All Eye on Raffah: Butuh Jihad fii Sabilillah
Opini
Ketidakmampuan menghadapi penjajah Yahudi jelas karena kaum muslim meninggalkan thariqah (metode) untuk mengusir penjajah yang membantai umat Islam
Thariqah itu tak lain adalah Jihad fii sabilillah
____________________
Penulis Kristiati Supardi
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Semua mata tertuju ke Rafah. Semua doa dipanjatkan untuk Rafah. Semua tangisan tertumpah karena Rafah, tetapi mengapa muslim Gaza terus menderita dan penjajah tak kunjung kalah? Adakah yang salah dengan apa yang sudah dilakukan kaum muslim seluruh dunia? Bahkan lintas agama juga melakukan pembelaan terhadap Palestina.
Doa, pikiran, dana, kecaman, demonstrasi, obat-obatan, makanan, senantiasa tercurah untuk muslim Gaza. Namun penderitaan, penyiksaan, genosida makin merajalela. Bahkan dikabarkan bahwa bom yang sudah ditembakkan oleh entitas Yahudi ke Gaza lebih banyak dibanding saat Perang Dunia ke dua. Sungguh kebengisan yang nyata dipertontonkan oleh entitas Yahudi laknatullah.
Sayangnya, dunia membisu tak bergerak. Sekedar statemen kecaman yang datang dari negeri muslim sedang Barat diam tak bergeming. Genosida terus berlangsung, suara dunia mulai ramai. Mahkamah Internasional memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Raffah. Apakah perintah Mahkamah International ini akan diindahkan? Tentu tidak, pasukan Yahudi laknatullah tetap menyerang.
Sejak Oktober 2023 setidaknya tercatat korban yang berjatuhan sebanyak 36.171 penduduk, 81.420 lainnya luka-luka hingga Mei 2024. Rata-rata kematian mencapai 180 korban per hari dengan ratio 1:63, di mana 1 dari 63 penduduk Gaza meninggal dunia setiap harinya.
PBB juga melakukan sidang dan voting untuk menentukan nasib Gaza. Poin yang divoting adalah admition for new member dikarenakan selama ini Palestina hanya sebagai pengamat non anggota.
Kemerdekaan Palestina hanya konsekuensi dari ketetapan voting di atas. Jikalau menang, kemerdekaan seperti apa yg akan diberikan kepada Palestina? Jika ditelisik lagi, nyatanya wilayah Palestina bukanlah batas wilayah pada tahun 1917 melainkan wilayah Palestina 1967 yang sudah dicaplok oleh entitas Yahudi. Seperti ini kah harapan kaum muslim? Merdeka dengan wilayah yang kecil dan membiarkan penjajah menguasai tanah kaum muslim?
Tentu saja tidak! Ketidakmampuan menghadapi penjajah Yahudi jelas karena kaum muslim meninggalkan thariqah (metode) untuk mengusir penjajah yang membantai umat Islam. Apa thariqah itu? Jawabannya tak lain adalah Jihad fii sabilillah! Tatapan mata dan tangisan menjadi tak berguna karena umat ini meninggalkan jihad. Doa-doa juga menjadi hampa, karena tanpa seruan kepada penguasa agar menggerakkan pasukannya melawan penjajah Yahudi.
Kekuatan militer yang dimiliki dunia Islam, khususnya negara-negara Arab menjadi tidak bermakna karena tanpa spirit jihad. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْخَيْلُ مَعْقُودٌ بِنَوَاصِيهَا الْخَيْرُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ الْأَجْرُ وَالْغَنِيمَةُ
"Kuda itu tertambat pada ubun-ubunnya kebaikan hingga hari kiamat: pahala dan ghanimah.” (HR Muslim dan Ahmad)
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:
لا تزال طائفة من أمتي يُقاتلون على الحق ظاهرين إلى يوم القيامة
"Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka menang sampai hari kiamat." (HR Muslim)
Jika saat ini belum ada penguasa negeri muslim maka sejatinya ini menjadi kewajiban negeri-negeri terdekat untuk membantu muslim Gaza secara militer. Namun, kebisuan dan kebutaan menimpa negeri muslim seperti Mesir, Turki juga negeri-negeri di sepanjang Jazirah Arab. Semua terkunci tangan dan kekuasaannya karena nasionalisme.
Berbeda sekali dengan apa yang dilakukan Dunia dalam membela Ukraina ketika diserang Rusia. Atas nama solidaritas Atlantik mereka langsung menggelontorkan anggaran dan militernya membantu pasukan Ukraina.
Sungguh, masalah Palestina tidak bisa diserahkan pada dunia internasional. Masalah ini adalah masalah kaum muslim dan hanya akan bisa terbebas dari arogansi Yahudi laknatullah jika ada seruan jihad oleh negara yang menggunakan sistem Islam. Namun, ketika saat ini belum ada maka hal yang perlu dilakukan umat antara lain adalah:
1. Terus melakukan penyadaran politik kepada kaum muslim lainnya tentang problematika Palestina bahwa ini adalah persoalan genting dan penting tidak boleh ada pengabaian. Palestina adalah urusan umat Islam. Di sana terdapat tempat suci umat Islam yakni Masjid Al-Aqsa. Bumi Palestina adalah tanah milik kaum muslim dan tidak boleh berpindah ke tangan penjajah.
2. Memperjuangkan hadirnya negara yang memiliki kapasitas membela kepentingan umat yakni negara dengan sistem Islam.
3. Negara yang menggunakan sistem Islam akan tegak di atas asas Islam yang berpengaruh secara global sehingga menguasai konstelasi Internasional. Negara akan mampu bertarung secara global melawan hegemoni Barat yang mem-back up entitas Yahudi sekaligus menerapkan sistem kapitalisme yang rusak dan merusak.
Sungguh, persatuan umat akan benar-benar terwujud jika sistem Islam ditegakkan. Seruan jihad oleh Khalifah akan mendapat sambutan gembira kaum muslim sehingga kemaksiatan, kezaliman dan kemungkaran dapat dilawan dan dilenyapkan. Kehadiran Kekhalifahan adalah urusan yang sangat genting dan mendesak agar seluruh problem keumatan bisa segera teratasi. Ya Allah, sungguh hanya dengan pertolongan-Mu kemenangan ini akan segera tiba. Wallahuallam bissawab. [Dara]