Alih Fungsi Pesantren di Era Kapitalis
Surat Pembaca
Masifnya program pemberdayaan ekonomi santri makin terlihat pengalihan fungsi pesantren
Sejatinya tujuan utama belajar di pesantren adalah untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama Islam, sehingga menjadi anak yang faqih fiddin
______________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Bupati Bandung, Dadang Supriatna, pada Jumat, 21 Juni 2024. Membuka program pengembangan bisnis di pondok-pondok berupa peternakan dan perikanan. Program pengembangan bisnis ini sudah berhasil dikembangkan di Cileunyi.
Program bisnis ini akan memberikan kemandirian kepada para santri dan pesantren, serta akan meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat. Bupati Bandung juga berharap program ini akan membantu pertumbuhan perekonomian umat. (Liputan6.com, 24 Juni 2024)
Program Bupati ini sangat mulia, tetapi benarkah program ini akan memberikan kesejahteraan pada masyarakat?
Sungguh ironis, justru program ini akan mengalihfungsikan pesantren. Semua ini tidak terlepas dari keterpurukan ekonomi negara dan kemiskinan yang sistematis. Kegagalan negara dalam periayahan terhadap rakyat karena diterapkannya sistem ekonomi sekuler, sehingga negara tidak bisa memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Sumber daya alam Indonesia yang melimpah ruah seharusnya mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyat. Bukan sebaliknya, SDA malah dinikmati dan dikuasai oleh para pengusaha asing dan oligarki.
Tujuan utama orang tua memasukkan anaknya ke pesantren itu bukan untuk menjadi pebisnis atau menjadi pengusaha, tetapi tujuan orang tua itu menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang saleh dan salihah, beriman, dan bertakwa, serta paham atas kewajibannya sebagai seorang hamba.
Namun di sistem kapitalisme ini, walaupun anak-anak kita di sekolahkan ke pesantren tetapi tidak menjamin anak menjadi hamba yang siap menjalankan perintah Allah. Karena sistem pesantren pun mengikuti sistem kapitalis sekuler, sehingga melahirkan generasi sekuler. Sistem sekuler membuat negara abai terhadap pemenuhan kebutuhan hidup rakyatnya.
Peternakan dan perikanan yang diprogramkan oleh Bapak Bupati ini hanya menjadikan pesantren beralih fungsi. Pesantren harus berjibaku untuk menyejahterakan hidupnya, sistem sekuler ini pun tidak melahirkan generasi yang berkualitas dan berakhlakul karimah, justru akan melahirkan generasi-generasi sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan.
Dalam sistem kapitalisme ini, program apa pun tidak akan membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat. Apalagi ditunjang dengan mudahnya praktik riba, seperti bank emok yang bak jamur di musim hujan, dan bank-bank konvensional sudah siap untuk mendanai para pebisnis.
Masifnya program pemberdayaan ekonomi santri atau pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren ini makin terlihat pengalihan fungsi pesantren. Sejatinya tujuan utama belajar di pesantren adalah untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama Islam, sehingga menjadi anak yang faqih fiddin.
Pemerintah seharusnya berkewajiban untuk memperbaiki perekonomian masyarakat, yaitu dengan mengganti sistem ekonomi kapitalis ini dengan sistem ekonomi Islam, yang menjadikan syariat Islam sebagai landasan perekonomian negara.
Dalam sistem Islam, dunia pendidikan itu yang berasaskan Al-Qur'an dan As-sunah akan mendidik anak-anak yang berakidah kuat, beriman, dan bertakwa. Karena anak-anak dikenalkan dengan Sang Penciptanya, sehingga akan tunduk pada hukum-hukum Allah.
Mampu melahirkan generasi yang bertanggung jawab atas dirinya kepada Allah, sehingga ketika kelak menjadi para pemimpin, akan memberikan keadilan, keamanan, dan kesejahteraan kepada rakyatnya. Dan tidak akan menjadi mental korupsi, karena sistem Islam akan memunculkan ketakwaan individu, masyarakat, dan negara. Wallahualam bissawab. [SJ]
Entin Hayatin