Boikot, Tidak Cukup Bebaskan Palestina
Surat Pembaca
Sebelumnya umat Islam bersatu membentuk peradaban gemilang di bawah sistem kepemimpinan Islam
Akan tetapi pada tahun 1924, umat dipecah-pecah oleh nation state melalui deklarasi Balfour
______________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Di Ramadan tahun ini, MUI terus menggencarkan edukasinya terhadap umat agar tidak membeli produk pro Isr*el. Dalam fatwanya No. 83/2023, tentang hukum dukungan terhadap Palestina, salah satu bentuknya adalah dengan menyerukan boikot 21 merk kurma produksi Isr*el. (berita satu.com, 12/3/2024)
Hal ini tidak lain karena dipandang sebagai bentuk penghormatan terhadap hak asasi manusia. Maka dari itu, boikot dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
Kalau kita perhatikan, seruan boikot ini sepertinya sudah sangat masif. Bahkan sejak 1945, seruan memboikot produk Isr*el maupun yang berafiliasi dengan Isr*el sudah digaungkan pertama kali oleh Liga Arab. Itu berarti selama 79 tahun gerakan memboikot ini, tidak cukup efektif untuk menghentikan aksi genosida yang dilakukan Zionis terhadap warga Palestina.
Lebih parahnya lagi, mereka ditembaki roket sehingga minim bantuan yang bisa masuk, bahkan terhenti berbulan-bulan. Belum lagi pengiriman bantuan dari berbagai negara diblokade oleh Zionis Isr*el.
Inilah salah satu kondisi yang mendorong MUI menggencarkan idenya untuk memboikot produk Isr*el seperti kurma. Di mana hal ini membuat pengusaha ketar-ketir karena prediksi tidak lakunya kurma asal Isr*el yang mereka jual. Tentu ini bukanlah solusi yang efektif untuk menghentikan kekejaman Zionis ini.
Kemudian, apa yang bisa menghentikan aksi kejam Isr*el ini? Tidak lain adalah dengan militer. Karena tidak imbang apabila Isr*el menyerang dengan militer, sedangkan negara lain dengan uang, makanan bahkan kain kafan.
Tetapi sayangnya militer yang ada di negeri-negeri muslim saat ini, sangat takut dengan Isr*el dan Amerika. Hal ini disebabkan oleh sekat besar yang dibuat oleh mereka sejak 1917.
Sebelumnya umat Islam bersatu membentuk peradaban gemilang di bawah sistem kepemimpinan Islam. Akan tetapi pada tahun 1924, umat dipecah-pecah oleh nation state melalui deklarasi Balfour.
Kemudian masuklah ideologi sekuler ke tengah-tengah umat. Ideologi Islam mulai dihilangkan. Hingga akhirnya sejak saat itu umat merasa ada harga mati yang harus diperjuangkan di dalam negerinya dibanding nyawa saudara sendiri.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengedukasi umat dengan Islam kafah. Bahwa tidak ada persatuan kecuali dengan mengembalikan Daulah Islam dan menyerukan jihad untuk membantu membebaskan Palestina.
Semoga Allah mampukan kita untuk mencapainya. Wallahualam bissawab. [SJ]
Lesih Ummu Fatih