Tekanan Hidup Kian Mengekang, Nyawa Pasangan Melayang
Opini
Penerapan sistem Islam memiliki berbagai tujuan yaitu penjagaan terhadap din (agama), nafs (jiwa), nasl (keturunan), karamah (kehormatan), aql (akal), dan mal (harta)
Sistem Islam akan senantiasa menumbuhkan suasana keimanan pada individu maupun di masyarakatnya
______________________________
Penulis Etik Rosita Sari
Kontributor Tetap Media Kuntum Cahaya dan Mahasiswa Pasca Sarjana
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Banyaknya tekanan dalam hidup sering kali membuat manusia kalut. Berbagai macam berita tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung pada kematian sepertinya bukan hal yang sulit ditemui belakangan ini. Contohnya saja seorang suami di Cikarang tega menghabisi nyawa istrinya hanya karena kesal dimintai uang belanja.
Seorang juru parkir di Ciamis menganiaya istrinya hingga tewas lantaran cekcok masalah uang hasil parkir. Tak hanya itu, suami di Singkawang juga beraksi dengan menusuk perut istrinya hingga tewas lantaran tidak terima digugat cerai. Berita semacam itu selalu berhasil membuat bulu kuduk merinding. Bagaimana bisa mereka menodai ikatan suci pernikahan mereka dengan pertumpahan darah.
Tiga kasus di atas bukanlah satu-satunya. Ada sekian banyak kasus KDRT yang mungkin tidak terungkap layaknya fenomena gunung es. Jika dilihat dari motif pelaku, penyebabnya ada banyak, mulai dari permasalahan ekonomi, perceraian, ataupun pihak ketiga.
Tekanan Sistem
Jika menilik lebih jauh, penyebab kasus di atas tidak berhenti pada masalah ekonomi, perceraian, ataupun pihak ketiga. Lebih dari itu ada permasalahan sistem yang membuat kehidupan mereka tertekan dari berbagai sisi. "Tekanan sistem sekuler kapitalisme telah mencerabut sifat - sifat kemanusiaan," ungkap salah seorang Mubaligah, Ustazah Kholishoh Dzikri.
Pertama, sistem ekonomi kapitalisme membuat kenaikan harga berbagai macam bahan pokok karena inflasi yang tidak terkontrol. Kenaikan harga tersebut tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan rumah tangga. Faktanya justru banyak pekerja yang di PHK. Seorang suami harus bekerja banting tulang untuk rupiah yang tak seberapa demi mencukupi kebutuhan hidup di tengah harga yang kian tak masuk akal.
Tak semua rumah tangga mampu bertahan, malah banyak dari mereka yang semakin kekurangan. Alhasil, utang sering kali menjadi sebuah jalan. Pemenuhan kebutuhan dan lilitan utang, di tengah semua kesulitan itu tersebut sang suami meluapkan amarah pada pasangan.
Kedua, akidah sekularisme yang ditanamkan hari ini kian menjalar kuat. Sekularisme memisahkan kehidupan dunia dengan agama. Dampaknya adalah seseorang tidak merasa terikat dengan Tuhan-nya dalam menjalani kehidupan.
Tidak adanya keterikatan itu membuat orang merasa bebas melakukan apa pun, tidak peduli apakah itu dosa atau masuk neraka. Berperilaku sesuai hawa nafsu tanpa berlandaskan suatu pedoman yang jelas. Alhasil, menghasilkan individu dengan pikiran pendek yang menjadikan mati sebuah solusi hanya karena kalut akan amarah dan tekanan.
Lebih Buruk dari Hewan
Sebenarnya rasa marah dan kesal adalah hal yang wajar karena merupakan bagian dari gharizah baqa’ (naluri mempertahankan diri). Saat suami merasa tidak mampu memberi nafkah, merasa rendah di hadapan istrinya dan tidak memiliki wibawa lagi, saat itulah emosinya meluap.
Perbedaan antara manusia dengan makhluk hidup lain adalah pada akal. Akal seharusnya membuat kita berpikir rasional, berpikir jangka panjang, mempertimbangkan baik buruk, atau konsekuensi dari perbuatan kita. Ketika tidak adanya penjagaan terhadap akal, maka manusia sama saja dengan hewan atau bahkan lebih buruk darinya.
Penjagaan Islam
Solusi dari permasalahan ini harus menyentuh sampai ke akar masalah yaitu sistem kapitalisme. Kasus ini tidak bisa hanya diselesaikan per individu tanpa ada upaya perbaikan sistem. Islam sebagai rahmatan lil alamin memiliki solusi paripurna. Allah Swt., Tuhan yang menciptakan manusia sangat paham dengan cara seperti apa manusia harus diatur agar akalnya terjaga.
Penerapan sistem Islam memiliki berbagai tujuan yaitu penjagaan terhadap din (agama), nafs (jiwa), nasl (keturunan), karamah (kehormatan), aql (akal), dan mal (harta). Sistem ini akan senantiasa menumbuhkan suasana keimanan pada individu maupun di masyarakatnya. Memenuhi hak dan kebutuhan rakyat serta menutup kemungkinan perilaku kriminal.
Pertama, negara berkewajiban menjamin setiap individu muslim dibekali dengan akidah dan pemikiran Islam. Akidah Islam yang akan menjadi landasan berpikir dan bertingkah lakunya, serta halal haram menjadi standar hidupnya. Individu seperti ini akan senantiasa merasa terikat dengan Rabb-nya.
Suami istri akan paham dengan peran dan tugasnya. Mereka menjalankan rumah tangga dengan pilar iman dan takwa. Sehingga tekanan dalam hidup akan dihadapi dengan lebih sabar dan tawakal pada Allah semata. Mereka juga akan paham bahwa nyawa seorang muslim begitu berharga sehingga tidak akan melakukan hal yang tidak rasional.
Kedua, bukan hanya pada tingkat individu, negara juga punya kontrol penuh dalam masyarakat. Suasana keimanan akan dibangun dengan mengontrol opini umum, amar makruf nahi mungkar, dan dakwah. Negara akan memastikan tidak adanya paham-paham yang akan melemahkan akidah warganya seperti paham feminisme dan patriarki.
Ketiga, negara betul-betul hadir untuk melayani masyarakat. Negara berkewajiban memastikan setiap rumah tangga dapat memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Mencarikan atau membuat lapangan pekerjaan bagi kepala keluarga yang masih menganggur. Ekonomi tidak akan dikuasai asing dan inflasi akan ditekan.
Sumber daya negara digunakan untuk kemaslahatan masyarakat. Aturan juga akan dibuat dan ditegakkan untuk setiap tindak kriminal termasuk kekerasan hingga pembunuhan agar ada efek jera di masyarakat. Hukum potong tangan untuk mereka yang mencuri, hukum mati untuk mereka yang membunuh, hukum cambuk untuk mereka yang selingkuh. Di samping itu, setiap individu di dalam negara memiliki hak yang sama dalam hal perlindungan dan keamanan. Dengan begitu, masyarakat pun merasa aman dan tenteram.
Wallahualam bissawab. [SJ]
Referensi
https://news.republika.co.id/berita/s0v3t7484/kesal-diminta-uang-belanja-suami-di-cikarang-bunuh-istri
https://regional.kompas.com/read/2023/09/16/122100678/tak-terima-digugat-cerai-suami-di-singkawang-tusuk-istri-hingga-tewas
https://regional.kompas.com/read/2023/09/15/190900878/jukir-di-ciamis-aniaya-istri-hingga-tewas-temui-ketua-rt-dan-sebut-korban
https://muslimahnews.net/2023/09/18/23486/
https://muslimahnews.net/2023/09/21/23543/
https://muslimahnews.net/2023/03/28/18822/