Alt Title

Tangisan Anak Kelaparan, Potret Pilu Kehidupan di Bawah Sistem Kapitalisme

Tangisan Anak Kelaparan, Potret Pilu Kehidupan di Bawah Sistem Kapitalisme

 


Tingginya tingkat kemiskinan membuat masyarakat kalangan bawah menjerit kelaparan

Kebutuhan ekonomi makin mahal, sehingga masyarakat dipaksa kuat menahan perih dan kerasnya kemiskinan dalam kehidupan ini

______________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Beberapa waktu lalu, publik terharu dengan video viral seorang anak bernama Gibran (6) warga Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor  yang sempat viral "Anak menangis karena kelaparan dan meminta makanan kepada ibunya." Setelah didatangi, ternyata keluarga tersebut diketahui kurang mampu. (muslimahnews.net, 13/5/2024)


Dari kisah di atas dapat disimpulkan tingginya tingkat kemiskinan membuat masyarakat kalangan bawah menjerit kelaparan. Kebutuhan ekonomi makin mahal, sehingga masyarakat dipaksa kuat menahan perih dan kerasnya kemiskinan dalam kehidupan ini.


Seluruh masyarakat khususnya seorang suami yang menjadi kepala keluarga banyak yang stres. Ada yang sampai membunuh istri bahkan anak, hanya karena tidak sanggup membiayai kebutuhan sehari-harinya. 


Kita mengetahui bahwa mereka tidak hanya berdiam diri di rumah semata, tetapi sudah ke mana-mana mencari pekerjaan tetapi tak kunjung dapat. Sungguh miris sekali di sistem sekularisme ini bukan hanya dari segi perekonomian saja yang sulit tapi berbagai aspek juga sama juga sulitnya.


Seperti yang kita ketahui negara Indonesia ini kaya akan sumber daya alamnya. Ada emas yang berlimpah, tambang batu bara, minyak bumi dan lainnya. Namun kenapa tingkat kemiskinan ekstrem masih menjadi fenomena? 


Tentu saja ada penyebabnya, siapa lagi kalau bukan sistem kapitalisme sekularisme. Di sistem ini yang boleh menjadi penguasa hanya yang mempunyai uang yang banyak. Sehingga mereka bebas memilih apa yang mereka inginkan, termasuk mengelola sumber daya alam Indonesia.


Contohnya tambang emas. Secara geografis memang terletak saja di Indonesia, tetapi faktanya hasilnya dikuasai oleh kapitalis asing, tanpa sepeser pun rakyat mendapat bagiannya. 


Hal ini sangat bertolak belakang dengan sistem Islam. Ketika negara memiliki banyak kekayaan hasil alamnya, negaralah yang akan mengelolanya. Dari sini rakyat pun akan menikmati hasilnya. Dengan hasil kekayaan tersebut, pemerintah bisa menyediakan lapangan pekerjaan yang luas. Sehingga mempermudah rakyat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.


Dalam sistem Islam baik dari kesehatan, ekonomi, pendidikan, keamanan dan lainnya sudah pasti terjamin bahkan gratis. Dalam sistem Islam, rakyat tidak perlu mengemis perhatian ke pemerintah, sebab negara memiliki kesadaran penuh untuk bertanggungjawab atas rakyatnya. Apalagi hanya sekadar mengadu karena kelaparan.


Hanya Islamlah yang menjadi solusi tuntas umat. Benarlah perkataan Allah Swt. dalam surah An-Nahl: 89,

"Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri." 

Wallahualam bissawab. [SJ


Nur Aini Risanwenzal