Hilang di Puasa Ketujuh
Puisi
Hilang di puasa ketujuh
Puncak finish masihlah jauh
Saatnya kembali berpacu
Karena Ramadhan tahun depan belumlah tentu
______________________________
Penulis Hanif Kristianto
Sastrawan Politik dan Analis Politik-Media
KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Bukannya Ramadhan belum berakhir
Kenapa wajah sudah tak terlihat parkir?
Bahkan di masjid pun tak hadir
Kenapa bisa begitu kalau dipikir-pikir?
Puasa ketujuh berarti Ramadhan belumlah utuh
Masih 23 hari menuju puncak perayaan kemenangan berpuasa
Pelan-pelan menuju kepastian
Untuk bisa terus hadir dalam perjamuan kudus Ramadhan
Hilang di puasa ketujuh
Lisan yang menyebut sholawat ketika bilal bergantian di antara Tarawih
Kini tak terdengar menggelegar
Sayup-sayup suara anak kecil yang masih setia meski bermain ceria
Hilang di puasa ketujuh
Memang tak akan ada yang mencari
Memang tak akan ada yang merugi
Bahkan Ramadhan hadir pun datang senang hati demi yang menanti
Hilang di puasa ketujuh
Pelan-pelan mulai absen nggak lagi konsen
Pikiran sudah terbang inginnya selesai permainan
Padahal ini bukan waktunya main tapi waktunya memainkan peran
Hilang di puasa ketujuh
Lagi asyik-asyiknya menapaki jalan langit tercinta
Bintang di angkasa masih setia menunggu meteor bergerak lainnya
Senyampang langit masih terbuka kenapa tangan sudah tiada menegadah?
Hilang di puasa ketujuh
Puncak finish masihlah jauh
Saatnya kembali berpacu
Karena Ramadhan tahun depan belumlah tentu
Yang boleh hilang itu dosa yang bergelimang
Yang boleh hilang itu pikiran yang ruwet seperti benang
Yang boleh hilang itu kedengkian yang menusuk dalam
Yang boleh hilang itu kemunafikan yang berkuasa di alam [SJ]