Alt Title

Mom and Dad or Whoever, Please Don't Confuse Me (Ibu dan Ayah atau Siapa pun, Tolong Jangan Membuatku Bingung) Part 2

Mom and Dad or Whoever, Please Don't Confuse Me (Ibu dan Ayah atau Siapa pun, Tolong Jangan Membuatku Bingung) Part 2

 


Jika niat dan tujuan kamu baik, maka Allah akan memberikan yang jauh lebih baik

Semangat terus buat kamu yang sedang berproses dalam hijrahnya

______________________________


Penulis Siti Aminah 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi 


KUNTUMCAHAYA.com, KISAH - Obrolan ABCD kepada kedua orang tuanya.


Akila: "Maaf Ayah Ibu, Akila bingung. Akila tahu kalo pakaian Akila saat bekerja itu tidak menutup aurat secara sempurna, sehingga setiap kali Akila berangkat kerja, Ibu selalu menasihati Akila. Akila bingung karena selalu dipantau atasan kalo melanggar salah satu aturan dalam berpakaian. Akila juga bingung kalo Akila tidak bekerja siapa yang membantu Ayah dan Ibu. Tapi Akila ngerasa aneh kenapa kalau ibu suka marah sama Akila, tapi saat Akila menerima upah dan memberikan setengahnya kepada Ibu, Ibu itu seneng banget, Akila bingung Akila harus kayak gimana Ayah, Ibu?


Setelah perbincangan yang agak lama, ayahnya pun mengambil keputusan bahwa Akila berhenti bekerja saja.


Setelah berkomunikasi dan berbicara dengan baik kepada kedua orangtuanya, akhirnya Akila bisa menutup aurat secara sempurna lagi. Walaupun Akila harus kehilangan pekerjaan yang upahnya sangat luar biasa itu.


Tapi alhamdulillah Allah ganti pekerjaan Akila dengan pekerjaan yang lebih baik, yang bisa mengizinkan Akila berpakaian syar'i lagi. Walaupun upahnya tidak sebesar di tempat sebelumnya, alhamdulillah cukup untuk membantu meringankan perekonomian keluarga.


Bela: "Ayah, Ibu, maaf sebelumnya, Bela bingung harus mendengarkan perkataan Ayah atau Ibu karena menurut Bela keduanya sangat baik untuk Bela. Ayah membebaskan Bela berpakaian apa pun supaya Bela tidak dibully di kampus, supaya Bela tidak malu juga karena pakaian Bela berbeda dengan teman di kampus. Sedangkan Ibu takut dan khawatir dengan Bela. Bela pun sadar Bela ini salah. Bela juga sadar ini dosa besar karena menutup aurat secara sempurna itu kewajiban."


Setelah berkomunikasi, akhirnya ayah dan ibu Bela bekerja sama, tidak saling berdebat. Tapi saling mensupport satu sama lain terutama mensupport Bela, dan berusaha mengerti keadaan Bela.


Akhirnya ayah dan ibu Bela berbicara dan meminta izin kepada Bela untuk membakar pakaiannya yang ke barat-baratan itu dan Bela pun menyetujuinya. Seluruh pakaian Bela digantikan dengan pakaian yang tetap syar'i (ootd kece ala muslimah yang gak buat norak deh pokoknya). Sehingga Bela pun merasa nyaman dan tidak malu ketika bersama teman-temannya, dia masih bisa berpakaian syar'i sesuai perintah Allah.


Caca: "Ayah, Ibu, maaf kalo selama ini udah buat Ibu dan Ayah malu karena Caca yang memakai cadar. Maaf Ibu, Caca sama sekali tidak ada perasaan untuk menyakiti perasaan Ibu, Caca hanya merasa diri Caca itu nyaman kalo Caca menggunakan cadar, Caca ingin tetap memakai cadar Ayah, Ibu."


Setelah berkomunikasi, akhirnya Ayah dan Ibu Caca menemukan solusi untuk Caca dan untuk kenyamanan keluarga kecilnya. Solusinya Caca diperbolehkan memakai cadar kalo di luaran saja atau di kampus. Tapi jika masih di lingkungan kompleks, Caca cukup harus memakai masker saja.


Caca pun menyetujuinya walaupun sedikit penuh perjuangan, kenapa? Karena dari rumah menuju kampus menggunakan motor dan menggunakan masker. Sebelum sampai di kampus, di pertengahan jalan Caca harus berhenti dulu karena harus memakai cadarnya.


Dinar: "Ayah, Ibu maaf jika selama ini Dinar selalu membantah kepada Ayah dan Ibu. Ayah Ibu, Dinar ingin kalo Dinar sedang nugas bareng teman-teman, Ayah dan Ibu tolong jangan telepon-telepon Dinar, karena Dinar malu dan juga tidak enak sama teman-teman. Lagian Dinar nugas kok tidak ngapa-ngapain, dan juga Dinar belum siap seperti Ibu kalo Dinar harus memakai cadar."


Setelah berkomunikasi, akhirnya ayah dan ibunya Dinar menemukan solusi untuk Dinar. Membolehkan semua keinginan Dinar dengan syarat, boleh nugas bareng teman-teman dan tidak akan dihubungi asalkan ayah atau ibunya berada di lokasi tempat Dinar mengerjakan tugasnya dengan jarak yang agak jauh dari Dinar tapi masih bisa terpantau oleh mata ayah atau ibunya.


Tapi untuk berpakaian, Dinar harus tetap berpakaian syar'i seperti wanita muslimah yang seharusnya dan tidak apa-apa jika tidak ingin bercadar. Asalkan ketika Dinar berjalan di suatu tempat sendirian, Dinar harus memakai masker, karena ayahnya takut ada laki-laki yang suka ketika melihat Dinar dan takut berbuat sesuatu yang tidak diinginkan.


Dinar pun menyetujuinya. Jadi yang sangat effort itu orangtuanya ya guyss. Masya Allah perjuangan untuk anak perempuannya rela menunggu anaknya nugas di suatu cafe. Kata Dinar, ayahnya sering nunggu Dinar nugas dari jam 5 sore setelah pulang ayahnya kerja sampai jam 10 malam.


Jika kedua orang tua satu visi misi dan saling bekerja sama, maka gangguan pengaruh hal buruk dari luar, gak akan membuat down. Soalnya di-support dengan komunikasi yang baik sehingga kehangatan dan kenyamananlah hasilnya.


Masya Allah indah sekali yaa saat komunikasi itu berjalan di setiap keluarga.


Perjalanan komunikasi ABCD (Akila, Bela, Caca, Dinar) ini tidak semulus yang aku tulis ya, karena tentu saja ada ujian yang harus dilewati. Membutuhkan waktu dan juga kesabaran serta semangat hehe. Semangat ya buat kalian yang sedang berproses dalam hijranya.


Kesimpulan dari cerita ini.

Seorang ayah, ibu harus tegas jika ingin anaknya benar-benar menjadi lebih baik lagi, alias jangan setengah-setengah mendukungnya. Jika ingin anaknya menutup aurat tapi tetap teguh ingin anaknya kerja yang bagus, padahal kerjaan yang bagus ya kayak cerita Akila tadi tidak bisa membuat Akila bisa berpakaian syar'i. Jadi, seorang ayah dan ibu harus tegas mengikhlaskan dan berani bilang kepada anak perempuannya bahwasanya,


"Nak gak apa-apa kok gaji kamu kecil atau tidak bekerja asalkan kamu menutup aurat." Karena kata sesingkat itulah yang Akila inginkan.


Peran ketegasan ayah sangat penting dalam keluarga, tidak bagus jika seorang ayah hanya diam saja.


Ayah ibu akan dilihat dan dinilai oleh anaknya. Untuk itu ayah, ibu haruslah berkata jujur. Jika seorang anak itu salah, maka katakanlah yang sebenarnya tanpa harus membelanya. Jika ternyata perkataan ayah dan ibulah yang salah, dan anak yang benar maka jangan malu untuk meminta maaf kalo tindakan ayah dan ibu tadi itu salah. Apalagi dengan seorang anak, kalo salah wajib meminta maaf kepada kedua orang tua.


Cobalah memahami setiap perasaan dan kondisi anak. Anak pun harus menaati apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya jika itu adalah kebaikan.


Pentingnya peran ayah, ibu dalam rumah tangga terutama dalam berkomunikasi dengan visi misi yang sama untuk menyampaikannya secara baik kepada anak, memahamkan dengan penuh kelembutan dan ketegasan kepada anak.


Seorang ayah, ibu harus saling menguatkan untuk mensupport anaknya dalam kebaikan. Jika anak mempunyai aktivitas kebaikan, orang tua harus mendukungnya. Selain men-support anak, ayah ibu harus memberikan solusi terbaik untuk anak yang membuat anak nyaman.


Jangan takut kehilangan pekerjaan, jabatan atau teman sekalipun. Jika niat dan tujuan kamu baik, maka Allah akan memberikan yang jauh lebih baik. Jangan takut meninggalkan pekerjaan, jabatan atau teman yang tidak mendukung kamu dalam hal ketaatan, karena Allah pasti menggantinya dengan hal yang jauh lebih baik.


Semangat terus buat kamu yang sedang berproses dalam hijrahnya dan semangat terus buat para ayah, ibu dalam membimbing dan memberitahu anak-anak perempuannya tentang pentingnya menutup aurat. Insya Allah lelah kalian terbayar dengan nikmatnya keindahan surga kelak, aamiin. 

Tamat. Wallahualam bissawab. [SJ]