Hembusan Retorika Anti-Muslim Makin Kencang, Umat Butuh Perisai
Opini
Aksi penyobekan, penginjakan bahkan sampai pembakaran Al-Quran adalah bukti nyata kebencian mereka terhadap Islam
Aksi ini jelas mencederai hati kaum muslim bukan hanya di Eropa, tetapi di seluruh dunia
_________________________
Penulis Ai nurjanah
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Peperangan yang terjadi di Gaza, Palestina sudah lebih dari 140 hari, nyatanya menyisakan dampak buruk untuk sebagian kaum muslim di seluruh dunia terutama di wilayah Eropa. Kebencian yang dilontarkan oleh musuh Islam dan pencitraan buruk pada kaum muslim terus digaungkan. Dikutip dari Republika.co.id (24/02/2024), insiden kebencian anti-muslim di Inggris meningkat lebih dari tiga kali lipat akibat Genosida Israel.
Marion Lalisse yang merupakan koordinator komisi Uni Eropa yang dikutip dari Brussell (ANTARA,12/02/2024) menyampaikan peringatannya kepada masyarakat muslim di Uni Eropa untuk melaporkan setiap insiden Islamophobia, baik berupa serangan fisik maupun verbal yang mereka alami kepada penegak hukum serta kepada Badan Hak Asasi Uni Eropa. Lalisse juga mengatakan bahwa sangat sulit mendapatkan laporan dan dokumentasi tentang sejauh dan sebesar apa kebencian anti-Muslim yang terjadi di Eropa dan ini merupakan tantangan terbesar dalam tahun pertama ia bertugas.
Islamophobia adalah salah satu aksi penyerangan dari golongan anti-Islam karena dilatarbelakangi oleh kebencian mereka terhadap Islam. Mereka tak henti-hentinya membuat beberapa tuduhan terhadap Islam maupun orang Islam. Di mata mereka Islam adalah sebuah agama yang kuno, kejam, dan tidak menghormati hak asasi manusia. Tuduhan terorisme pun terus dimunculkan kepada individu maupun kelompok Islam.
Bagi mereka Islam adalah penghalang karena peraturan yang ada di dalamnya mengatur seluruh aspek kehidupan yang jelas berbeda dengan pengaturan barat. Padahal jika diamati lebih dalam justru karena penerapan aturan merekalah kerusakan dan kehancuran terjadi pada seluruh sendi kehidupan. Mereka juga mengeruk kekayaan negeri-negeri kaum muslim untuk berbagai kepentingan seperti politik dan ekonominya.
Aksi penyobekan, penginjakan bahkan sampai pembakaran Al-Qur'an adalah bukti nyata kebencian mereka terhadap Islam. Aksi ini jelas mencederai hati kaum muslim bukan hanya di Eropa, tetapi di seluruh dunia. Sementara itu sebagian dari mereka menganggap bahwa tindakan ini merupakan kebebasan dalam berekspresi, padahal apa yang mereka lakukan sama saja dengan sebuah tindakan provokasi. Aksi Islamphobia ini terus berulang dan terus berkembang dengan luas di Eropa.
Bukan hanya itu, banyak perempuan di Eropa yang dilarang memakai hijab dalam segala aktifitas terutama bekerja. Sehingga kerusakan martabat wanita di Eropa semakin bertambah parah. Di negeri barat wanita bukan lagi menjadi sosok yang berperan mulia untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Namun mereka menganggap wanita adalah komoditi atau alat untuk kepentingan berbagai iklan produk. Kebebasan berpenampilan tanpa menghiraukan aurat wanita menjadi pemandangan yang biasa dilihat. Dan media masa dengan kecanggihan teknologinya tak henti-hentinya menayangkan gambar wanita-wanita ini.
Semua fakta tersebut hanya akan mampu diselesaikan oleh Islam, karena Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah melalui nabi Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan dirinya sendiri. Dari pengertian ini kita akan memahami bahwa saat Islam diambil sebagai pengatur oleh seseorang, maka tidak akan ditemukan pada dirinya perasaan bebas untuk berbuat kemungkaran, kezaliman bahkan sampai tindak kekerasan. Karena dalam Islam semua aturan kehidupan telah Allah tetapkan dalam syariat.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw. bersabda:
"Akan datang kepada manusia suatu masa, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api" (HR. Tirmidzi)
Sebagai generasi penggenggam bara api, maka sudah selayaknya kita bangga. Di balik aksi yang jauh dari nilai-nilai Islam yang mengancam umat, justru kita masih tetap setia untuk menegakan hukum Allah. Islam bukanlah sesuatu hal yang perlu ditakutkan.
Menjadi muslim haruslah bangga, karena Allah sudah menjaminnya di dalam Al-Quran yang artinya:
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kamu menyuruh berbuat yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka yang beriman, tetapi kebanyakan mereka adalah orang- orang fasik" (TQS. Ali-Imran: 110)
Problematika yang dialami umat Islam di Eropa merupakan luka untuk kita seluruh kaum muslimin. Kerusakan yang diciptakan manusia yang semakin tidak terkendali ini adalah akibat dari tidak diterapkannya hukum-hukum Islam secara kafah. Hukum Allah adalah satu-satunya jalan untuk mempersatukan umat Islam dan kebaikannya akan berdampak pada mereka yang bukan muslim. Aturan-aturan kapitalisme yang sekarang dikonsumsi oleh seluruh umat manusia faktanya tidak mendatangkan solusi justru akan menambah problematika baru.
Tiga belas abad penerapan hukum Islam dalam bentuk negara Islam. Negara juga mempunyai tugas untuk menjaga akidah, pelaksana syariah, penegaknya agama dan pemersatu barisan kaum muslim.
Hal ini adalah hal yang ditakutkan oleh barat, yaitu bersatunya kaum muslimin dalam satu ikatan akidah. Itulah mengapa mereka begitu gencar menumbuh suburkan Islamophobia di seluruh penjuru dunia yang membahayakan kaum muslim. Maka, sudah saatnya bagi kita mengembalikan perisai umat ini yang akan melindungi dari segala bahaya dan akan memastikan penerapan aturan Allah di muka bumi. Wallahualam bissawab. [GSM]