Sedih di Puasa Kesembilan
Puisi
Sedih di puasa kesembilan
Jika diri ini tak bisa memaknai kehadiran agung utusan Sang Pencipta
____________________
Penulis Hanif Kristianto
Sastrawan Politik dan Analis Politik-Media
KUNTUM CAHAYA.com, PUISI -Betapa banyak kesedihan di Ramadan yang seharusnya diliputi kebahagiaan
Betapa banyak kedukaan di Ramadan yang seharusnya dihiasi keriangan
Betapa banyak ketidakpastian di Ramadan yang seharusnya diganjar pasti pahalanya
Betapa banyak keprihatinan di Ramadan yang seharusnya muncul kepedulian
Sedih di puasa kesembilan
Kok tiada beda dengan bulan sebelum Ramadan
Tampaknya manusia belum mengilhami Allah hadirkan Ramadan
Kalau dalam pikirannya cuma materi dan kesenangan duniawi
Sedih melihat tingkah pola manusia yang antah berantah
Syariah Islam yang agung nan mulia selayaknya jadi panglima
Sayangnya masih diabaikan bahkan dianggap pengekangan
Padahal Allah hadirkan sebagai solusi bagi kehidupan
Sedih sih di puasa kesembilan
Ada saudara di Gaza yang mengawali lima bulanan
Kondisi konflik yang meniadakan rasa kemanusiaan
Kepala negara itu banyak diam meski memiliki kekuatan dan kekuasaan
Sedih di puasa kesembilan
Terburainya kompleksitas untuk kembali kepada jalan keTuhanan
Akan tetapi pada asal tak bermuasal
Majemuk hidup dibikin kesal
Sedih di puasa kesembilan
Jika diri ini tak bisa memaknai kehadiran agung utusan Sang Pencipta
Waktu yang terkadang tak bisa dinikmati yang berlalu
Hingga fajar kembali menyingsing menguak tabir
Sembilan angka yang menarik insan
Kesedihan telah tergores dalam batu cadas keabadian
Di sini semua mengabdi pada ilahi
Terangkat jiwa nada menghamba di malam suka cita
Sedih di puasa kesembilan
Tidakkah merasa terketuk hati untuk membuka diri
Drama hidup tak hanya tentang pribadi
Ada yang lainnya bernasib papa kehilangan penjaga [GSM]