Ramadan, Bulan Memanen Pahala
Opini
Allah mewajibkan puasa Ramadan tak hanya sekadar menahan lapar dan haus
Namun, bertujuan untuk meraih derajat ketakwaan
____________________
Penulis Aini Rahmalia, S.Si.
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Bulan yang sudah ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim telah hadir. Sebelumnya, semua kalangan menyambut kedatanganya dengan penuh suka cita dengan melakukan pawai obor, festival, pengajian maupun lainya. Namun, tanpa disadari saat ini sudah menginjak pertegahan menuju akhir bulan Ramadan. Rasa suka cita itu kian hari kian pudar, semangat ibadah kian menghilang.
Bahkan suasana Ramadan tak ada lagi, digantikan dengan berbagai kesibukan dan rutinitas pekerjaan maupun lainnya. Sudah disibukkan juga untuk mempersiapkan hari raya. Padahal bulan yang penuh kemuliaan ini masih ada di sisi kita, namun tanpa sadar seolah tak merasakan suasana keimanan dan kemuliaan Ramadan. Umat hanya sekadar menjalankan rutinitas ibadah Ramadan semata dengan melaksanakan puasa, salat tarawih, tadarus, itikaf dan lainnya tanpa ada ruh (hubungan kedekatan dengan Allah) di hatinya.
Sungguh disayangkan di bulan yang penuh rahmat, maghfiroh, dan mustajabah yang seharusnya menjadi bulan panen pahala hanya dijalannya tanpa adanya hubungan kedekatan kepada sang pencipta untuk mendapatkan derajat takwa. Bahkan di beberapa wilayah momen untuk menghidupkan masjid dalam pelaksanaan salat tarawih dan tadarus sangat sepi, tak ada yang berbeda dari bulan yang lain.
Justru kegiatan yang berbeda dan sangat ramai digandrungi oleh umat muslim adalah momen ngabuburit alias mencari takjil untuk berbuka. Orang-orang rela berdesak-desakkan, mengantri dan tak sungkan mengeluarkan kocek yang besar untuk sekadar memenuhi nafsu semata. Padahal dengan berpuasa seharusnya dapat menahan hawa nafsu. Sementara, momen ibadah yang dilipatgandakan justru ditinggalkan. Sebenarnya apa yang menjadi tujuan umat muslim berpuasa? dan apa yang dapat dipanen jika ibadah yang dilakukan di bulan Ramadan masih minimal?
Sebagai seorang muslim pasti kita tahu bahwa Allah mewajibkan puasa Ramadan tak hanya sekadar menahan lapar dan haus. Namun, bertujuan untuk meraih derajat ketakwaan. ingatlah Allah Swt. berfirman: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa. Sebagaimana diwajibkan orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Allah Swt. memerintahkan kepada umat muslim untuk mengerjakan puasa di bulan Ramadan agar umat muslim bertakwa. Ketakwaan dapat diraih di bulan Ramadan tak hanya sekadar puasa menahan lapar dan haus semata, tetapi menahan hawa nafsu juga segala yang membatalkannya. Namun, di balik itu harus tumbuh rasa syukur, sabar dan kesadaran bahwa diri ini adalah makhluk yang lemah.
Dengan rasa syukur atas kenikmatan yang sudah Allah berikan selama ini dapat mendorong diri untuk meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan. Rasa sabar menahan lapar, haus, dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenanmnya matahari menguji seberapa besar derajat keimanan. Rasa sabar dalam menahanan diri untuk melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa maupun yang dapat mengurangi nilai puasa.
Menyadarkan diri bahwa umat muslim di Palestina yang sama-sama berpuasa tetapi tak ada makanan yang bisa disantap untuk sahur maupun berbuka. Sungguh luar biasa tingkat kesabaran dan keimanan mereka. Dengan berpuasa juga menyadarkan bahwa diri ini lemah dan tak layak bersombong diri. Maka, semua ini akan terwujud di dalam diri serta derajat ketakwaan akan dapat diraih.
Dan yang perlu disadari, selama bulan Ramadan seluruh amal ibadah akan dilipatgandakan pahalanya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim bahwasanya: “Barang siapa pada bulan ramadan mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, maka nilainya seperti orang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barangsiapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan ramadhan, maka nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban di bulan lainnya. Dan keutamaan sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.”
Dan di bulan ini terdapat malam yang lebih baik dari 1000 bulan yaitu malam lailatul qadar. Maka, marilah di bulan Ramadan ini menyibukkan diri untuk beribadah dan meningkatkan keimanan kepada sang pencipta. Janganlah menjadi umat muslim yang rugi, sekadar berpuasa namun tak mendapatkan pahala apalagi derajat ketakwaan. Wallaahualam bissswab. [Dara]