Alt Title

Cek Khodam Jadi Tren, Fenomena Jahiliah Modern

Cek Khodam Jadi Tren, Fenomena Jahiliah Modern



Tren cek khodam hari ini sama seperti cek zodiak dan baca kartu tarot yang dulu sempat viral

Maka semua ini terlarang dan haram dilakukan baik sekadar menonton, meminta dibacakan khodam atau konten kreatornya

______________________________


Penulis Yuli Ummu Raihan 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Muslimah Tangerang 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Setelah ramai konten ngemis online, mandi lumpur dan sejenisnya, kini di platform aplikasi Tiktok muncul live cek khodam. Live ini rata-rata hanya berisi suara seseorang yang mengaku bisa membaca khodam seseorang yang join ke dalam live tersebut dengan hanya mengetik namanya. (VIVAnews.com, 1/7/2024)


Kemudian sang konten kreator akan menyebutkan khodam seseorang tersebut berupa karakter, sifat atau bahkan kalimat yang tidak jelas kebenarannya serta lebih kepada lelucon (hiburan). Selama live ini berlangsung penonton juga akan memberikan give/hadiah berupa mawar, topi, dan give lain yang sudah tersedia, yang masing-masingnya memiliki nilai rupiah/dolar.


Meskipun terlihat sepele, nyatanya live semacam ini selalu ramai dikunjungi penonton. Entah sekadar iseng, atau mungkin memang ada sebagian yang memercayainya.


Apa Itu Khodam?

Khodam adalah istilah bahasa yang berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti penjaga atau pembantu. Sedangkan dalam kepercayaan orang Jawa, khodam dianggap sebagai sosok yang menemani atau mengawal seseorang dalam kesehariannya. Khodam diyakini memiliki pengaruh terhadap seseorang mulai dari sifat, perilaku dan aura yang dimiliki seseorang serta penentu dalam mengambil keputusan.


Fenomena Jahiliah Modern

Zaman sudah makin canggih dan maju, tetapi sayangnya banyak manusia yang justru kembali jahiliah. Hal ini tentu bisa menyesatkan keimanan seseorang. Karena ketika seseorang mulai percaya bahwa ada sosok lain yang memengaruhi setiap perbuatannya, maka ia yakin bahwa ada sosok gaib yang juga memudahkan urusannya. Ia akan menggantungkan harapan pada sosok ini. Hal semacam ini bisa jatuh ke dalam perbuatan syirik.


Allah Swt. memerintahkan manusia agar hanya bergantung pada Allah Swt. semata, bukan yang lain. Ini adalah konsekuensi dari keimanan.


Allah yang berkuasa menakdirkan segala sesuatu yang terjadi atau menimpa pada seseorang. Jika khodam dianalogikan sebagai jin, maka kedudukan jin dan manusia sama di hadapan Allah. Kita telah diingatkan melalui firman Allah dalam QS Al-Jin ayat 6 yang artinya:

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah dosa dan kesalahan."


Maraknya konten semacam ini tidak terlepas dari pengaruh sistem yang mengatur kehidupan kita hari ini. Sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan telah menciptakan suasana kehidupan serba bebas. Agama hanya jadi pengatur masalah kelahiran dan kematian. Sementara untuk urusan hidup, manusia memakai aturan sesuai hawa nafsu dan akal mereka. 


Manusia dalam sistem sekuler menganggap konten semacam ini sebagai hiburan dan sebagian lain menjadikan ini lahan mendulang materi. Tidak peduli apakah ini bermanfaat atau tidak, halal atau haram.


Selama ada keuntungan materi dan memberikan kepuasan/kesenangan, mereka akan terus lakukan. Mereka merasa bebas melakukannya baik yang menonton atau konten kreator, karena merasa tidak melakukan pelanggaran apa pun terhadap tata nilai dalam sistem hari ini.


Masyarakat dalam sistem hari ini juga cenderung ramah dan permisif terhadap hal-hal semacam ini. Seperti tren-tren yang viral sebelumnya, masyarakat seolah latah mengikutinya.


Kondisi diperparah karena negara abai akan hal ini. Masyarakat yang dipusingkan dengan impitan ekonomi yang kian berat menjadikan konten semacam ini hiburan dan solusi masalah mereka.


Pandangan Islam

Islam adalah agama yang sempurna yang berisi aturan untuk kemaslahatan manusia. Sebagai seorang muslim yang baik, kita harus mempelajari Islam dengan baik dan benar agar tidak salah paham atau gagal paham.


Ketika kita tidak belajar agama dengan benar, maka kita akan tetap meyakini angka 13 itu sial, dilangkahi adik menikah itu akan menyulitkan jodoh, kejatuhan cecak itu pertanda akan mendapatkan kesialan, bayi baru lahir bajunya harus disematkan peniti dan diberi ramuan/rempah tertentu agar tidak diganggu makhluk halus, foto bertiga itu pamali, telinga berdengung itu tanda sedang diomongin orang, dan hal lainnya.


Selama kita tidak belajar agama dengan baik, maka kepercayaan akan hal tersebut akan selalu ada. Padahal Islam jelas mengatur semua itu. Termasuk adat dan tradisi selama tidak melanggar hukum syariat maka boleh diambil, tetap ketika telah menyimpang maka wajib ditinggalkan.


Kita harus tahu bahwa Allah menciptakan jin dan manusia itu untuk beribadah pada Allah. Ibadah di sini adalah mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun.


Dalam kitab Ta'lim Muta'allim karya Syaikh Imam Az-Zurnuji dijelaskan bahwa ada tiga kedudukan ilmu yaitu fardu ain. Artinya wajib dipelajari oleh setiap orang/muslim seperti tauhid, thaharah dan lainnya.


Kedua ada ilmu yang hukum mempelajarinya adalah fardhu kifayah artinya kewajiban ini akan gugur jika telah ada yang mempelajarinya. Tapi semua berdosa kalau tidak ada satu pun yang mempelajarinya. Seperti ilmu kedokteran, ekonomi dan lainnya.


Ketiga ada ilmu yang seperti penyakit yang haram dipelajari seperti ilmu sihir, nujum dan ilmu yang berbahaya dan tidak bermanfaat lainnya.


Nah tren cek khodam hari ini sama seperti cek zodiak dan baca kartu tarot yang dulu sempat viral. Maka semua ini terlarang dan haram dilakukan baik sekadar menonton, meminta dibacakan khodam atau konten kreatornya.


Ingatlah pesan Nabi Muhammad saw. berikut, "Barang siapa yang mendatangi tukang ramal (dukun), lalu ia bertanya kepadanya tentang sesuatu hal, maka tidak diterima salatnya selama empat puluh malam." (HR Muslim)


Hadis lain yang melarang hal ini ada dari Abi Mas'ud al-Anshari bahwa, "Rasulullah saw. melarang untuk memakan hasil dari penjualan anjing, prostitusi dan dukun." (HR Bukhari).


Lebih tegas lagi Nabi bersabda: "Barang siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia memercayai hasil ramalannya, maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw.." (HR Ahmad).


Sudah jelas bahwa menonton apalagi membuat konten semacam ini adalah sesuatu yang tidak bermanfaat dan mendatangkan dosa, hal ini juga akan menjauhkan kita dari ketaatan kepada Allah dan perbuatan sia-sia. Kalau mau mencari hiburan carilah hiburan yang bermanfaat dan tidak melanggar syariat Islam. Wallahualam bissawab. [SJ]