putaran, tapi berperang.
Palestina-Israel kembali membara, setelah Israel mengatakan perang kepada Palestina atas serangan dadakan pasukan Hamas yang telah membombardir kota Israel pada Sabtu (07/10/23). Israel menyatakan perang melawan pasukan Hamas pada hari Minggu (08/10/23). Serangan tidak hanya menewaskan ribuan orang, tetapi membawa dampak yang sangat besar pada perekonomian global.
Jumlah korban tewas dalam konflik tersebut melonjak di atas 1.100 orang setelah kelompok militan Hamas Palestina melancarkan serangan kejutan besar-besaran di Gaza. Pejuang dari kelompok IsIam Hamas telah menewaskan 700 warga Israel dan menculik puluhan lainnya ketika mereka menyerang Israel pada hari Sabtu (07/10/23) dini hari. Serangan tersebut menjadi yang paling mematikan ke wilayah Israel, sejak serangan Mesir dan Suriah dalam perang Yum Kappur 50 tahun yang lalu.
Sebagai serangan balasan Israel menyerang balasan melalui udara, Israel menghantam blok perumahan, terowongan, masjid dan rumah pejabat Hamas, pada hari Minggu menewaskan 400 orang dan 20 anak-anak, sesuai dengan sumpah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu untuk "balas dendam yang besar" terhadap Hamas.
Amerika dan sekutunya yang ada di balik perang Palestina dan Israel. Alih-alih mengatasi permasalahan konflik yang terjadi, justru mereka yang kuat aparaturnya termasuk medianya bersifat munafik, fanatik dan patologis, mereka selalu melanjutkan narasi yang menyesatkan masyarakat dunia, dengan mengatakan, "Ini adalah serangan teroris terhadap negara Israel." Hal ini jelas ditujukan kepada kelompok Hamas.
Negara-negara Arab bungkam dengan konflik Palestina dan Israel sekarang ini, dikarenakan sudah berhubungan mesra dengan Israel di mana telah menandatangani normalisasi dengan Israel di bulan Agustus yang lalu. Beberapa negara Arab dimulai dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, Sudan telah menandatangani hubungan normalisasi dengan Israel.
Selama beberapa dekade Israel telah melakukan kejahatan perang, pembantaian, genosida, dan kekejaman yang mengerikan terhadap rakyat Palestina. Tindakan ini bukanlah tindakan yang dilakukan satu kali saja, tetapi dilakukan secara sistematis tanpa jeda selama tujuh dekade.
Selain tanah Palestina yang diperoleh secara ilegal melalui perjanjian sepihak dan perjanjian dengan mantan penjajah Palestina, pemukiman, tanah pertanian milik rakyat Palestina diambil secara paksa.
Masalah Al-Quds bukanlah masalah bangsa Palestina dan masalah bangsa Arab saja, tetapi menjadi permasalahan besar umat Islam di mana pun mereka berada, di belahan bumi utara, timur, selatan, dan barat.
Al-Quds adalah kiblat pertama umat Islam di seluruh dunia. Al-Quds adalah tempat lahirnya nabi-nabi pilihan, kota suci ketiga yang diberkati dan dimuliakan Allah Swt., serta dijadikan arena jihad fisabilillah.
Kini, Al-Quds telah dicaplok Yahudi laknatullah, Al-Quds telah diyahudikan secara terang-terangan. Rakyat Palestina dibantai, disiksa, bahkan diusir dari negerinya sendiri, bahkan masjid Al-Aqsha diancam Israel akan dirobohkan.
Seratus tahun umat Islam diam, seratus tahun umat Islam dizalimi, seratus tahun umat Islam dibungkam, genderang perang telah musuh tabuhkan. Saatnya kini umat Islam bangkit, jihad fisabilillah menuju perubahan yang hakiki, yaitu peradaban Islam yang bisa melindungi umat Islam di muka bumi di bawah naungan Daulah Islamiyah. Wallahualam bissawab. [SJ]