Maraknya Aborsi, Penanda Rusaknya Generasi
Opini
Islam memiliki sistem pergaulan yang akan menjaga kesucian laki-laki dan perempuan dengan larangan ikhtilat, berkhalwat, tabarruj, dan sejenisnya
Hal seperti ini akan mencegah mereka dari kesempatan mendekati atau melakukan zina
______________________________
Penulis Ai Nurjanah
Kontributor Media Kuntum Cahaya, Penulis dan Aktivis Dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Memilukan sekaligus memalukan rentetan kasus tentang aborsi semakin gencar diberitakan. Ada apa dengan generasi masa kini? Seolah aborsi adalah aktivitas biasa yang sudah tren di zaman ini.
Seperti baru-baru ini ramai diberitakan, polisi menemukan tiga janin di septic tank saat menguak praktik aborsi ilegal di Apartemen Gading Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Rabu (20/12/2023).
Pada penyelidikan ini polisi menangkap tersangka berinisial D (49) dan O (42). Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, tersangka D dan O merupakan dua dari lima orang yang diamankan terkait praktik aborsi illegal. Sementara tiga orang lainnya yang sebelumnya juga diamankan terdiri dari dua orang pasien aborsi dan seorang lainnya adalah orang tua pasien. Menariknya pelaku aborsi di Kelapa Gading ini juga tidak hanya orang dewasa, namun pelakunya adalah anak lulusan SMP dan SMA yang tidak mempunyai latar belakang medis. (rri[dot]co[dot]id, 21/12/2023)
Masih dari sumber yang sama, menyikapi fenomena ini sosiolog Musni Umar berkomentar bahwa, "Ini merupakan fenomena sosial yang memprihatinkan. Melihat perkembangan media sosial, begitu banyak orang yang terlibat dalam praktik menjual diri atau platform tersebut. Tanpa sadar banyak laki-laki yang memanfaatkan ini tanpa memahami konsekuensinya."
Pergaulan bebas sebagai buah dari paham liberalisme kapitalisme ini berujung pada aborsi yang sulit diberantas. Generasi muda yang sangat semangat dalam pencarian jati diri ini seolah punya ambisi besar dalam kebebasan yang berujung pada perilaku yang keji. Apakah penangkapan dan hukuman penjara membuat mereka takut dan takluk?
Minimnya hukuman dan sanksi bagi pelaku aborsi adalah celah bagi mereka untuk tidak pernah jera melakukannya. Ditambah dengan dorongan kemajuan teknologi yang tidak dibarengi dengan keimanan yang kokoh membuat mereka terjebak dalam lingkaran gelap pergaulan bebas. Kehidupan sekuler membuat mereka melepaskan agama dari kehidupan dan hanya tampak pada aspek ritual ibadah semata.
Namun hal yang lebih miris adalah maraknya aborsi dianggap oleh pegiat gender sebagai implementasi hak perempuan dan mendorong adanya layanan aborsi yang aman.
Solusi Islam
Islam memiliki sistem pergaulan yang akan menjaga kesucian laki-laki dan perempuan dengan larangan ikhtilat, berkhalwat, tabarruj, dan sejenisnya. Hal seperti ini akan mencegah mereka dari kesempatan mendekati atau melakukan zina.
Selain itu, Islam juga memiliki sistem pendidikan yang unggul dengan membentuk kepribadian Islam pada generasi. Sehingga mereka mempunyai kemampuan pengendalian diri untuk tidak melakukan maksiat. Media dalam Islam pun akan senantiasa memfilter berita atau konten apa saja yang akan ditayangkan atau dipublikasikan.
Di sisi lain, Islam juga akan memastikan keluarga yang merupakan tempat pertama seorang anak memperoleh pendidikan, mengambil perannya dalam mencetak generasi yang beriman dan bertakwa. Kembalinya seorang ibu sebagai pendidik pertama bagi seorang anak akan senantiasa dipastikan.
Sehingga fakta yang saat ini terjadi yaitu hilangnya peran ibu akibat gaya hidup hedonisme dan sosialita sampai pada akhirnya pendidikan dan perhatian pada anak berkurang. Sehingga anak lepas kendali dan terjerumus dalam pergaulan bebas, tidak akan kita dapati dalam pengaturan kehidupan Islam.
Memang siapa pun dia selama masih manusia pasti punya celah untuk melanggar, lupa, dan khilaf. Selain memerlukan pegangan yang kuat untuk tidak tergoda melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah, perlu juga sebuah sistem yang kuat dengan sanksi yang tegas agar kehidupan yang mulia bisa terwujud dan rida Allah bisa diraih. Wallahualam bissawab. [SJ]