Islam Solusi Tuntas Atasi Konflik Palestina-Israel yang Semakin Memanas
Opini
Umat perlu menyadari bahwa sesungguhnya kaum muslim adalah satu tubuh yang seharusnya tidak pernah rela jika bagian tubuh lainnya tersakiti
Persatuan dan perasaan ini dulu pernah ada di tengah-tengah umat dan terbukti mampu menjaga mereka. Saat itu adalah saat dimana Islam diterapkan pada seluruh lini kehidupan dalam satu kepemimpinan
_________________________
Penulis Ai Nurjanah
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Perang antara Hamas dengan Israel hingga kini masih terus memanas. Kejadian ini bermula pada Sabtu (7/10) setelah pasukan Hamas menembakan ribuan roket ke Israel dan mengirim puluhan anggotanya untuk melintasi perbatasan negara. Serangan ini adalah serangan mematikan dalam dekade terakhir. Sistem pertahanan anti rudal canggih milik Israel "Iron Dome" berhasil dijebol pasukan Hamas usai dihujani rentetan roket pada Sabtu (7/10) lalu. Dari ribuan rudal yang diluncurkan, beberapa di antaranya berhasil lolos dan menyebabkan kerusakan parah di Sderot, Ashkelon dan Tel Aviv.
Perdana Menteri Israel Netanyahu menyatakan perang terhadap Hamas pada hari Minggu (8/10) ketika jumlah korban tewas dalam konflik tersebut melonjak mendekati 1000 orang. Netanyahu juga mengatakan bahwa yang dilakukan Hamas adalah kesalahan besar yang akan mereka bayar setelah ini.
Menyikapi situasi ini, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya seperi Perancis, Kanada, dan Italia dengan terbuka memutuskan mendukung Israel. Mereka mengklaim bahwa Hamas adalah teroris dan harus dibumihanguskan seluruh pasukannya.
Sementara itu Hamas sendiri didukung oleh Iran dan beberapa negara lainnya seperti Lebanon, Pakistan, dan Turki.
Penyerangan pejuang Palestina kepada Israel ini adalah bentuk perlawanan bangsa Palestina setelah puluhan tahun dijajah oleh Israel. Namun yang banyak dimunculkan akhir-akhir ini justru seolah Hamas-lah yang teroris.
Dikutip dari pernyataannya ustadz Ismail Yusanto, beliau menjelaskan bahwa "Pelabelan ini merupakan framing sekaligus black campaign". Harusnya yang disebut teroris itu adalah Israel, yang sudah jelas menjajah daerah Palestina. Palestina hanya dilindungi oleh pasukan Hamas ingin mengembalikan apa yang sudah Israel rampas selama ini.
Apa yang kita saksikan hari ini bukan hanya sekedar perang secara fisik, tetapi juga perang pemikiran antara pendukung Israel dan Pendukung Palestina.
Pendukung Israel berupaya untuk memberikan citra buruk pejuang Hamas, salah satunya adalah dengan menyebarluaskan berita bahwa Hamas melakukan pemenggalan kepala bayi dan membunuh perempuan Israel. Padahal itu bukan berita sebenarnya.
Keberanian pejuang Palestina adalah salah satu bentuk kekuatan agama dan politik yang melekat kuat. Karena pergerakan militer ini tidak akan ada jika tidak ada kesadaran pada pentingnya mengurusi urusan umat.
Untuk mencegah arus kesadaran umat Islam, musuh-musuh Islam dalam salah satunya adalah Israel, berupaya menciptakan belenggu bukan hanya secara fisik tetapi pada pemikiran.
Mereka menyadari bahwa kekalahan adalah hasil yang akan diperoleh jika umat Islam bersatu. Oleh karena itu mereka melakukan berbagai propaganda agar umat Islam terus berselisih secara fisik dan kepentingan. Di sisi lain terus berupaya menanamkan pemikiran liberal, kapitalis, dan sekuler kepada seluruh kaum muslimin.
Upaya ini cukup ampuh di mana pada akhirnya banyak kaum muslimin yang fobia terhadap Islam. Bahkan ketika diajak mengikuti syariat mereka menolak. Berupaya menyebarkan paham bahwa muslim yang ingin menerapkan Islam dalam kehidupan mereka berpotensi melakukan aksi terorisme. Yang pada akhirnya tidak sedikit masyarakat yang memberikan respon negatif pada kaum muslimin yang berpenampilan syari dan aktif dalam dakwah.
Padahal sejarah telah menunjukkan bahwa pembebasan Al Quds adalah hasil dari dakwah dan jihad yang memerlukan sebuah kesatuan yang akan menghimpun kekuatan. Maka apa yang benar-benar dibutuhkan oleh Palestina saat ini adalah kekuatan itu.
Menggerakkan tentara kaum muslim yang akan membela darah dan kemuliaan umat Islam perlu persatuan yang tidak akan mungkin terwujud jika belum ada kesadaran pemikiran. Kesadaran sebagai umat yang satu, bukan umat yang terhalang oleh batas-batas teritorial.
Umat perlu menyadari bahwa sesungguhnya kaum muslim adalah satu tubuh yang seharusnya tidak pernah rela jika bagian tubuh lainnya tersakiti. Persatuan dan perasaan ini dulu pernah ada di tengah-tengah umat dan terbukti mampu menjaga mereka. Saat itu adalah saat di mana Islam diterapkan pada seluruh lini kehidupan dalam satu kepemimpinan.
Wallahualam bissawab. [GSM]