Lupa
Puisi
Hari ini, umat muslim sengaja dibuat lupa oleh kafir penjajah
Perihal agama dan sejarah
______________________________
Penulis Belia Raihanah
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Entah mengapa aku sering lupa
Itu sangat menyiksaku
Terkadang merasa percuma ku belajar, aku membaca jika hilang begitu saja
Apakah ini kehendak yang Maha Kuasa?
Sungguh aku tidak berkuasa untuk melawannya
Padahal aku masih belum begitu tua
Tetapi tatkala orang tua yang sudah renta lupa
Seorang anak sulit untuk menerima
Kondisi dirinya ingin dipahami
Eksistensi yang katanya bakti ingin diakui
Ayah dan ibunya terus dipaksa untuk tidak lupa
Sementara dirinya tidak bisa memaklumi
Seorang yang sudah tua sering bertanya tentang hal yang sama
Meminta sesuatu yang serupa
Ego seolah aneh menyaksikan seorang yang lupa dan memaksanya melihat realita
Ia lupa, memang begitulah jika lupa
Terkadang sedih menyaksikan fenomena yang ada
Anak tega menelantarkan ibu bapaknya
Mungkin tidak tahan pada sikap orang tua dengan segala kelemahannya
Padahal di balik lupa orang tua masih ada makna
Orang tua lupa kalau anaknya pernah marah, ia lupa kalau hatinya pernah tersakiti dengan perkataan "ah" seorang anak
Padahal jelas Al-Qur'an melarangnya
Juga Allah tidak lengah dan tetap mendengarnya
Tetapi perasaan orang tua yang mungkin sakit dengan ucapan dia, hilang terhapus lupa
Bermohonlah agar terhindar dari penyakit lupa
Dan bersyukurlah bagi yang tidak pelupa
Itu anugerah yang luar biasa
Apalagi untuk menyampaikan kebenaran ilmu agama
Mudah mengingat dan tidak lupa jadi modal yang utama
Hari ini, umat muslim sengaja dibuat lupa oleh kafir penjajah
Perihal agama dan sejarah
Sampai tidak mengenal panji Rasulullah, Aliwa dan Arroya
Namun tidak lama lagi bendera itu akan menjadi kebanggaan
Berkibar di seantero jagat raya [SJ]