Generasi Nganggur Ala Kapitalisme
Opini
Jika diperhatikan, banyaknya generasi Z yang menganggur diakibatkan dari dampak serangan-serangan budaya barat yang menghantui pemuda ketika wabah Corona menggila pada tahun 2020-2022. Efek dari Corona ini menyebabkan generasi muda yang ada di seluruh dunia memiliki sifat 'mager' (malas gerak), rebahan, malas belajar dan lain sebagainya
Padahal pemuda itu identik dengan kepemilikan jiwa yang strong, no mental illness, agen of change. Namun, semenjak wabah itu datang seakan-akan mengubah semuanya
_________________________
Penulis Yustika Sari
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI -- Dilansir dari Republika[dot]co[dot]id bahwa generasi Z atau penduduk usia produktif disebut mendominasi jumlah pengangguran di tanah air. Direktur CORE, Piter Abdullah mengatakan hal ini mencerminkan ketidakmampuan perekonomian menyediakan lapangan kerja yang cukup. “Pertumbuhan angkatan kerja yang lebih dari tiga juta jiwa pertahun tidak bisa diserap oleh pertumbuhan ekonomi,” ujar Piter saat dihubungi, Sabtu (11/11/2023).
Situasi ini cukup memprihatinkan mengingat Indonesia sedang mengalami bonus demografi. Bonus demografi terjadi saat jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan penduduk usia lanjut yang tidak produktif. Mereka yang masuk usia produktif termasuk kelompok gen Z. Menurut Piter, banyaknya pengangguran pada kelompok penduduk usia produktif termasuk gen Z mengindikasikan perekonomian tidak mampu menyediakan lapangan kerja formal yang cukup, sehingga sebagian dari gen Z masuk ke sektor informal. Namun sebagiannya lagi menjadi pengangguran.
Jika diperhatikan, banyaknya generasi Z yang menganggur diakibatkan dari dampak serangan-serangan budaya barat yang menghantui pemuda ketika wabah Corona menggila pada tahun 2020-2022. Efek dari Corona ini menyebabkan generasi muda yang ada di seluruh dunia memiliki sifat 'mager' (malas gerak), rebahan, malas belajar dan lain sebagainya. Padahal pemuda itu identik dengan kepemilikan jiwa yang strong, no mental illness, agen of change. Namun, semenjak wabah itu datang seakan-akan mengubah semuanya.
Ketiadaannya lapangan pekerjaan di negeri ini, menambah daftar pengangguran. Padahal, setiap tahun banyak sekolah atau universitas yang meluluskan ratusan siswa/mahasiswa. Pengangguran juga menyebabkan kemiskinan.
Kemiskinan yang ada dilingkungan masyarakat disebabkan oleh dua faktor. Pertama, kemiskinan individu yaitu kemiskinan yang disebabkan karena individu yang malas dan faktor negatif lainnya. Kedua, kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang memang tidak adanya lapangan pekerjaan, padahal banyak pemuda yang memiliki kemampuan dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pekerjaan sangat sulit, apalagi dalam sistem kapitalisme ini.
Faktor kedua inilah yang menjadikan sebagian besar masyarakat menjadi pengangguran yang menyeret mereka dalam kemiskinan yang parah. Padahal telah jelas bahwa seorang laki-laki adalah pihak yang diamanahkan untuk mencari nafkah.
Kewajiban bekerja bagi seorang laki-laki sudah Allah perintahkan dalam firmanNya berikut ini, “Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. At-Taubah 105)
Artinya siapapun yang mampu untuk bekerja, silakan bekerja. Hanya saja kewajiban ini adalah bagi kaum laki-laki yang mampu. Sementara bagi laki-laki yang lanjut usia, yang cacat dan yang memiliki kekurangan fisik sehingga tidak memungkinkan mereka untuk bekerja tidak diwajibkan bekerja bagi mereka.
Adapun bagi wanita, syarak tidak mewajibkan bekerja. Namun membolehkannya untuk bekerja. Asalkan tidak melenceng dari koridor syariah. Tetap mengenakan pakaian syar’i, tidak tabarruj, dan menggunakan kemampuan yang dimiliki sesuai keperluan. Mereka boleh menjadi guru, juru masak, programmer, juru tulis dan lain sebagainya.
Daulah Islam memerintahkan khalifah untuk meriayah rakyatnya dengan sebaik-baiknya. Salah satunya adalah menjamin kebutuhan hidup untuk seluruh rakyat yang ada dalam Daulah Islam. Baik kebutuhan sandang, pangan, papan tentu dengan mekanisme terbaik yang daulah siapkan. Ketika dalam daulah Islam berjaya, pengangguran akan diminimalisir dan menghilangkan semua penyebabnya. Karena, negara sudah menjamin keberlangsungan hidup. Negara akan menyiapkan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk rakyat.
Oleh karena itu, seluruh negara kapitalisme di dunia ini membutuhkan sistem Islam yang sangat sesuai dengan fitrah manusia.
Wallahualam bissawab. [GSM]