Musim Kering yang Panjang, Cukupkah Hanya dengan Memasok Air bagi Masyarakat?
OpiniKekeringan yang terjadi saat ini tidak sepenuhnya proses alam, karena jika pengelolaan alam dilakukan dengan benar, maka kekeringan akan bisa diminimalisasi. Artinya alam yang diciptakan oleh Yang Maha Pencipta telah menyediakan sumber air bagi penghuninya jika manusia mengelola dengan benar dengan prinsip kelestarian
Tidaklah cukup solusi yang diberikan oleh pemerintah hanya dengan memasok air saja, sedangkan pendistribusiannya tidaklah merata ke seluruh wilayah yang mengalami kekeringan
___________________________________
Penulis Ruri Retianty
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Musim kemarau sedang melanda di beberapa wilayah negeri kita ini, dengan cuaca panas yang begitu menyengat dirasakan oleh masyarakat. Pergantian musim saat ini terasa lebih ekstrem dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Untuk itu masyarakat bersiap siaga dalam menghadapi kekeringan yang panjang.
Kemarau yang panjang ini mengakibatkan pasokan air menurun di beberapa wilayah, bahkan sampai kekurangan karena persediaan sudah minim atau habis. Masyarakat pada akhirnya sulit untuk mendapatkan air bersih.
Sama halnya yang dialami penduduk Kabupaten Bandung. Menurut Dadang Supriatna selaku Bupati Bandung, saat ini stok air mengalami penurunan debit hingga mencapai 50%. Untuk mengantisipasinya maka pihaknya harus mengatur PDAM dengan sistem buka tutup bagi masyarakat.
Dadang menambahkan juga bahwa pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya pemberian air bagi masyarakat, dan kini sudah 600 ribu liter air serta bantuan toren yang terkirim ke wilayah Kabupatan Bandung. Adapun nanti ketika masuk musim hujan dan musim tanam maka serentak akan melakukan program menanam pohon guna meminimalisasi kekeringan akibat kemarau panjang. (Bandung Raya, 13/10/2023)
Musim kemarau panjang terjadi salah satunya akibat pemanasan global yang mengubah iklim menjadi ekstrem. Hal itu menyebabkan dari tahun ke tahun masyarakat terancam kekeringan dan kelangkaan air bersih. Apabila iklim terus mengalami perubahan seperti demikian maka ancaman kekurangan air akan semakin parah.
Penyebab lain dari kekeringan yang terjadi saat ini adalah banyaknya penebangan pohon di hutan-hutan secara liar yang memicu terjadinya krisis air baku. Ada pengalih fungsian lahan hutan menjadi proyek pembangunan infrastruktur dan investasi secara besar-besaran, seperti banyaknya bisnis pertambangan.
Faktor-faktor tersebut menyebabkan berkurangnya daerah resapan. Dengan banyaknya bangunan tempat tinggal yang mengalihfungsikan lahan terbuka hijau, hal ini jelas mempengaruhi kondisi cadangan air di tanah. Jika serapan air minim, cadangan air dalam tanah akan sedikit yang mana akan memicu kekeringan.
Ditambah juga kebijakan pengelolaan SDA yang diserahkan kepada pihak swasta, sehingga mereka leluasa mengeksploitasi sumber daya air. Belum lagi banyaknya perusahaan swasta yang menguasai bisnis air minum dalam kemasan. Serta adanya kerusakan-kerusakan lain seperti rusaknya fungsi wilayah hulu sungai akibat pencemaran air. Itu semua mengakibatkan kapasitas dan daya tampung air akan berkurang.
Kekeringan yang terjadi saat ini tidak sepenuhnya proses alam, karena jika pengelolaan alam dilakukan dengan benar, maka kekeringan akan bisa diminimalisasi. Artinya alam yang diciptakan oleh Yang Maha Pencipta telah menyediakan sumber air bagi penghuninya jika manusia mengelola dengan benar dengan prinsip kelestarian. Maka tentu tidaklah cukup solusi yang diberikan oleh pemerintah hanya dengan memasok air saja, sedangkan pendistribusiannya tidaklah merata ke seluruh wilayah yang mengalami kekeringan.
Akibat keserakahan kapitalislah yang menyebabkan hilangnya keseimbangan alam. Eksploitasi alam yang ugal-ugalan menyebabkan kondisi miris, jika musim hujan banjir dan jika kemarau kekeringan. Selain itu juga di tangan para kapitalis yang rakus, kerusakan lingkungan meluas hingga menyebabkan perubahan iklim ekstrem dan kekeringan.
Kapitalisme dengan asas sekuler merupakan sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan. Aturan buatan manusia inilah yang menyebabkan kehidupan di semua bidang karut marut. Sistem ini hanya mengutamakan kepentingan para pemilik modal saja tanpa memikirkan nasib rakyat. Seharusnya pemerintah menyelesaikan kekeringan ini dengan fokus dan serius, bukan memikirkan keuntungan sebelah pihak.
Solusi untuk permasalahan ini hanyalah dengan Islam, karena Islam satu-satunya yang mampu menyeselesaikan semua permasalahan di segala bidang termasuk kekeringan. Melalui penerapan aturan yang datang dari Sang Khaliq maka kehidupan umat akan tertata. Seorang pemimpinlah yang akan meriayah (mengurus) umat untuk keberlangsungan hidupnya. Sabda Rasulullah saw.: "Imam/khilafah itu laksana pengembala dan hanya dia yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Adapun terkait SDA (Sumber Daya Alam), negara akan mengembalikan kepemilikannya kepada rakyat karena SDA terkategori milik umum. Hutan, air, sungai, danau, laut adalah milik rakyat secara keseluruhan. Sabda Rasulullah saw.: "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu rumput, air, dan api." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Kemudian negara akan mengelola secara langsung dalam proses produksi dan distribusi air. Negara juga akan melakukan pengawasan atas berjalannya pemanfaatan air seperti peningkatan kualitas air dan menyalurkan kepada masyarakat melalui industri air bersih perpipaan secara gratis, hingga kebutuhan masyarakat atas air terpenuhi dengan baik. Jika pun umat dikenakan biaya, maka pembiayaannya hanya untuk pengadaan saluran pipa saja.
Selain yang demikian, negara juga akan mengeluarkan biaya pemeliharaan konversi lahan hutan agar resapan air tidak hilang. Negara akan mengedukasi masyarakat agar bersama-sama menjaga lingkungan, melakukan pembiasaan hidup bersih dan sehat, serta memberi sanksi tegas terhadap pelaku kerusakan lingkungan.
Demikianlah mekanisme Islam dalam mengatur tata kelola SDA dengan terperinci. Hanya melalui penerapan Islam secara kafah kehidupan umat akan terjaga, berkah dan sejahtera. Untuk itu, sudah seharusnya negara memakai aturan Islam untuk kehidupan dan membuang jauh-jauh sistem kufur yang saat ini sedang diemban. Wallahualam bissawab. [GSM]