Alt Title

Apa yang Menjadikan Pembeda Penentuan Iduladha di Indonesia?

Apa yang Menjadikan Pembeda Penentuan Iduladha di Indonesia?

 


Ketika seluruh ulama sudah sepakat mengenai penentuan yang sama kenapa kita bisa berbeda sendiri? 

Sekat bangsalah yang menjadikan hal tersebut terjadi

_________________________


Penulis Nur Indah Sari

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Penggiat literasi 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Iduladha dikenal dengan bulan berkurban, yang merupakan puncak pelaksanaan ibadah haji di kota suci Mekah. Bagi umat muslim iduladha merupakan hari raya kedua setelah idulfitri. Namun sudah beberapa kali penentuan iduladha di Indonesia berbeda dengan negara lain, dan tahun ini kembali berbeda dengan Arab saudi. 


Dilansir dari kompas.com, 7Juni 2024 Kementrian Agama (Kemenag) RI memberikan penjelasan terkait perbedaan waktu hari raya iduladha Indonesia dengan Arab Saudi. Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamarudin Amiin mengatakan perbedaan tersebut sering terjadi disebabkan perbedaan zona waktu antar kedua negara. Ia juga menyebutkan terkait dengan pelaksanaan puasa Arafah, dianjurkan mengikuti ketetapan masing-masing negara. 


Pemerintah sebelumnya menetapkan awal Dzulhijjah 1445H jatuh pada Sabtu 8 Juni 2024, penentuan itu ditetapkan pada sidang isbat 7 Juni 2024. Oleh karena itu perayaan iduladha di Indonesia dirayakan pada Senin 17 Juni 2024 sedangkan di Arab Saudi akan jatuh pada Minggu 16 Juni 2024.


Dari penjelasan Kementerian Agama di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa sekat negaralah yang membuat perbedaan itu terjadi. Padahal penentuan awal bulan Dzulhijah sesuai syariat Islam yang syar'i mengikuti apa yang ditetapkan Ahlul Mekah (penduduk kota Mekah).


Bila berbeda waktu maka akan berdampak pula terkait dengan ibadah yang lain contohnya ketika melakukan ibadah puasa Arafah, yang apabila dilakukan pada saat hari raya iduladha itu tidak diperbolehkan berpuasa.


Zona waktu yang berbeda juga tidak menjadikan alasan yang benar atau syar'i karena perbedaan waktu Indonesia dan Arab Saudi hanya berbeda 4 jam saja tidak sampai sehari semalam. Jadi akan sangat mungkin melaksanakan ibadah di bulan Dzulhijah berbarengan dan tidak ada perbedaaan waktu. 


Penentuan Hari Raya dalam Islam

Ulama berbeda pendapat dalam menentukan idulfitri. Ada Imam Syafi'i menentukan dengan rukyat lokal, sedangkan ulama yang lain seperti Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Hanafi, mereka bersepakat memakai metode rukyat global. Adapun belakangan ini para ulama ada juga yang menentukan dengan metode yang baru yaitu metode hisab dalam menentukan hari raya Idulfitri. 


Berbeda dengan hari raya iduladha maka seluruh ulama bersepakat bahwa ketika membahas penentuan iduladha pada satu Dzulhijah ditentukan oleh Ahlul Mekah, penduduk kota Mekah. Mengapa demikian, karena haji adalah Arafah.


Dalam salah satu hadis Rasulullah saw. mengatakan kepada kita yaitu sesungguhnya haji itu intinya adalah Arafah. Ketika membahas mengenai kata Arafah dalam bahasa arab termasuk kata keterangan atau zorof, zaman dan makan. 


Maknanya makan dalam bahasa arab itu tempat, zaman artinya itu waktu. Tempat di Arafah yang merupakan nama daerah di Mekah, waktu yaitu hari Arafah. Maka ketika Rasulullah mengatakan bahwa haji itu Arafah, maka haji dilaksanakan di hari Arafah dan tempatnya di daerah Arafah. Apabila ada jemaah haji ada yang di luar daerah Arafah pada hari itu maka akan dipastikan hajinya tidak sah. Apalagi mendahului hari atau setelah hari Arafah yang kita tau biasanya tanggal 9 Dzulhijjah hari Arafah itu. 


Ketika ada perbedaaan ketika penentuan idulfitri maka tidak tepat jika ada perbedaaan menentukan iduladha. Karena daerah Arafah cuma ada di Mekah, Arab Saudi bukan di negara lain atau di tempat lain bukan pula di Indonesia. Jadi apabila ada yang mengatakan bahwa puasa Arafah ditentukan oleh kebijakan negara masing-masing itu tidak tepat.


Ummul mukminin Aisyah r.a. mengatakan dalam penentuan hari arafah mengikuti ketentuan imam yang memimpin pada saat itu. Ketika imam menyembelih kurban maka kita melaksanakan salat iduladha. 


Ketika seluruh ulama sudah sepakat mengenai penentuan yang sama kenapa kita bisa berbeda sendiri, ini karena sekat bangsalah yang menjadikan hal tersebut terjadi. 


Apabila melihat jemaah haji wukuf di daerah Arafah tanggal 9 Dzulhijjah, maka kita yang tidak berhaji melakukan puasa yaitu puasa Arafah. Jika berbeda penetapannya misalnya kita puasa beda satu hari besoknya maka hal tersebut bukan lagi puasa Arafah. Karena jemaah haji sudah tidak wukuf lagi dan bisa jadi tidak mendapat keutamaan puasa Arafah. Dan ketika sudah usai waktu wukuf maka masuk waktu iduladha di mana kita tidak boleh berpuasa saat hari raya.


Umar bin Khattab ra berkata: "Pada kedua hari ini Nabi saw. telah melarang orang berpuasa, yaitu pada hari raya idulfitri sesudah Ramadan dan hari raya iduladha sesudah wukuf di Arafah" (HR Bukhari)


Dari apa yang disampaikan oleh Ummul mukminin Aisyah ra pentingnya keberadaan seorang pemimpin yang menyatukan seluruh umat muslim dalam penetapan awal kalender Hijriyah. Adalah sebuah urgensi untuk mempersatukan kaum muslim dan menjaga kaum muslim agar ibadahnya sesuai syariat Islam. Karena pada saat ini belum ada, sudah seharusnya kita mengupayakan untuk menegakkan kembali sistem pemerintahan Islam yang menerapkan seluruh aturan syariat secara kafah. Wallahualam bissawab. [GSM]