Media sebagai Uslub Mencerdaskan Umat
OpiniIslam akan mengarahkan, bagaimana media ada untuk menyambung komunikasi yang baik antara penguasa dan rakyatnya
Termasuk dalam setiap aspek dimulai dari pensuasanaan ketakwaan, media akan memberikan ilmu, edukasi dan segala pengetahuan yang dapat menunjukkan kesadaran kepada rakyat terhadap pentingnya meningkatkan hubungan dengan Pencipta
________________________________
Penulis Siti Nurtinda Tasrif
Kontributor Tetap Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Kampus
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Seiring berkembangnya zaman, semua juga ikut berkembang. Begitu juga media, bahkan tak luput dari jejak-jejak perkembangan zaman sendiri. Media setiap tahunnya semakin canggih, mulai dari media komunikasi, media jual beli, media promosi dan antarjemput baik itu orang ataupun barang. Kebanyakan kehidupan manusia dipenuhi oleh kebutuhan akan media.
Sehingga sebagian besar kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari yang namanya media. Kalau dibandingkan dalam taraf kebutuhan, media menjadi kebutuhan sekunder. Terutama menjelang pemilu saat ini, sangat jelas terpampang wajah-wajah para kandidat yang akan dipilih. Baik itu sebagai presiden, caleg, dan jajaran lainnya.
Bahkan media juga dianggap sebagai alat untuk menjaga kestabilan negara. Sebagaimana yang penulis kutip dari media jatim[dot]nu[dot]or[dot]id (12/09/2023), bahwasanya Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), K.H. Ma’ruf Amin menyampaikan, media informasi memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menurutnya, media berperan penting dalam mencegah perpecahan bangsa.
“Integritas daripada media itu saya kira menjadi sesuatu yang harus kita jaga, karena perannya sangat besar,” ujar Kiai Ma’ruf.
Tetapi apakah benar selama ini media digunakan untuk menjaga kestabilan politik? Atau pernyataan ini hanya dikhususkan untuk pemilu saja? Karena selama ini, media tidak bisa digunakan oleh seluruh rakyat tetapi diprivatisasi oleh beberapa oknum yang mengambil keuntungan bagi dirinya saja. Di samping itu, melalui media juga, individu yang proaktif ingin menyadarkan umat malah di-blacklist. Seakan mengisyaratkan bahwa media hanya untuk menjaga kepentingan pribadi bukan umat.
Sungguh ironis penggunaan media saat ini, bagaimana tidak? Setiap ada kepentingan pasti wajahnya terpampang di mana-mana. Namun ketika masalah umat yang terjadi hanya dimuat di laman berita biasa tanpa berusaha untuk diangkat ke publik. Bahkan terkesan menyembunyikan fakta nyata yang terjadi.
Di samping itu, media tidak hanya bisa menjaga stabilitas pemilu, tetapi penggunaan media jauh dari pada itu. Dimana media pada dasarnya sangat bermanfaat untuk mencerdaskan umat. Membuat segala fakta, ilmu dan informasi yang berkaitan dengan studi ilmu. Terutama membangkitkan pemikiran umat yang tadinya dangkal menjadi cemerlang.
Tentunya harus ada kunci utama untuk menjadikan media tersebut memberikan kebermanfaatan yang luar biasa di tengah-tengah umat. Yaitu sistem yang mengaturnya secara khusus. Dimana dari segala aspek akan berjalan sesuai dengan sistem yang mengaturnya. Sebagaimana dunia saat ini, kebanyakan menggunakan sistem kapitalisme yang bertujuan untuk mendapatkan kemanfaatan.
Kemudian di balik sistem ini terdapat sebuah asas yang berbahaya yaitu sekularisme. Dimana sekularisme adalah asas yang memisahkan agama dari urusan kehidupan dan meniscayakan pemisahan agama dari negara. Termasuk pemisahan agama dari berbagai aspek kehidupan yang berkaitan erat dengan pengurusan umat. Salah satunya pemisahan agama dari media.
Dari pemisahan itu menciptakan segala kebebasan dalam media, termasuk pesatnya penyebaran informasi, segala pornografi, bahkan tanpa disaring. Tersebarnya penipuan, baik itu berbentuk pekerjaan ternyata bandar judi atau pinjol palsu. Kemudian dimanfaatkan hanya untuk kepentingan saja.
Tak jarang yang menggunakan media sosial untuk sekadar menunjukkan eksistensi atau jadi alat gibah. Saking media saat ini sudah kehilangan fungsi dasarnya. Dimana seharusnya media itu digunakan untuk memberikan kesadaran kepada umat. Terkait berbagai persoalan yang terjadi, dan menumbuhkan rasa empati untuk sama-sama mempertimbangkan solusi dari persoalan yang terjadi.
Sehingga hendaklah kapitalisme diganti dengan Islam kafah. Sistem yang bertujuan untuk mengurusi urusan umat secara keseluruhan. Mulai dari kebangkitan berpikir tentang penciptaan segala sesuatu, salah satunya penciptaan manusia. Maka perlu diketahui, bahwa Islam itu agama yang sangat luas pembahasan dan cakupannya termasuk aturan yang terpancar darinya.
Islam akan mengarahkan, bagaimana media ada untuk menyambung komunikasi yang baik antara penguasa dan rakyatnya. Termasuk dalam setiap aspek dimulai dari pensuasanaan ketakwaan, media akan memberikan ilmu, edukasi dan segala pengetahuan yang dapat menunjukkan kesadaran kepada rakyat terhadap pentingnya meningkatkan hubungan dengan Pencipta.
Di samping itu, media digunakan untuk menyebarkan dakwah Islam ke seluruh umat bahkan dunia. Sehingga umat tahu segala informasi mengenai segala hal tanpa ditutup-tutupi, baik itu mengenai negara atau urusan luar negeri.
Dimana penting untuk umat terlibat dalam urusan negara, terutama dalam mengkritik kebijakan negara. Maka media bisa menjadi uslub untuk menyambung lisan rakyat terhadap penguasa berkenaan dengan berbagai hal.
Maka dari sana akan terjalin rasa percaya dan adil oleh umat kepada penguasa. Karena altivitas yang dilakukan penguasa tidak hanya sekadar pencitraan tetapi menunjukkan aksi nyatanya. Di samping itu media dapat berguna untuk mengajak umat menjadi para mujtahid bukan sekadar muqallid. Mereka akan mempertimbangkan setiap masalah baru dan berusaha mempertimbangkan solusi yang sesuai dari masalah tersebut.
Tentunya menggunakan pengkajian mendalam, paham di bidang tersebut. Paling penting mereka menguasai setiap sumber hukum baik itu Al-Qur'an, Assunah, ijmak Sahabat dan qiyas. Keempatnya adalah dalil syarak yang terpercaya dan selalu sesuai dengan fakta yang terjadi.
Tentu saja semua harus didukung oleh pemerintah, termasuk dalam menyelesaikan persoalan umat. Penguasa tentu tidak boleh lamban dalam menyelesaikan masalah. Bahkan harus terdepan dalam memberikan solusi, termasuk menciptakan media yang membangun dan menjadikan umat pribadi yang bervisi misi tinggi bahkan hingga ke surga. Wallahualam bissawab. [SJ]