Mencetak Generasi Taat Syariat
TeenagerGenerasi yang seharusnya menjadi penerus dalam kebangkitan Islam, kini malah menjadi generasi yang mudah sekali hancur layaknya stroberi
Nah, kalo sudah begini gimana dong solusinya?
___________________________________________
Penulis Salwa Khairusyifa Kamillah
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Santri Ma’had Madrasah Ummat
KUNTUMCAHAYA.com, TEENAGER- Hai sobat, coba deh kita perhatikan sejenak kabar pemuda zaman sekarang. Miris banget ya! Mulai dari pergaulan dan pertemanan yang sudak tak dapat lagi dikontrol. Tawuran antar pelajar, terjerat judi online, pacaran berujung hamil di luar nikah. Bahkan seorang pelajar berani membunuh gurunya hanya karena tak setuju akan aturan yang dibuat.
Semua berita maraknya kenakalan remaja, membuktikan pendidikan selama ini yang diberikan kepada para pelajar telah gagal membentuk pelajar agar memiliki adab dan akidah yang kuat.
Nah sebenarnya apa sih pokok dari permasalahan remaja sekarang ini? Yuk simak baik-baik. Setelah keruntuhan Daulah Islam pada tahun 1924, umat mengalami banyak keterpurukan di segala bidang kehidupan. Baik ekonomi, politik, pendidikan, dan budaya. Nah salah satunya pada bidang pendidikan ini. Sistem sekarang yang diterapkan negara bukan lagi sistem Islam. Melainkan sistem kapitalisme-sekulerisme.
Ngomong–ngomong, apa sih sistem sekulerisme itu? Sekulerisme ialah suatu pemahaman yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. Sehingga kehidupan yang kita jalani, baik dari ekonomi, pendidikan, politik dan sebagainya tidak diatur oleh syariat Islam. Maka tak heran jika pendidikan sekarang tidak lagi berbasis Islam. Para pelajar tak lagi memiliki syakhsiyah Islam atau kepribadian Islam. Mereka tidak lagi dibentuk menjadi pemuda yang taat akan syariat. Akan tetapi, dididik agar dapat bekerja, dan hanya fokus pada kesibukkan duniawi saja. Sedangkan agama diberikan hanyalah sebatas tentang ibadah wajib semata.
Selain akidah ditelantarkan dan tak berbasis Islam, orang tua juga menjadi penyebab kenakalan remaja saat ini. Mengapa? Karena orang tua sibuk dengan pekerjaannya hingga melalaikan dan membebaskan anak-anaknya tanpa adanya kontroling. Sehingga anak-anak bebas melakukan apapun.
Maka gak heran ya Sob, jika generasi yang tercetak adalah generasi rusak. Generasi dengan mental mudah hancur. Sekalinya dapet masalah bisa sampai bunuh diri, bahkan bunuh keluarganya sendiri.
Ih serem juga ya Sob dengernya. Generasi yang seharusnya menjadi penerus dalam kebangkitan Islam, kini malah menjadi generasi yang mudah sekali hancur layaknya stroberi. Nah, kalo sudah begini gimana dong solusinya?
Solusi dari segala permasalahan yang kini terjadi di kalangan para remaja tidak lain dan tidak bukan hanyalah Islam. Mengapa harus Islam?
Jadi gini Sob, agama Islam yang sekarang kita anut merupakan agama yang diturunkan secara langsung oleh Allah untuk hamba-Nya melalui perantara nabi kita yakni Nabi Muhammad saw.. Islam juga merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Dari mulai hal yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Merupakan agama yang telah mendapatkan predikat sempurna dari Allah secara langsung melalui firman-Nya. Seperti yang telah tercantum dalam Al-Quran. Allah ta’ala berfirman:
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu. Dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu. Dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (TQS Al Maidah: 03)
Seperti halnya ketika zaman Rasulullah. Mereka mendapatkan dididikan langsung dari manusia paling agung yakni Rasulullah saw. Alhasil banyak generasi yang tercetak kala itu menjadi generasi yang memiliki akidah kuat, generasi yang dapat menaklukan negeri–negeri hingga Islam menjadi jaya.
Seorang sahabat nabi yang kala itu mendapatkan didikan langsung dari beliau ialah Abdullah bin Abbas atau lebih dikenal dengan Ibnu Abbas. Ia merupakan sepupu Rasulullah sekaligus sahabat yang mendapatkan didikan langsung. Mendapatkan julukan ulama umat ini, karena ahli dalam bidang tafsir, sastra Arab, juga hukum waris. Bahkan ia telah banyak meriwayatkan hadis.
Kemudian, seperti yang tak asing lagi ialah sosok Muhammad Al Fatih. Sang Penakluk Konstantinopel. Kisah Muhammad Al Fatih sangat menginspirasi para pemuda pejuang Islam. Meskipun tak hidup di zaman Rasulullah, namun kala itu Islam masih berdiri tegak. Sehingga Muhammad Al Fatih salah satu yang mendapatkan pendidikan Islam. Sejak kecil Ia didik menjadi seorang pemimpin taat syariat Allah. Tak pernah sekalipun meninggalkan salat tahajud. Bahkan ia telah hafal Al-Qur'an saat usianya masih kanak-kanak.
Muhammad Al Fatih senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, bahkan ia sangat dekat dengan para ulama di zaman tersebut. Salah satu yang menjadi guru terdekatnya ialah syekh Aaq Syamsyudin. Sang guru senantiasa menanamkan dalam diri Muhammad Al Fatih agar memiliki akidah yang kuat, semangat juang untuk menaklukan Konstantinopel.
Alhasil Muhammad al fatih dengan semangatnya dan atas izin Allah berhasil menaklukan Konstantinopel. Ini juga berkat pendidikan yang sebelumnya diberikan kepadanya, sehingga membentuknya menjadi seorang pejuang Islam.
Luar biasa banget ya Sob, seandainya saja Islam kembali menjadi asas hukum yang diterapkan. Sudah berapa banyak generasi pejuang Islam yang akan terlahir. Karena kita tahu bahwa kemajuan peradaban tergantung pada pemudanya. Nah maka dari itu Sob, dengan tegaknya Islam kembali. Akan tercetak generasi–generasi yang taat syariat. Maka dari itu sama- sama kita berdakwah memperjuangkan penegakan Islam secara kafah. Wallahualam bissawab. [GSM]