Tren Ngemis Gaya Elite
Opini
Ini berbeda dengan orang yang memiliki mindset Islam. Mereka bakal memandang kalau tujuan hidup ini untuk beribadah kepada Allah
Standar kebahagiaannya ketika mampu meraih rida Allah. Sehingga perilakunya akan sesuai dengan syariat
______________________________
Penulis Siska Juliana
Tim Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, TEENAGER - Pernah enggak kalian dengar tentang tren NPC streamer? Jadi, NPC atau Non-Playable Character adalah karakter di game yang enggak bisa kita mainkan atau kendalikan. Misalnya di game Super Mario, karakter Super Mario bisa kita mainkan, tapi karakter jamur atau kura-kura enggak bisa kita kendalikan. Nah, mereka itu yang disebut NPC.
NPC itu responnya bakal gitu-gitu aja atau obrolannya udah template. Jadi tren NPC streamer adalah tren yang lagi viral di tiktok di mana seseorang live stream dengan akting atau ngobrol kaya NPC. Kalau ada orang yang nyapa dia bakal jawab atau ada yang ngasih gift, dia bakal ngerespon. Makin gede giftnya, respon yang dikasih NPC streamer bakal lebih menjadi-jadi.
Kalau dipikir-pikir, tren ini sama aja kayak ngemis. Cuma gaya ngemisnya elite. Ngapain sih ada tren kaya gitu? Emang ada faedahnya?
Ternyata mau ikut tren atau enggak itu semua tergantung mindset. Mindset kapitalisme berpandangan bahwa hidup ini orientasinya materi. Menjadikan kepuasan jasadi sebagai landasan berperilaku. Jadi mereka bakal melakukan apa pun demi memuaskan dirinya dan mendapat materi sebanyak-banyaknya, termasuk menjadi NPC streamer.
Mereka pengen dapetin uang tanpa effort yang banyak. Mereka enggak peduli yang dilakukannya itu berfaedah atau enggak, benar atau salah, yang penting banyak yang nonton terus dapet uang. Akhirnya dia merasa bahagia.
Inilah gambaran masyarakat sekuler, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Mereka jadi enggak punya standar baik dan buruk, apa pun dibolehkan atau permisif. Selain itu dalam negara yang ber-mindset kapitalisme, media itu bebas nayangin konten apa pun. Mau itu berfaedah atau enggak. Yang penting banyak yang suka dan terhibur, ujung-ujungnya bisa menghasilkan cuan. Bisa bahaya kalau ini dibiarkan, masyarakat akan menjadi bodoh karena setiap hari disajikan konten yang enggak bermutu.
Ini berbeda dengan orang yang memiliki mindset Islam. Mereka bakal memandang kalau tujuan hidup ini untuk beribadah kepada Allah. Standar kebahagiaannya ketika mampu meraih rida Allah. Sehingga perilakunya akan sesuai dengan syariat.
Dalam berperilaku enggak akan asal-asalan kayak orang kapitalis. Kalau dalam masyarakat Islami, setiap individu akan memahami Islam. Sehingga mereka punya standar yang jelas mana perbuatan yang baik dan buruk.
Islam juga melarang seorang wanita untuk ber-tabarruj atau berlenggak-lenggok di depan nonmahram. Jadi, seorang muslim yang paham Islam enggak akan ikutan tren NPC streamer. Makin banyak yang ikutan tren ini, makin banyak juga yang nonton dan ngasih gift. Akhirnya, bakal jadi aktivitas yang wajar di tengah masyarakat.
Masyarakat Islami akan semangat melakukan amar makruf nahi mungkar pada sesama. Kayak tren NPC streamer, mereka enggak akan tertarik buat ikutan. Soalnya enggak menambah ketaatan, malah menjerumuskan pada kemaksiatan.
Kalau negara Islam benar-benar menjaga dan mendidik rakyatnya, sehingga menjadi hamba Allah yang menjalani kehidupan sesuai aturanNya. Negara menerapkan pendidikan berbasis akidah Islam yang mencetak orang-orang berkepribadian Islam.
Media dalam negara Islam juga digunakan sebagai sarana edukasi dan menambah rasa taat kepada Allah Swt., sehingga konten-konten yang bertentangan dengan akidah Islam bakal dibuang.
Dengan begitu, setiap individu akan lebih fokus beribadah kepada Allah. Masyarakat enggak akan menormalisasi keburukan. Jadi, NPC streamer dan tren unfaedah lainnya enggak akan ada jika kita mengambil mindset Islam seutuhnya dan diterapkan dalam sebuah negara yang bernama Khilafah. Wallahualam bissawab.