Tarhib Ramadan dalam Catatan
Puisi
Ya Rabb, bagaimana bisa menyambut Ramadan dengan keceriaan
Tatkala puasa belum mampu membuat perisai bagi individu manusia
Satu posisi khusyuk dalam ibadah
Satu posisi menolak dan menyingkirkan Islam kafah penuh berkah
_________________________
Penulis Hanif Kristianto
Sastrawan Politik dan Analis Politik-Media
KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Ya Rabb, hamba ingin bergembira menyambut Ramadan
Sebagaimana seruan dalam menyambut Ramadan yang mulia itu
Bergembiralah dengan kehadiran Ramadan
Dilipatgandakan pahalanya diberkahi malamnya
Ya Rabb, bagaimana bisa menyambut Ramadan dengan riang gembira?
Bukan tidak percaya dengan janji-Mu dan keajaiban di dalamnya
Bukan tidak beriman atas firman dalam Al-Qur'an
Bukan pula menistakan dan mengingkari nas-nas yang termaktub dalam sabda kalam
Hanya saja tidak percaya kepada manusia yang telah diberikan kuasa
Di tangannya ada kekuatan untuk mengulurkan tangan dalam membela umat Muhammad
Namun tak bergeming dan justru rasa iba telah mengering
Kelaparan yang dirasakan penduduk Gaza tak juga kuasa membebaskan dari cengkeraman penjajah
Bukankah penguasa itu memiliki kedudukan di atas rakyatnya
Berkekuatan memerintahkan pasukan bersenjata untuk berjihad membebaskannya Palestina
Mampu mengirimkan bantuan bahan makanan melalui langit yang mengharu-biru
Dan membuka gerbang perbatasan serta mengenyahkan penjajahan di bumi yang diberkati
Tarhib Ramadan dalam catatan harga kebutuhan pokok yang merangsek naik
Penguasa menjadi pelupa dengan sikap sesuka hati jiwanya
Tak merasakan nasib wong cilik yang kian tercekik
Cuman mikirin diri sendiri bagaimana biar berkuasa sampai mati?
Tarhib Ramadan dalam catatan menguatnya narasi Islamofobia
Padahal derajat takwa itulah tujuan semua yang berpuasa
Konsekuensi takwa ialah menaati syariat Allah Yang Esa
Jika syariat belum tegak maka ada kewajiban perjuangan di pundak
Tarhib Ramadan dalam catatan kepongahan manusia yang mengatur manusia lainnya
Sudahlah sistem kehidupan sekularistik liberal melahirkan kesengsaraan kehidupan
Manusia itu berpesta pora di atas derita manusia lemah yang wajib diurusi kehidupannya
Melupakan nasib rakyat malah naikkan harga pajak
Ya Rabb, bagaimana bisa menyambut Ramadan dengan keceriaan
Tatkala puasa belum mampu membuat perisai bagi individu manusia
Satu posisi khusyuk dalam ibadah
Satu posisi menolak dan menyingkirkan Islam kafah penuh berkah
Ya Rabb, bagaimana bisa menyambut Ramadan dengan suka cita
Tatkala masih banyak umat manusia dalam duka cita
Kelaparan yang melanda akibat arogansi bangsa penjajah
Kepongahan yang menyekat manusia seolah hilang nasib sesama saudara
Tarhib Ramadan dalam catatan tahun ke tahunnya
Jika ini sebagai bentuk renungan panjang agar umat berkekuatan
Maka Ramadan jadi arena pembentukan kesadaran dalam spektrum keleluasaan
Dan jadi tanda untuk mewujudkan dua junnah: puasa sebagai junnah pribadinya dan imam sebagai junnah kepemimpinan umat Islam sedunia [By]
#puisi #puisihanifk #sastra #sastraindonesia