Refleksi Hari Ibu: Mampukah Pemberdayaan Perempuan Membuat Indonesia Maju
OpiniDalam sistem Islam seorang ibu dan seluruh kaum perempuan di dunia dilindungi oleh negara dijaga martabatnya oleh negara bukan hanya di hari tertentu saja
Dalam Al-Qur'an sudah dijelaskan bahwa kita wajib hukumnya menghormati seorang ibu dan perempuan
________________________________________
Penulis Melta Vatmala Sari
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Mahasiswi Universitas Jambi
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Setiap tanggal 22 Desember serentak seluruh dunia orang-orang mengucapkan hari ibu kepada ibunya masing masing. Mengungkapkan rasa kasih sayangnya kepada seorang ibu. Menganggap ibu adalah orang yang telah menghasilkan materi kepada anak-anak dan membuat Indonesia maju. Sebab ibu adalah penerus generasi yang akan ikut dalam politik.
Berbagai macam tema dalam peringatan hari ibu di tahun 2023 seperti super woman di hidupku, bunga dan kebaikan, tea party elegan, cinta yang tak berukur, dan lain-lain. Di sini, sudah jelas hari ibu merupakan ucapan terimakasih serta sebagai simbol untuk pemberdayaan perempuan agar perempuan tidak dianiaya dan terlantar. Tidak jauh beda dari fungsi laki-laki sebagai tulang punggung. Perempuan tidak hanya menjadi seorang ibu tapi mengajak perempuan ikut dalam politik agar Indonesia maju yang pantas bersaing dengan negara maju lainnya dibawah naungan kapitalisme.
Dilansir dari fakta di halaman CNNindonesia[dot]com[dot]id pada saat perayaan Hari Ibu kemenPPA merilis berbagai tema selain itu ada tema-tema yang menarik untuk digunakan merayakan Hari Ibu. Karena, perayaan Hari Ibu ini dari berbagai sumber sejarah yang menyebutkan secara singkat bahwa setiap tanggal 22 Desember merupakan momentum Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 sampai 25 Desember 1928. Saat rapat kongres tersebut dinilai sebagai salah satu momen penting dalam sejarah bagi kaum perempuan indonesia. Selain itu rapat kongres dalam pemberdayaan kaum perempuan Indonesia I ini diikuti oleh seluruh perempuan dari berbagai wilayah di Indonesia.
Pada saat perayaan Hari Ibu mereka semua memiliki visi dan misi yang sama dalam memerdekakan dan memperbaiki nasib kaum perempuan tanah air. Setelah kongres perempuan Inonesia berhasil, dalam Kongres Perempuan Indonesia yang III mulai diputuskan hari ibu pada tahun 1938. Selanjutnya setiap tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari ibu nasional melalui dekrit presiden no 316 tahun 1959.
Di sistem kapitalisme sekarang menganggap hari ibu hanya hari tertentu saja untuk mengungkap rasa sayang sama ibu. Padahal pemberdayaan bagi kaum Wanita itu telah diatur dalam syariat supaya menghormati, menghargai perempuan sebagai generasi penerus ummat bukan hanya untuk dijadikan sebagai penerus bangsa dan bukan untuk ikut dalam menghasilkan materi yang kreatif inovatif serta ikut dalam kedudukan politik.
Islam lebih dahulu menerapkan dan menghormati kaum perempuan dan menerapkan aturan agar tidak terjadi kekerasan seksual kepada kaum perempuan bukan hanya zaman kapitalisme saja. Berarti peringatan hari ibu memberi tanda bahwa perempuan dijadikan sebagai mediator dalam membuat Indonesia maju juga ikut dalam politik. Sebenarnya, kaum perempuan itu pantas dilindungi dan fokus kepada pendidikannya, bukan ikut berperan dalam politik. Karena perempuan adalah madrasah dalam mendidik generasi, perempuan hanya boleh mempelajari politik tetapi tidak ikut andil dalam kegiatan politik.
Makna Hari Ibu dalam Islam
Hari ini, ibu berdaya dimaknai ibu menghasilkan materi/uang juga politik praktis. Peran ibu mengalami pembajakan karena seharusnya ibu adalah pendidik generasi. Mirisnya, hari ini marak problem generasi dalam segala aspek, seperti seks bebas, kecanduan narkoba dan lain-lain. Sungguh perlu adanya revitalisasi peran ibu sebagai pendidik generasi. Sudah seharusnya mengembalikan peran ibu sesuai dengan perintah Allah demi mewujudkan generasi yang berkepribadian mulia. Hal itu membutuhkan tegaknya sistem Islam.
Dalam sistem Islam seorang ibu dan seluruh kaum perempuan di dunia dilindungi oleh negara dijaga martabatnya oleh negara bukan hanya di hari tertentu saja bahkan dalam alquran sudah dijelaskan bahwa kita wajib hukumnya menghormati seorang ibu dan perempuan. Seorang pakar ulama hadis, Syekh Abdurrauf Al-Munawi (wafat 1031 H) memberikan pendapat mengenai sosok ibu dibandingkan dengan seorang ayah dalam hadis tersebut:
"Hak seorang ibu berada di atas hak ayah sebab keletihan dan kesulitan yang dia alami dalam proses kehamilan, persalinan, dan mengasuh sang anak. Selain itu juga karena ibu lebih belas kasih ketimbang sang ayah, sehingga ia lebih pantas mendapatkan perlakuan yang baik." (Abdurrauf al-Munawi, Faidhul Qadir Syarhul Jami' ash-Shagir (Mesir: Maktabah At-Tijariyyah Al-Kubra), juz II, halaman 5)
Perempuan dalam Islam wajib dilindungi tidak boleh dijadikan sebagai tulang punggung. Hari ini banyak apresiasi bagi kaum Wanita di hari ibu karena mereka telah berjuang untuk menafkahi anak-anak juga keluarganya, padahal seorang ibu tugasnya hanya sebagai ibu pendidik generasi serta sebagai seorang istri yang baik bagi suaminya. Bukan sebagai perempuan yang diwajibkan menghasil materi.
Pernah terjadi pada zaman Rasulullah perempuan tersingkap jilbabnya seorang khalifah langsung memanggil orang yang menyingkap jilbab perempuan tersebut dan langsung diberi hukuman. Begitu seorang pemimpin menghargai, menghormati seorang perempuan. Hari Ibu setiap saat setiap detik diwajibkan untuk berbuat baik, mendoakan, berbakti, mengucapkan kata terimakasih kepada sang ibu bukan hanya tanggal tertentu saja seperti hari ulang tahunnya atau tanggal 22 Desember saja. Wallahualam bissawab. [Dara]