Harga Rumah Naik? Bagaimana Miliki Hunian Idaman?
Surat PembacaDalam Islam, penyediaan rumah adalah hal pokok yang akan dipenuhi oleh negara
Pembangunan negara pun akan diorientasikan untuk kepentingan rakyat. Sehingga rakyat bisa mendapatkan haknya
_________________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Memiliki rumah adalah impian bagi setiap orang. Rumah adalah tempat berlindung bagi keluarga dan tempat untuk mewujudkan mimpi-mimpi. Namun untuk memiliki rumah saat ini tidaklah mudah. Tidak sedikit keluarga di negeri ini yang belum memiliki rumah karena salah satu faktor mahalnya harga rumah.
Harga rumah di berbagai daerah di tanah air terus naik. Akibatnya, masih banyak masyarakat yang sulit memiliki rumah. Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan, harga rumah memang sulit turun. Itu karena semua harga bahan untuk pembuatan rumah juga naik, dari mulai harga besi, semen, hingga tanah. (Republika[dot]co[dot]id, 25/11/2023)
Salah satu penyebab harga rumah mahal adalah dampak pembangunan perkotaan sehingga mengurangi lahan ruang hidup, kebutuhan rumah meningkat, harganya juga terus naik. Maka, tidak semua orang bisa memiliki rumah dengan cuma-cuma.
Di samping itu, dalam sistem kapitalisme saat ini, sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga tidak sedikit masyarakat berpenghasilan rendah. Alih-alih memiliki rumah impian, untuk makan sehari-hari pun harus memikirkannya. Ditambah lagi kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat. Untuk melanjutkan hidup pun adalah hal berharga bagi masyarakat saat ini. Sehingga tak ada waktu dan kesempatan bagi warga untuk memiliki rumah idaman.
Sistem kapitalisme yang landasannya adalah materi dan manfaat, hanya menyandarkan segala sesuatunya dengan kepentingan belaka. Jika aturan masyarakat dirasa bisa menguntungkan sekelompok orang dan para pemilik modal, maka aturan tersebut yang berlaku.
Termasuk pembangunan yang tidak terstruktur dan tidak begitu mengorientasikan untuk kepentingan rakyat. Sehingga berimbas pada sempitnya lahan untuk pembangunan perumahan karena lahan kebanyakan dikuasai oleh pihak para pemilik modal. Di samping itu, lapangan pekerjaan yang sempit membuat rakyat pun terbebani karena tidak bisa mendapatkan penghasilan yang baik.
Berbeda halnya dengan Islam. Islam adalah aturan hidup yang Allah turunkan untuk manusia. Dalam Islam, penyediaan rumah adalah hal pokok yang akan dipenuhi oleh negara. Pembangunan negara pun akan diorientasikan untuk kepentingan rakyat. Sehingga rakyat bisa mendapatkan haknya.
Rakyat pun akan mendapatkan rumah dengan baik dan layak. Islam pun memiliki sistem ekonomi yang mampu menjamin penyediaan rumah oleh negara. Karena negara akan menjamin kebutuhan sandang, pangan, papan bagi semua rakyatnya.
Dalam Islam, pemerintah akan menyediakan lapangan pekerjaan yang luas dan layak. Sehingga warga negara bisa mengakses dengan mudah dan mendapatkan penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hariannya yakni sandang, pangan termasuk untuk mendapatkan rumah hunian.
Islam pun berpandangan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk menjamin kebutuhan primer warganya yakni sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Pendidikan dan kesehatan akan diberikan oleh pemerintah secara gratis untuk semua warga negaranya yang didapatkan dari pengelolaan SDA oleh pemerintah. Sehingga rakyat tidak harus memikirkan biaya pendidikan dan kesehatan karena sudah ditopang oleh pemerintah dengan baik.
Oleh karena itu, jika kita ingin mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat maka sudah selayaknya kembali kepada Islam secara menyeluruh. Wallahualam bissawab. [SJ]
Ayu Susanti, S.Pd.
Pegiat Literasi Purwakarta