Perempuan Terjaga dan Terlindungi, Bisakah?
Opini
Kekerasan pada perempuan akan terus terjadi jika cara pandang pada perempuan tidak diubah, masih menggunakan cara pandang ala kapitalisme-sekulerisme
Dalam kapitalisme, perempuan hanyalah sebatas komoditas saja. Tak jarang perempuan hanya dianggap sebelah mata bahkan dieksploitasi
_________________________
Penulis Ayu Susanti, S.Pd
Kontributor Kuntum Media Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Perempuan adalah sosok lemah lembut dan harus dilindungi. Namun apa jadinya jika sosok ini selalu mendapatkan kekerasan. Entah itu kekerasan fisik, mental bahkan seksual. Dan mirisnya di negeri ini tak sedikit kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan.
Ada beberapa upaya untuk menghentikan kasus kekerasan ini. Salah satunya adanya kampanye hari anti kekerasan perempuan.
Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism Against Gender Violence) merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. (komnasperempuan[dot]go[dot]id).
Namun fakta di lapangan, kekerasan perempuan terus terjadi. Solusi yang ditawarkan bukan hanya sekedar peringatan seremonial belaka namun tentu perlu langkah nyata.
Kekerasan pada perempuan akan terus terjadi jika cara pandang pada perempuan tidak diubah, masih menggunakan cara pandang ala kapitalis-sekuler. Dalam kapitalisme, perempuan hanyalah sebatas komoditas saja. Tak jarang perempuan hanya dianggap sebelah mata bahkan dieksploitasi.
Kapitalisme-sekulerisme yang mementingkan untung dan manfaat belaka, hanya memikirkan bagaimana perempuan bisa berdaya sesuai dengan arahan sistem hidup ini. Tanpa memperhatikan keamanan kaum perempuan. Bahkan tak sedikit masyarakat kapitalis-sekuler yang berpandangan bahwa perempuan bisa diperintah sesuka hati, perempuan di bawah tekanan lelaki dan perempuan adalah kaum lemah yang tak bisa menghasilkan materi. Sehingga mereka bisa seenaknya berperilaku buruk pada perempuan bahkan melakukan kekerasan.
Masalah perempuan ini bukanlah hanya masalah individu saja, tetapi perlu solusi mengakar yang bisa menuntaskan kasus yang terjadi pada perempuan. Selama sistem hidup yang digunakan adalah kapitalisme-sekulerisme maka aturan yang diberlakukan akan sesuai dengan asas sistem ini yakni keuntungan dan manfaat. Kerusakan dalam sistem ini karena manusia sendiri yang membuat hukum dan standar benar salah dalam kehidupan berdasarkan akal manusia yang terbatas.
Berbeda halnya dengan Islam. Islam sangat menjaga dan menghormati perempuan. Perempuan adalah sosok yang tidak ada bedanya dengan lelaki. Mereka sama-sama manusia yang perlu dimuliakan. Islam sangat menjaga kehormatan perempuan. Dan banyak mekanisme tertentu yang bisa membuat perempuan terlindungi.
Islam memiliki aturan sistem pergaulan dalam masyarakat. Di mana dalam sistem hidup ini, perempuan terjaga dari pelecehan, kekerasan dan tindakan kriminal lainnya. Bahkan problem perempuan yang lain bisa terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, jika kita menginginkan perempuan terlindungi maka sudah selayaknya kita kembali kepada aturan Islam secara menyeluruh. Wallahualam bissawab. [GSM]