Dialog Sama Nabi (24): Karena Engkau Akhirnya pun Jadi Begini
Puisi
Ya Nabi, cukuplah hamba meniti jalanmu sebagaimana manusia pada umumnya
Jalan yang telah dipandu syariat berkah
Jalan satu untuk menuju kepada pusaran semua harapan
Dan jalan-jalan yang menghadirkan pada keistimewaan sebagai khairu ummah
Penulis Hanif Kristianto
Sastrawan Politik dan Analis Politik-Media
KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Sejujurnya ya Nabi, kalau bukan karena engkau
Hamba ini hidup dalam kegelapan dan kesesatan
Tiada tahu Tuhan mana yang haq disembah
Tiada tahu syariat mana yang membawa maslahah
Ya Nabi, terus terang saja karena engkau
Hamba yang bodoh dan jahil ini lahir ke dunia
Jika tanpa ilmu yang bersanad kepadamu
Niscaya hamba jahil berlipat-lipat meski bergelar pat-gulipat
Ya Nabi, sesidik-sidiknya hamba yang miskin akan pengetahuan
Tanpa tahu standar mana yang salah dan benar
Apalagi standar manusia itu saling menyelisihi dan berubah sesuai kemauan
Bolehlah kiranya diberikan petunjuk sebuah jalan yang lurus dan bersinar
Ya Nabi, lempeng hati akan sebuah arti dari janji suci
Ucapan persaksian mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad jadi utusan
Dengan petunjuk darimu yang dibimbing wahyu
Akhirnya manusia tahu dan paham akan arti keyakinan
Ya Nabi, tak habis pikir engkau ingin bersama fakir miskin di kehidupan akhir
Adapun hamba ini bercita-cita menjadi sultan dalam kehidupan
Seolah penentu sukses dan bahagia dengan gelimang harta
Padahal sukses itu ketika hidup beres dan mendapatkan rida-Nya
Ya Nabi, habis sudah daya nalar hamba
Cintamu pada umat ini melebihi cinta ibu pada anaknya
Ummati, ummati, dan ummati
Seolah engkau tak rela umat ini hidup sengsara jika jauh dari syariat
Ya Nabi, bolehkah dialog ini terus berseri?
Agar jiwa dan hati tiada sepi sebab kosong dari nurani
Agar akal dan pikiran kian matang siap menerima suratan takdir sebagai insan pilihan
Agar jasmani dan ruhani terisi dan terobati dengan ayat-ayat Allah yang penuh cinta
Ya Nabi, hamba tidak menempuh jalan syariat sebagaimana lelaku pencari cintamu
Hamba tidak menempuh jalan hakikat sebagaimana langkah menuju ke yang lebih atas
Hamba tidak menempuh jalur makrifat sebagaimana lompatan tanpa sandaran
Hamba tidak menempuh rute thariqat sebagaimana janji untuk lurus terikat
Ya Nabi, cukuplah hamba meniti jalanmu sebagaimana manusia pada umumnya
Jalan yang telah dipandu syariat berkah
Jalan satu untuk menuju kepada pusaran semua harapan
Dan jalan-jalan yang menghadirkan pada keistimewaan sebagai khairu ummah
Umat yang terbaik menyeru kepada yang makruf
Umat yang terbaik mencegah dari yang mungkar
Umat yang terbaik beriman pada semua yang difirmankan
Dan umat yang terbaik meneladani nabi dari ibadah, kehidupan, dan urusan kenegaraan [By]
#puisi #puisihanifk #sastra #saatraindonesia #nabi #dialogsamanabi