Tata Kelola Baik, Hanya Ada dalam Islam
Opini
Sudah saatnya kita mengambil sebuah sistem yang benar-benar mampu memberikan solusi jitu
terhadap seluruh permasalahan hidup manusia
___________________________________
Penulis Mulyaningsih
Kontributor Media Kuntum Cahaya, Pemerhati Anak dan Keluarga
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Rapi dan tertib menjadi sesuatu yang selalu diidamkan oleh semua orang. Hal tersebut tentu akan berpengaruh pada ranah publik, termasuk pada sisi kenyamanan masyarakat terhadap sebuah wilayah. Termasuk pula aman dari kata banjir ketika musim penghujan telah datang.
Sebagaimana dikutip dari salah satu laman berita, pada Jumat (22/03/2024) di Kabupaten Bekasi (Jawa Barat) Aeon Mall telah beroperasi. Di dekat mall tersebut sudah berdiri kantor pemerintah kabupaten, rumah sakit, perumahan, fasilitas sekolah nasional dan internasional, kawasan komersial, pabrik (lokal dan mancanegara), fasilitas logistik, dan pusat data.
Di wilayah tersebut juga berdekatan dengan pintu keluar KM 37 jalan tol Cikampek. Dengan lokasi strategis tersebut, kawasan Aeon Mall menjadi proyek pengembangan kota pintar. Proyek tersebut adalah studi gabungan pemerintah dan swasta.
Fakta yang ada, di wilayah tersebut juga masih mempunyai kendala dalam hal kebersihan. Gunungan sampah pada 2023 telah mencapai ketinggian 50 meter. Ini yang kemudian menjadi sorotan penting, mengapa hanya sisi pembangunan kota pintar saja yang terus digenjot sedangkan pengelolaan sampah ternyata tidak dipikirkan secara matang. Padahal ini adalah sisi kritis sebuah wilayah baik kota maupun kabupaten karena akan berpengaruh besar terhadap sisi sanitasi sebuah wilayah.
Kita mengetahui serta menyadari bahwa sistem yang diterapkan saat ini tak lagi memikirkan dampak apa yang mungkin bisa terjadi pada masyarakat. Karena sejatinya kapitalis hanya memikirkan keuntungan dan penumpukan materi semata sehingga komponen yang lain tidak dihiraukan.
Termasuk pengelolaan sampah yang baik tak menjadi perhatian bagi pihak yang berwenang. Ditambah lagi, proyek smart city seperti fakta di atas diamanahkan kepada pihak swasta, bukan pemerintah dalam negeri sendiri. Sehingga wajar kalau memang keuntungan saja yang mereka pikirkan.
Hal berbeda tentu akan terjadi manakala Islam mengatur pada sisi kehidupan manusia. Termasuk pada masalah tata kelola sebuah wilayah. Ternyata Islam telah memberikan contoh nyata ketika diterapkan di Madinah. Saat itu Rasulullah saw. sebagai kepala negara memikirkan dengan masak bagaimana tata letak serta apa saja yang diperlukan kaum muslim.
Ternyata Beliau mendirikan masjid sebagai sarana ibadah, mengkaji Islam, bermusyawarah, dan lain-lain. Termasuk juga memisahkan pasar antara kaum muslim dan Yahudi yang nantinya akan menjadi roda penggerak pada sisi ekonomi. Kemudian saat kejayaan Islam, penataan kota menjadi lebih sempurna.
Islam mempunyai sistem tata kota sesuai syariat seperti di kota Baghdad. Khalifah Al-Mansyur mendirikan Baghdad dengan lokasi yang strategis. Beliau mengontrol rute perdagangan sepanjang Sungai Tigris ke laut dan dari timur ke tengah Asia. Air selalu ada di sepanjang tahun. Padahal Baghdad termasuk dalam wilayah yang memiliki iklim kering, sehingga kota Baghdad dikatakan lebih beruntung daripada ibukota Daulah sebelumnya.
Ketika membangun Kota Baghdad, perencaan begitu matang dan sempurna. Saat itu didatangkan sejumlah arsitek dari berbagai wilayah untuk berdiskusi dalam pembangunan kota. Hal itu dilakukan empat tahun sebelum didirikannya Kota Baghdad. Pekerja kontruksi yang didatangkan tak tanggung-tanggung, lebih dari 100.000 pekerja datang untuk survei wilayah.
Pembangunan kota dilakukan dengan dua semi lingkaran dengan diameter 19 kilometer. Juli dipilih sebagai waktu untuk memulai pembangunan. Ternyata dipilihnya Juli sebagai awal pembangunan kota tidak semata-mata memilih saja, namun dengan pertimbangan khusus.
Saat itu Sungai Tigris sedang tinggi sehingga mampu memperkirakan kota agar tidak terkena banjir ketika musim penghujan telah tiba. Termasuk pembuatan kanal untuk antisipasi ketika musim penghujan tiba.
Pada setiap bagian kota akan ada beberapa fasilitas yang dibangun. Utamanya adalah masjid, sekolah disertai perpustakaan, perindustrian, tempat istirahat musafir, pemakaman, pengelolaan sampah, serta area komersial. Ditambah lagi dengan dibangunkan tempat pemandian umum yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Dari sisi keamanan, negara juga memperhatikan akan aspek tersebut. Masing-masing pintu gerbang yang akan menuju di luar Baghdad akan diberikan nama sesuai dengan nama kotanya. Seperti Kufah, Basrah, Khurasan, dan Damaskus.
Setiap pintu gerbang memiliki pintu rangkap yang terbuat dari besi dan dijaga untuk membuka serta menutupnya. Baghdad ternyata mampu mengalahkan kemajuan Ctesiphon, ibu kota kekaisaran Persia.
Itulah sedikit gambaran bagaimana Islam dalam mengatur tata kelola sebuah wilayah. Tentunya harus dipertimbangkan dengan baik dan sesuai dengan konsep syariat. Tak hanya memandang aspek keuntungan semata, sementara aspek penting yang lain tak dihiraukan.
Karena sejatinya jika sebuah kota dikelola dengan baik dan benar maka insyaAllah akan membawa keberkahan bagi yang tinggal di sana. Termasuk pada sisi kesejahteraan dan keamanan akan terjaga dengan baik.
Termasuk mampu membaca situasi musim yang ada di sebuah wilayah. Karena ini penting untuk merencanakan agar bangunan serta fasilitas yang akan dibangun disesuaikan dengan kondisi geografisnya.
Sebagaimana fakta di atas, seharusnya memperhatikan segala aspek yang ada di sana agar tidak akan menimbulkan masalah baru. Yang akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat.
Sudah saatnya kita mengambil sebuah sistem yang benar-benar mampu memberikan solusi jitu terhadap seluruh permasalahan hidup manusia. Semoga Islam segera akan diterapkan dalam kehidupan di dunia ini. Sekali lagi, hanya Islam yang mampu memberikan solusi tuntas akan seluruh masalah yang ada. Wallahualam bissawab. [SJ]