Hari Guru dan Potret Pendidikan Saat Ini
OpiniDalam Islam pendidikan adalah hak setiap rakyat
Negara wajib menyediakan fasilitas dan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan pendidikan
____________________________________
Penulis Yuli Ummu Raihan
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Muslimah Tangerang
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional, melalui Keppres No.8 Tahun 1994, sebagai spirit untuk membela hak dan nasib para guru. Sekian tahun dirayakan dengan berbagai macam seremoni nyatanya nasib guru masih saja berliku terutama untuk guru honorer.
Wakil Ketua Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Junimart Girsang, mengatakan saat ini jumlah guru honorer mencapai 5,6 juta. (CNBC Indonesia[dot]com, 13/09/2023)
Permasalahan guru honorer ini terus saja jadi perbincangan. Mereka yang telah mengabdi puluhan tahun menunggu kepastian nasib mereka. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud, Nunuk Suryani mengatakan hingga tahun 2024 sekitar satu juta guru honorer bisa diangkat menjadi ASN. (Medcom[dot]id, 11/11/2023)
Tahun ini perayaan Hari Guru mengusung tema "Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar". Tema ini memiliki makna semangat untuk bergerak bersama dalam menciptakan perubahan-perubahan positif di dunia pendidikan, meneruskan perwujudan Merdeka Belajar, mendidik generasi Pelajar Pancasila yang cerdas berkarakter.
Perayaan Hari Guru menjadi dilema karena saat ini guru menghadapi berbagai tantangan dan masalah. Tantangan untuk menjadi seorang guru yang digugu dan ditiru pola sikapnya. Masalah karena guru banyak terkena kasus hukum. Guru saat ini juga disibukkan dengan urusan administrasi. Waktu untuk mengajar dan mendidik terbatas.
Belum lagi wajah dunia pendidikan hari ini yang makin tercoreng karena berbagai kasus seperti tawuran, pergaulan bebas para pelajar hingga tingginya angka pernikahan dini (dispensasi perkawinan), aborsi, gangster, bullying, dan kasus kekerasan guru kepada murid dan sebaliknya.
Semua ini akibat penerapan sistem sekuler. Kurikulum yang dipakai saat ini hanya berfokus pada dinamisasi cara belajar-mengajar. Pendidikan hari ini juga sangat mahal karena dikapitalisasi. Ada istilah orang miskin dilarang pintar. Pendidikan berkualitas hanya bisa dirasakan segelintir orang.
Islam Menghargai Guru dan Mampu Melahirkan Generasi Gemilang
Islam sangat menghargai sosok guru karena lewat gurulah lahir generasi gemilang. Untuk mewujudkan semua ini Islam mempunyai sistem pendidikan yang menjadikan akidah Islam sebagai landasannya. Tujuan pendidikan dalam Islam adalah melahirkan generasi gemilang yang memiliki kepribadian Islam dan menguasai berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam hidup.
Kurikulum dalam Islam diatur oleh negara dan berlaku untuk seluruh lembaga pendidikan termasuk swasta. Kurikulum disusun sesuai pandangan Islam, bukan hanya berorientasi pada materi.
Akidah Islam ditanamkan sejak dini. Metode pembelajaran adalah penyampaian materi secara langsung, dipahami dan diamalkan bagi diri sendiri maupun orang lain. Sistem pendidikan bukan sekadar transfer ilmu.
Guru dalam Islam sangat dihargai, bukan hanya sekadar dengan peringatan Hari Guru setahun sekali. Negara secara nyata akan menyejahterakan para guru dengan memberikan gaji yang layak. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab misalnya, gaji guru mencapai 15 Dinar, atau setara 4,25 gram emas. Selain gaji yang layak kebutuhan pokok mereka juga dijamin oleh negara. Guru akan fokus menjalankan tugasnya sebagai pendidik dengan baik dan amanah.
Islam juga mengatur adab-adab murid kepada guru. Dalam kitab Ta'limul Muta'alim karya Imam Az-Zarmuji dijelaskan pentingnya adab sebelum ilmu.
Dalam Islam pendidikan adalah hak setiap rakyat. Negara wajib menyediakan fasilitas dan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan pendidikan. Tentu saja semua ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tapi Islam memiliki sistem ekonomi yang mampu membiayai semua ini.
Dengan semua mekanisme ini insya Allah keberhasilan pendidikan akan terwujud. Semua ini merupakan bagian dari satu kesatuan sistem Islam yang wajib diterapkan. Wallahualam bissawab. [SJ]