Palestina-Israel dan 'Narasi' Konflik Kemanusiaan
OpiniAnehnya, negara-negara dunia yang kerap meneriakkan slogan HAM bingung mengambil posisi
Bahkan narasi yang bergulir mengenai Hamas itu teroris. Sedangkan merampas tanah Palestina sebagai tanah milik mereka, dan banyak membunuh nyawa rakyat Palestina disebut apa? Begitulah jika melihat warganet yang minus literasi
______________________________
Penulis Siti Mukaromah
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sudah berpuluh-puluh tahun muslim Palestina menghadapi kekejaman Yahudi Israel. Simpati dari saudara muslim di seluruh dunia tidak pernah sepi, tetapi tidak bagi para penguasanya.
Dikutip dari voaindonesia[dot]com (14/10/2023), Abdillah Onim: Perlawanan bersenjata jadi satu-satunya cara hadapi Israel. Penggiat kemanusiaan asal Indonesia, Abdillah Onim menjelaskan dalam sebuah diskusi secara virtual pada Jumat (13/10), bagaimana Israel selalu melanggar hukum internasional dan berbagai perjanjian yang telah ditandatangani. Israel bahkan terus memperluas wilayahnya dan sekarang sudah menguasai lebih dari 80 persen wilayah itu. Onim menambahkan, bahwa Yahudi terus membangun pemukiman di Tepi Barat.
Pada tahun 2006 Israel dibantu Mesir, memblokir Jalur Gaza setelah Hamas memenangkan pemilu dan menguasai wilayah itu. Israel mengatakan pemblokiran itu dapat dijustifikasi karena kebutuhan pokok dapat saja digunakan untuk membeli persenjataan. Pembangunan pemukiman Yahudi yang terus dilakukan Israel di Tepi Barat yang sebenarnya melanggar hukum internasional, namun tampaknya membutakan mata dunia.
Dengan diplomasi tidak didengar, penderitaan, perampasan tanah tidak didengar, dan mereka sangat yakin ini bukan sebuah kegagalan. Perlawanan bersenjata yang dilakukan Hamas juga bertujuan untuk meraih kemerdekaan Palestina.
Ketika pada Sabtu pekan lalu Perang Gaza meletup, warga Palestina menyelamatkan diri ke bagian selatan Jalur Gaza. Setelah militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi kepada lebih dari 1 juta warga di bagian utara Gaza dan Kota Gaza menjelang kemungkinan serangan darat Israel Jumat, 13 Oktober 2023.
Seperti pengalaman di perang Arab-Israel 1948, perang Enam Hari 1967, dan perang Yom Kippur 1973, kali ini perang Gaza akan membuat Israel memperluas wilayahnya dan mungkin mencaplok kembali jalur Gaza.
Tentu kita sering melihat di media-media sosial bagaimana perlakuan tentara Israel terhadap rakyat Palestina. Bisa dipastikan darah kita akan mendidih melihatnya, sepak terjang Israel di luar batas kemanusiaan.
Pemberitaan terkait pertempuran Palestina melalui perjuangan kelompok Hamas melawan zionis Israel berlangsung puluhan tahun, akan tetapi peristiwa ini disebut peperangan yang cukup booming. Mirisnya, banyak netizen yang tidak paham sejarah perjuangan Palestina yang berupaya merebut wilayah mereka yang diduduki secara paksa oleh Yahudi Israel laknatullah.
Pada tahun 1948, mereka berduyun-duyun datang ke wilayah Palestina hingga mengklaim tanah tersebut sebagai tanah mereka. Oleh karenanya, kalau ada yang mengatakan bahwa penduduk Palestina mengemis perhatian dunia, setelah Hamas menyerang dipastikan itu salah besar. Hamas tidak akan melakukan itu jika Israel tidak merampas tanah Palestina.
Anehnya, negara-negara dunia yang kerap meneriakkan slogan HAM bingung mengambil posisi. Bahkan narasi yang bergulir mengenai Hamas itu teroris. Sedangkan merampas tanah Palestina sebagai tanah milik mereka, dan banyak membunuh nyawa rakyat Palestina disebut apa? Begitulah jika melihat warganet yang minus literasi.
Oleh karenanya, banyak yang menyebut wilayah Palestina ibarat penjara. Kian sempit dan sulit dijangkau, Israel merangsek terus masuk wilayah Palestina dan memblokadenya. Di atas tanah yang notabene milik rakyat Palestina, melalui PBB. Polisi dunia memberi solusi tidak masuk akal yakni 'solusi dua negara'.
Sayangnya, mereka berhadapan dengan rakyat Palestina yang mewarisi semangat juang heroik kaum muslim yang tidak pernah padam. Anak-anak Palestina mewarisi sikap mulia para pejuang Islam. Mereka melawan dengan gagah berani tentara Israel di bumi para Nabi sambil meneriakkan takbir "Allahu Akbar!" sambil melempari tank-tank Israel dengan batu.
Sebagian remaja juga kadang menggunakan katapel agar batunya bisa jauh dan tepat sasaran. Sementara tentara Israel demi melindungi dirinya, mengarahkan moncong senjatanya. Betapa heroiknya pemandangan ini.
Tentu saja, semangat juang ini tidak lahir dengan sendirinya. Ada kekuatan iman yang menggerakkan, muslim Palestina yang mendamba syahid daripada menyerahkan tanahnya kepada Yahudi Israel. Membuat para tentara Israel pusing menghadapi kaum muslim. MaasyaAllah!
Umat Islam tidak boleh "termakan" narasi yang mengatakan bahwa konflik Palestina-Israel adalah konflik kemanusiaan. Karena Yahudi menduduki Palestina berdasarkan spirit doktrin agama. Sejarah panjang penaklukan tanah Palestina bagi kaum muslim, menunjukkan bahwa tanah suci Palestina adalah milik kaum muslim.
Itulah mengapa rakyat Palestina begitu gigih mempertahankan tanahnya kepada bangsa Yahudi meski barang sejengkal. Mereka memahami kemuliaan wilayah Palestina. Ada tiga setidaknya mengapa kaum muslim harus membela Palestina.
Pertama, tanah Palestina adalah kiblat pertama umat Islam. Kedua, Palestina tempat di mana Rasulullah saw. melakukan Isra dan Mikraj. Ketiga, kaum muslim pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Palestina adalah tanah yang telah ditaklukkan kaum muslim, hingga menjadi milik umat Islam.
Tentu perkara wajib umat Islam di mana pun berada mendukung jihad di Palestina. Masalahnya, kaum muslim ini tidak dapat berbuat banyak karena "terpenjara" dalam batas-batas nasionalisme dan geografis. Atas dasar masalah ini pula, masalah Palestina dianggap masalah internal dan muslim lainnya tidak boleh turut campur.
Masalah mendasar inilah, meski sejuta kali di meja perundingan. Israel tidak akan berhenti memborbardir rakyat Palestina, ini karena tidak ada ketakutan Israel selama umat Islam tidak bersatu di bawah satu komando kepemimpinan.
Meski dunia mengutuk mereka, Israel tidak gentar akan tetap melanjutkan penindasannya karena mendapat dukungan negara-negara Barat utamanya AS. Musuh-musuh Islam saling membantu.
Maka sudah seharusnya pula, umat Islam bahu-membahu memberi dukungan kepada rakyat Palestina. Wajib ikut berjuang agar umat Islam bersatu, sehingga musuh-musuh Islam tidak tersisa selain ketakutan. Umat Islam di mana pun berada harusnya berbenah. Sejarah kaum muslim ketika perisai Islam ada, penuh perjuangan mempertahankan Palestina. Sehingga kaum Yahudi gentar terhadap umat Islam.
Sebagaimana menghadapi Khalifah Sultan Abdul Hamid II kala itu. Sultan Abdul Hamid II mengusir utusan Yahudi Theodorl Hertzl yang meminta sejengkal tanah Palestina untuk Yahudi, dengan iming-iming membayar utang kekhalifahan kala itu.
Sultan Abdul Hamid II mengatakan untuk menasihati Mr. Hertzl agar jangan meneruskan rencananya, karena beliau tidak akan melepaskan walaupun sejengkal tanah Palestina ini, karena bukan miliknya. Tanah itu adalah hal umat Islam yang telah berjihad demi kepentingan tanah ini, dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka.
Jika suatu saat kekhalifahan Turki Utsmani runtuh, kemungkinan besar mereka akan bisa mengambil Palestina tanpa membayar harganya. Akan tetapi selama Sultan Abdul Hamid II masih hidup, beliau menegaskan,
"Aku rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyyah, perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi, aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup."
Sungguh itulah ucapan tegas seorang pemimpin yang tidak kita temukan perkataanya pada para pemimpin umat Islam pada hari ini.
Wallahualam bissawab. [SJ]