Bahagiamu Milikmu
PuisiSahabatku, sebentar lagi ka akan bernaung pada keabadian yang mulia
Sudah siapkah bekalmu untuk menujunya?
Waktumu hanya sedikit
Kebahagiaan orang lain tak perlu kau tilik
Bahagiamu bukan ada pada mereka
Senyummu jauh lebih berharga
Lihatlah pada cermin, betapa engkau amat terasing
_________________________
Penulis Anita Rahayu
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Remaja
KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Masih sering kita rasakan
Berkaca pada apa yang orang lain lakukan
Masih sering terbersit di benak kita
Bagaimana menjalani hidup sebagaimana orang lain menjalaninya
Baik itu orang yang kita kagumi
Tokoh-tokoh yang kita ikuti
Atau bahkan orang-orang yang kita sayangi
Membandingkan diri dengan tokoh-tokoh itu
Dengan orang-orang terdekat itu
Dengan manusia-manusia lain yang kita anggap memiliki kelebihan dibandingkan apa yang ada pada diri kita itu
Lebih dari sisi materi
Lebih dari sisi kecerdasan
Lebih dari sisi popularitas
Bahkan lebih dari sisi spiritual
Dalam sudut pandang positif mungkin hal ini bisa menjadi motivasi bagi kita
Namun nyatanya hal ini justru sekaligus menutup potensi diri kita
Sudut pandang kita yang hanya tertuju pada orang lain, menjadikan pandangan terhadap potensi diri kita menjadi sempit
Sahabat, sadarilah bahwa setiap pribadi adalah istimewa
Dirimu adalah sosok yang berharga
Istimewa dan juga berdaya
Dirimu hebat dan tidak ada seorangpun yang memiliki potensi yang sama dengan yang ada pada dirimu
Hanya saja terkadang sudut pandangmu itu yang menutupi segalanya
Entah apa yang membuat dirimu tak kunjung menyadarinya
Bahwa dirimu begitu bermakna dan berharga
Sahabat, mungkin terkadang dunia terasa tak adil
Memberimu terlalu banyak beban
Memberimu terlalu banyak kewajiban
Yang tak kau inginkan
Yang sejatinya ingin kau buang
Hingga membuatmu berpikir bahwa hal itu akan membuatmu tenang
Sadarlah wahai diri, dewasa itu bukan predikat bagi manusia yang lalai
Dewasa tak akan menghampiri diri yang lengah
Yang lemah
Yang tak berkesudahan pada keluh kesah
Benar, berat rasanya semua apa yang kau jalani hari demi hari
Namun sudah lupakah akan janji-janji kehidupan abadi?
Di sanalah kita semua akan kembali
Semua yang kau ingini akan senantiasa tersedia
Bagi jiwa-jiwa yang dewasa hatinya
Bagi manusia-manusia yang kuat batinnya
Serta bagi diri yang mengeluh namun tak berputus peluh
Yang tetap basah wajahnya sebab air mata yang terus mengalir
Namun karya tak henti terukir
Yang berat hati dan pikirannya namun tertunaikan seluruh kewajibannya
Lelahmu akan terbayar
Deritamu akan berlayar.
Abadimu semakin dekat
Kan kau peluk erat
Sahabatku, sebentar lagi kita akan bernaung pada keabadian yang mulia
Sudah siapkah bekalmu untuk menujunya?
Waktumu hanya sedikit
Kebahagiaan orang lain tak perlu kau tilik
Bahagiamu bukan ada pada mereka
Senyummu jauh lebih berharga
Lihatlah pada cermin, betapa engkau amat terasing
Pada dirimu, pada hatimu, pada potensimu
Sudah saatnya kau menyadari
Sudah saatnya kau berlari
Sudah saatnya engkau mencari
Pada apa-apa yang mebuatmu kelak bahagia
Dalam sebuah akhir bergelar syurga
Sahabat, aku menunggumu
Untuk bersama-sama melangkah menuju kebahagiaan sejati
Yang hanya bisa dimiliki
Pemilik Rida sang Ilahi
Kutunggu dikau sahabat
Ditempat terindah dalam kehidupan
Tempat paling mulia dalam sebuah tujuan
Hingga tak ada lagi pedih yang kau rasakan [GSM]