Dilema Manusia Perahu
Surat PembacaKetika aturan Islam diterapkan dalam sebuah negara, maka kaum muslim akan memiliki khalifah yang mengurusi seluruh kebutuhan hidupnya (raa'in) dan yang melindungi kehidupannya (junnah),
sehingga terhindar dari penjajahan serta kekejaman orang kafir yang membenci umat muslim
__________________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Gelombang kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia makin deras pada akhir tahun 2023 ini. Mereka datang menggunakan kapal-kapal kayu melalui Aceh. Mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Saat ini terdapat sekitar 1.684 orang yang sudah masuk selama tahun 2023 di Aceh. (antaranews[dot]com, 10/12/2023)
Sungguh miris nasib mereka. Akibat kekejaman pemerintah Myanmar, mereka melarikan diri ke Bangladesh. Ternyata, di sana pun mereka tak diperlakukan dengan baik. Akhirnya, mencari tempat perlindungan dan penghidupan yang layak ke Indonesia.
Perjalanan mereka menuju Indonesia tidaklah mudah. Mereka harus hidup di laut bebas sekitar 27-29 hari. Tapi apa daya, warga Aceh tak langsung menerima mereka. Hal itu dikarenakan para pengungsi berulah di sana.
Sebagian dari mereka diduga ada yang terlibat dalam perdagangan orang. Ada pula yang membuang makanan dan bantuan sembako ke laut. Karena sikap tersebut, memantik kekecewaan pada warga setempat.
Memang tidak mudah bagi tuan rumah menerima tamu yang begitu banyaknya. Ditambah fakta bahwa mereka membutuhkan banyak bantuan untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya. Maka perlu kekuatan yang lebih besar dalam mengurusi pengungsi ini, yaitu negara.
Di sisi lain Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Muhammad Iqbal mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki kewajiban untuk menampung pengungsi Rohingya. Hal itu didasarkan pada Konvensi Pengungsi 1951 dan Indonesia tidak ikut meratifikasi. Oleh karena itu, Indonesia tidak memiliki kewajiban untuk merawat pengungsi ataupun memberi solusi atas permasalahan tersebut.
Sungguh memprihatinkan melihat kondisi ini. Negara-negara muslim tidak dapat membantu saudaranya. Hal ini diakibatkan adanya sekat nasionalisme. Nasionalisme lahir dari penerapan sistem sekuler, sehingga rasa peduli pada sesama sudah tercabut dari benak umat muslim.
Mereka hanya memikirkan urusan dalam negaranya sendiri dan abai terhadap permasalahan negara lain, karena menganggap itu bukan urusan mereka. Meskipun mereka melihat fakta bahwa pengungsi Rohingya hidup dalam penderitaan.
Padahal Rasulullah saw. telah mengingatkan kalau sesama muslim itu bersaudara. Sebagaimana Rasulullah saw. telah bersabda, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika aturan Islam diterapkan dalam sebuah negara, maka kaum muslim akan memiliki khalifah yang mengurusi seluruh kebutuhan hidupnya (raa'in) dan yang melindungi kehidupannya (junnah), sehingga terhindar dari penjajahan serta kekejaman orang kafir yang membenci umat muslim.
Dengan demikian, untuk melindungi kemanan dan memuliakan kaum muslim dibutuhkan persatuan umat di bawah naungan Daulah Islamiyyah. Wallahualam bissawab.
Siska Juliana
Tim Media Kuntum Cahaya