Saya Setuju Sekali Pak Prabowo, jika Pendidikan Gratis sampai Universitas
Opini
Islam memiliki sistem ekonomi yang mumpuni yang mampu membiayai kebutuhan rakyatnya
Karena dalam Islam jelas pembagian hak kepemilikan harta
______________________________
Penulis Elis Sulistiyani
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Muslimah Perindu Surga
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kali ini saya setuju dengan Pak Prabowo jika pendidikan haruslah gratis bahkan sampai level universitas. Pernyataan ini beliau sampaikan dalam wawancara eksklusif di tvOne pada Rabu (22/5/2024).
Beliau menyampaikan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab negara. Sehingga universitas negeri yang dibangun dari uang rakyat atau APBN biayanya tidak boleh tinggi bahkan kalau bisa gratis. (Tvonenews.com, 23/5/2024)
Pendidikan memanglah bagian dari kebutuhan dasar rakyat yang harus dijamin oleh negara. Artinya, negara melakukan upaya keras supaya semua rakyatnya mendapatkan pendidikan yang berkualitas tanpa dibedakan kaya atau miskin. Selain itu, pendidikan bagi rakyat haruslah mudah aksesnya dan murah harganya.
Namun sepertinya hal jaminan pendidikan gratis di alam kapitalis sangat sulit untuk tercapai. Karena kenyataannya janji yang serupa juga sering kita dengar dari pemerintahan di periode sebelumnya, tetapi tak tampak realisasinya. Janji manis yang terucap berubah menjadi pilihan pahit yang mau tidak mau harus ditelan rakyat.
Kapitalisme yang diemban negara saat ini membuat negara tak mampu melaksanakan kewajibannya. Karena kapitalisme telah mengubah orientasi negara yang mestinya mengurus rakyat menjadi 'mengurus kapitalis'.
Sehingga segala sendi kehidupan bernegara di kapitalisasi demi kesenangan mereka yang berduit. Termasuk di dalamnya urusan pendidikan. Tingginya UKT saat ini menunjukkan institusi pendidikan telah berubah menjadi ladang bisnis, bukan lagi institusi yang mendidik anak bangsa.
Tentunya kenaikan UKT ini tidak serta-merta terjadi. Melainkan karena adanya kesalahan dalam pengelolaan sistem pendidikan. Sudah menjadi rahasia umum jika negara kita masuk dalam kategori negara yang tidak mengucurkan anggaran yang besar untuk sektor pendidikan. Sehingga walaupun ada program sekolah gratis 12 tahun, tetap saja masih banyak rakyat negeri ini yang tak mengenyam bangku sekolah.
Salah satu sebabnya adalah sulit untuk mengakses sekolah, mengingat masih timpangnya pembangunan. Infrastruktur di kota dan di desa. Wilayah yang jauh dari kota masih belum memiliki akses jalan yang baik untuk menunjang aktivitas mereka, salah satunya sekolah. Selain itu, banyak dari anak negeri ini terpaksa putus sekolah karena harus membantu orang tuanya mencari nafkah. Masa belajar mereka harus terenggut oleh sesaknya kehidupan.
Tak ada yang menjamin bahwa mereka dapat mengakses makanan dengan mudah dan murah, karena sekarang negara hanya sebatas regulator untuk memuluskan kebijakan yang menguntungkan kapitalis. Tak nampak negara hadir untuk mengurusi urusan rakyatnya.
Maka jika kapitalisme yang notabene adalah aturan buatan manusia, sudah tidak mampu bekerja untuk selesaikan masalah hidup manusia, mari kita kembali kepada aturan Allah yang Maha Mengatur. Allah telah sempurnakan Islam sebagai agama juga aturan hidup bagi umat manusia.
Negara yang menjadikan Islam sebagai fondasinya memandang pendidikan adalah bagian dari kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi oleh negara. Negara memosisikan dirinya sebagai institusi yang mengurusi urusan rakyat tanpa adanya orientasi bisnis sedikit pun. Bagi mereka yang mendapat amanat penguasa telah dibentuk menjadi pribadi yang takwa yang takut jika lalai akan amanatnya.
Secara teknis negara berupaya untuk dapat menjamin akses yang mudah, murah bahkan gratis bagi rakyatnya dalam urusan kebutuhan dasarnya. Pemenuhan ini tentunya tidak berasal dari pajak maupun utang. Karena Islam melarang pajak dan utang ribawi sebagai sumber pemasukan bagi negara.
Islam memiliki sistem ekonomi yang mumpuni yang mampu membiayai kebutuhan rakyatnya. Karena dalam Islam jelas pembagian hak kepemilikan harta. Pos yang membiayai kebutuhan rakyat adalah biaya dari hasil pengelolaan kepemilikan umum yang sangat melimpah di negeri muslim. SDA yang ada lebih dari cukup untuk sekadar membiayai pendidikan saja.
Dan pengelolaan SDA inilah yang tidak kita dapati hari ini, pengelolaannya diserahkan kepada swasta bahkan asing. Sehingga negeri ini tak punya apa-apa di tanah airnya sendiri. Semua direnggut oleh tamaknya kapitalisme yang tidak mungkin menjamin kebutuhan rakyat.
Demikianlah Islam hadirkan aturan untuk menjamin rakyatnya mendapatkan jaminan pendidikan. Karena rakyat yang berpendidikan akan mampu mengemban amanat untuk menjadi generasi yang cemerlang. Wallahualam bissawab. [SJ]