Konflik Palestina-Israel: Islam Solusi Hakiki Bukan Sekadar Basa-basi
OpiniOleh karenanya, solusi untuk penyelesaian konflik Palestina-Israel adalah dengan melakukan jihad dengan cara mengusir bangsa Israel
Jihad adalah cara satu-satunya untuk mengusir siapa pun yang telah merampas tanah milik kaum muslim, termasuk Israel yang merampas Palestina
_________________________________
Penulis Irmawati
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com OPINI - Gaza kembali membara. Palestina kembali menoreh luka. Untuk ke sekian kalinya, zionis Israel menyerang umat Islam di Palestina. Dalam tragedi ini, zionis Israel menggempur wilayah Gaza habis-habisan. Pasalnya militan Hamas dalam operasi badai Al-Aqsa berhasil menerobos kawasan yang dikuasai Israel bahkan mampu meluncurkan ribuan rudalnya sebagai bentuk perlawanan atas penyerangan zionis selama ini pada hari Sabtu (07/10/2023).
Namun sayangnya, kejadian demi kejadian yang terjadi, negeri muslim lainnya hanya bisa terdiam tanpa melakukan pertolongan. Bahkan mereka hanya memberi kecaman atas perbuatan Israel atas Palestina tanpa melakukan peringatan atau pertolongan untuk menolong saudara semuslimnya.
Dikutip dari voaindonesia[dot]com (14/10/2023) bahwa korban akibat perang Gaza hingga saat ini telah menewaskan 1.500 warga Palestina dan melukai 5.339 lainnya. Sementara dipihak Israel sedikitnya 1.300 orang tewas akibat serbuan pasukan Hamas dan jihad yang telah memicu perang.
Kondisi kedua belah pihak semakin serius dan zionis Israel kian menggepur wilayah Palestina dengan habis-habisan. Penggiat Kemanusiaan Asal Indonesia, Abdullah Onim dalam keterangannya menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk menghadapi Israel adalah dengan perlawanan bersenjata.
Tidak hanya itu, dalam sebuah diskusi virtual pada Jumat (13/10) juga dijelaskan bahwa Israel selalu melanggar hukum internasional dan berbagai perjanjian yang telah ditandatangani. Israel bahkan terus memperluas wilayahnya dan sekarang sudah menguasai lebih dari 80 persen wilayah itu. Akan tetapi, dunia buta akan hal tersebut.
Pemberitaan terkait pertempuran Palestina melalui perjuangan Hamas melawan zionis Israel telah berlangsung puluhan tahun. Teror dan agresi Israel terhadap rakyat Palestina seakan tidak ada habisnya. Anehnya adalah tidak ada satu organisasi dunia yang memberi sanksi berat terhadap kekejaman yang dilakukan militer Israel.
Sementara itu, negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris hingga Jerman justru menyatakan dukungannya untuk Israel dan menyatakan bahwa Hamas sebagai teroris. Tidak hanya itu, mereka mengecam Hamas yang menyebarkan teror dan siap untuk menerjunkan ribuan bantuan militer untuk mendukung perlawanan Israel.
Apa yang dilakukan Hamas bukan tidak beralasan. Aksi yang dilakukan Hamas adalah bentuk perlawanan atas kekejian dan penyerangan yang dilakukan oleh zionis Israel atas tindakan penjajahan yang dilakukan, ingin merampas tanah Palestina.
Sementara rakyat Palestina diusir dari tanah mereka sendiri. Kendati demikian, apa yang dilakukan Hamas bukanlah tindakan teroris. Adapun yang mengatakan bahwa Hamas adalah teroris termaksud pada kelompok yang pro penjajahan.
Pendudukan penjajahan kaum Yahudi atas Palestina tidak hanya menyebabkan banyak kematian ratusan warganya tetapi juga menciptakan penderitaan. Karena itu, semestinya selama kaum Yahudi masih menjajah, inilah yang akan menyebabkan Palestina mengalami penderitaan yang berkepanjangan.
Sebagaimana tercatat dalam sejarah, sejak awal pendiriannya, keberadaan negara Israel tidak terlepas dari negeri-negeri imperialis barat, terutama inggris, Amerika Serikat dan PBB. Peran Inggris dalam pembentukan Negara Israel tampak nyata dalam Deklarasi Balfour, berupa surat dari kementerian luar negeri Inggris.
Surat ini menjadi dasar pengakuan Inggris terhadap keberadaan negara zionis di Palestina dan surat ini juga yang diadopsi PBB untuk memberikan mandat resmi kepada Inggris untuk menguasai Palestina. Karena itu, dengan kondisi yang terjadi saat ini apabila mengharapkan pihak lain termasuk PBB ataupun negara-negara barat lainnya untuk menolong Palestina hanya sebatas mimpi.
Sementara itu, solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan konflik Palestina dan Israel adalah dengan solusi dua negara (two state solution) dalam hal ini tanah Palestina dibagi menjadi dua yakni satu untuk Palestina dan satu penjajah zionis Israel untuk hidup bersama secara damai.
Sejatinya hal ini dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap kaum muslim dan kepada ribuan syuhada Palestina yang telah mempersembahkan darah dan nyawanya demi mengusir Israel, serta hanya mencederai perasaan ahli waris para syuhada dan generasi penerus mereka.
Karena justru demi tanah Palestina, ayah dan ibu mereka rela meregang nyawa. Sehingga jika untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina dengan solusi tersebut sangat sulit. Sebab, solusi ini tidak pernah menyentuh persoalan substansial dari krisis berkepanjangan ini.
Bagaimana mungkin sebuah bangsa yang dijajah, dirampas tanahnya, ditindas bahkan dibantai harus dipaksa berbagi harta dengan pihak penjajajah yang telah merampas tanahnya, menindas bahkan membantai mereka?
Karena itu, bagi Palestina kemerdekaan apa pun namanya, jika itu berarti harus kehilangan sebagian apalagi sebagian besar tanah tanah Palestina karena dibagi dengan zionis Israel bersama pendukungnya yakni Amerika Serikat, sejatinya adalah kemerdekaan semu.
Selain itu, kaum muslim juga harus menyadari bahwa persoalan Palestina bukan semata-mata masalah kemanusiaan, tetapi masalah akidah. Apabila kita hanya melihat persoalan tersebut sebagai kemanusiaan saja sangat berbahaya. Karena sesungguhnya kita sudah menjadi korban manipulasi opini yang dikembangkan barat penjajah.
Tanah Palestina adalah tanah kharajiyah yang menjadi milik kaum muslim secara keseluruhan, bukan milik bangsa Arab, bukan pula milik bangsa Palestina, ataupun milik Hamas. Di sana juga terdapat masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat pertama sekaligus tempat Rasulullah saw. ketika Isra Mikraj.
Tidak boleh ada yang merampasnya dari kaum muslim karena sampai hari kiamat statusnya akan tetap sama yakni milik kaum muslim di seluruh dunia. Seluruh kaum muslim memiliki kewajiban untuk mengembalikan tanah tersebut jika ada yang merampasnya.
Oleh karenanya, solusi untuk penyelesaian konflik Palestina-Israel adalah dengan melakukan jihad dengan cara mengusir bangsa Israel. Jihad adalah cara satu-satunya untuk mengusir siapa pun yang telah merampas tanah milik kaum muslim, termasuk Israel yang merampas Palestina.
Akan tetapi, harus ada lembaga negara berupa kekuatan militer dari negara-negara muslim dan ditegakkannya institusi negara yang akan menjaga negeri-negeri kaum muslim dari penjajahan yakni Khilafah. Hanya dengan Khilafah, Palestina bisa dibebaskan dan dimerdekakan secara nyata. Sebagaimana pernyataan bernas Syaikh Ahmad Yasin, dalam salah satu khutbahnya: “Umat ini tidak akan pernah memiliki kemuliaan dan meraih kemenangan kecuali dengan Islam. Tanpa Islam tidak akan pernah ada kemenangan. Kita selamanya akan selalu berada dalam kemunduran sampai ada sekelompok orang dari umat ini yang siap menerima panji kepemimpinan yang berpegang teguh dengan Islam, baik sebagai aturan, perilaku, pergerakan, pengetahuan, maupun jihad. Inilah satu-satunya jalan. Pilihlah oleh Anda: Allah atau binasa!" Wallahualam bissawab. [SJ]