Alt Title

Dosakah Orang Tua Menelantarkan Anak?

Dosakah Orang Tua Menelantarkan Anak?

 


Islam melarang penelantaran anak, sebab akan mengakibatkan generasi yang lemah, baik dari segi fisik maupun ilmu

Anak adalah investasi serta harapan keluarga, agama, dan bangsa di masa depan

______________________________


Penulis Ummu Naufal

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Praktisi Pendidikan


KUNTUMCAHAYA.com, ANALISIS - “Cukup berdosa orang yang mengabaikan hak seseorang yang menjadi tanggungannya.”


Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud An-Nasa'i dan Hakim ini, menggambarkan betapa berdosa seseorang yang mengabaikan hak orang yang menjadi tanggungannya. 


Seperti halnya dalam pengurusan anak. Mereka adalah amanah bagi orang tuanya yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Penelantaran anak apa pun itu alasannya adalah hal yang dilarang, baik itu secara agama maupun secara hukum yang berlaku di negara.


Betapa banyak firman Allah dalam Al-Qur’an yang memerintahkan kepada para orang tua sebagai orang yang beriman untuk selalu menjaga keluarganya, anak, dan istrinya. Bukan hanya di dunia, tetapi juga sampai ke akhirat.


Mirisnya, saat ini begitu banyak orang tua yang tidak menunaikan kewajibannya dalam mengurus anak, tidak memenuhi hak anak-anaknya. Ada orang tua yang menelantarkan anak-anaknya, meninggalkannya begitu saja, tanpa memikirkan nasib anak-anaknya di masa depan. Nauzubillah.


Belakangan ini, viral dengan aksi seorang anak yang duduk di kelas 1 SDN Cikuya 1, Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, menulis surat untuk polisi. Isi surat yang ditulis oleh bocah tersebut yakni ingin diantar polisi saat pengambilan rapor di sekolahnya. 


Akhirnya surat tersebut sampai kepada Kasatlantas Polresta Bandung, Kompol Galih Apria. Di waktu pembagian rapor di sekolahnya, Galih beserta beberapa anggotanya sengaja menjumpai Ilham di sekolahnya. 


Menurut Kokom (ibunya Ilham), Ilham sudah ditinggalkan oleh ayahnya pada usia 4 bulan, dan pada usia 4 tahun baru diberi tahu kalau ayahnya masih ada. Kokom tidak bisa mengambil rapor saat itu karena sedang bekerja menjadi asisten rumah tangga. (tribunjabar.id, 28/6/2024)


Dari pernyataan ibunya Ilham, diartikan bahwa Ilham kemungkinan telah ditelantarkan oleh ayahnya. Sehingga Ilham berkeinginan untuk diambilkan rapornya oleh bapak polisi sebagai pengganti figur ayahnya.


Fakta kasus di atas hanyalah merupakan satu kasus dari beberapa ribu kasus lainnya yang terjadi di negeri ini. Jika kita perhatikan hampir setiap saat berita penelantaran anak yang dilakukan oleh orang tuanya menghiasi layar kaca maupun media sosial tanah air. Hal ini sungguh memprihatinkan, bagaimana bisa orang tua yang seharusnya memelihara, menjaga, dan melindungi anaknya, justru ia bisa berbuat sekejam itu dengan menelantarkannya sejak bayi. 


Maraknya kasus penelantaran anak oleh ayahnya bahkan oleh kedua orang tuanya menunjukkan bahwa keadaan keluarga dalam masyarakat saat ini tidak baik-baik saja. Dapat dikatakan sedang mengalami masalah yang besar, ketahanan rumah tangga dan pengelolaannya lemah, tidak mampu mempertahankan rumah tangga, keluarga menjadi gampang terjadi perceraian. Padahal yang menjadi korban tentu saja anak-anak.


Di sisi lain, juga membuktikan bahwa sistem kehidupan yang diterapkan kini sudah demikian rusak dan tidak mampu mencetak keluarga yang baik, kuat, dan mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.


Jika ditelusuri, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi maraknya kasus penelantaran yang dilakukan oleh orang tua, di antaranya: 


Pertama, minimnya peran negara dalam memberikan pemahaman agama (Islam) mengenai pembinaan rumah tangga kepada setiap individu di masyarakat.

Kedua, sebagian rakyat masih tergolong miskin, sehingga kesulitan memenuhi kebutuhan/nafkah bagi keluarga. 

Ketiga, lemahnya hukum yang ada bagi para pelaku kejahatan, termasuk penelantaran anak.  

Keempat, penerapan sistem yang salah yaitu aturan sekuler kapitalisme. Dari semua faktor ini, penerapan sekuler kapitalisme-lah yang paling berpengaruh dan menjadi penyebab utama maraknya kasus penelantaran terhadap anak.


Sistem Sekuler Kapitalisme dan Rapuhnya Keadaan Keluarga

Tidak bisa dimungkiri, semua masalah yang terjadi hari ini bermula dari penerapan sistem sekuler kapitalisme. Sistem inilah yang merupakan cikal bakal terjadinya kerusakan di segala lini kehidupan. Sistem sekuler kapitalisme telah merusak dan merobohkan pandangan mengenai keluarga.


Sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) ditambah dengan paham kebebasan liberal, melahirkan manusia-manusia miskin iman yang tidak mampu mengontrol emosinya, rapuh, dan kosong jiwanya. Kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan, abai pada keharusan untuk membina rumah tangga dan memelihara keturunan.


Islam Lahirkan Tatanan Keluarga yang Kuat dan Sakinah Mawaddah Warahmah

Islam adalah agama sekaligus ideologi yang diturunkan Allah Swt., sebagai solusi atas seluruh masalah kehidupan. Dalam pandangan Islam, anak adalah perhiasan, anak adalah penyejuk hati. Anak itu nikmat yang dilarang untuk disia-siakan keberadaannya. 


Ada orang yang diuji oleh Allah Swt. tidak dikaruniai anak. Maka dengan cara apa pun mereka tempuh supaya memiliki anak. Namun ada orang yang tidak bersyukur ketika kehadiran anak, malah disia-siakan.


Sebenarnya ketika anak hadir, maka merupakan amanah bagi orang tuanya untuk mengurusnya sebaik mungkin, memberikan nama yang baik, makanan yang bergizi, pakaian yang syar’i, tempat tinggal yang aman, pendidikan yang memadai, dan pemberian kasih sayang.


Dalam Al-Qur'an surah At-Tahrim ayat 6 Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."


Seorang tabi’in qatadah menafsirkan bahwa, ”Engkau perintahkan manusia untuk taat kepada Allah dan melarang mereka durhaka kepada-Nya. Engkau tegaskan mereka untuk mematuhi perintah Allah, membantu mereka untuk menjalankannya, apabila mereka berbuat hal-hal maksiat, maka peringatkan dan cegah mereka.” 


Dalam ayat ini Allah Swt. memerintahkan kepada setiap suami atau seorang ayah untuk memelihara dirinya sendiri, keluarganya yaitu istri dan anak-anaknya agar kelak masuk ke dalam surga-Nya Allah, bukan masuk ke dalam neraka.


Memelihara di sini tentunya memelihara amanah dari Allah Swt., untuk memelihara anak dengan ikhlas dan penuh kasih sayang. Mulai dari kehidupan dunia, bahkan sampai mengantarkannya pada kehidupan akhirat.


Firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 9: ”Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraannya)."


Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. 


Sudah sangat jelas dalam hukum Islam bahwa Islam melarang penelantaran anak, sebab akan mengakibatkan generasi yang lemah, baik dari segi fisik maupun ilmu. Keluarga yang sakinah mawaddah warahmah akan senantiasa memelihara keharmonisan rumah tangga, memelihara keturunannya dengan baik, karena paham bahwa seorang anak adalah investasi yang akan mewarisi apa saja yang dimiliki orang tua, menjaga keturunan, menjaga keluarga, serta harapan agama dan bangsa di masa depan. 


Setiap perbuatan pasti ada balasannya. Balasan orang tua yang menelantarkan anak di antaranya orang tua mendapat hukuman dari Allah. Jika Allah sudah memberi hukuman, maka tidak ada hal yang dapat manusia lakukan.


Ketika Islam diterapkan sebagai sistem kehidupan, niscaya kasus penelantaran anak tidak akan pernah terjadi. Dengan penerapan aturan Islam, dapat mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Itu dikarenakan Islam terkenal kehebatannya dalam mendidik generasi, menyiapkan para remaja agar menjadi seseorang yang memiliki kepribadian Islam.


Kelak dapat membina rumah tangga yang Islami. Membina kepala keluarga untuk mengayomi seluruh keluarganya, mengayomi istri dan anak-anaknya, serta memiliki keikhlasan dan kesabaran dalam mengarungi bahtera rumah tangga.


Di samping itu, sistem Islam pun akan membudayakan amar makruf nahi mungkar di tengah masyarakat. Ketika terlihat terjadi tanda-tanda yang menjurus pada kesalahan, akan segera dapat dicegah. Sebab masyarakat tak segan saling menasihati. Semua ini diperkokoh dengan penerapan sIstem sanksi yang tegas dan menjerakan bagi setiap pelaku penyimpangan apa pun bentuknya, termasuk penelantaran terhadap anak-anak.


Itulah beberapa mekanisme yang akan ditempuh sIstem Islam untuk mengatasi kasus-kasus penelantaran anak oleh ayah atau orang tuanya. Sungguh hanya sistem Islam yang dapat menjadi solusi bagi setiap masalah kehidupan, tak ada yang lain.


Karena itu yakinilah dan marilah bersama-sama memperjuangkan sistem sahih yang diturunkan Allah ini hingga benar-benar terealisasi. Wallahualam bissawab. [DW-SJ/MKC]