Alt Title

Fenomena Mabuk Kecubung, Bukti Generasi Amburadul

Fenomena Mabuk Kecubung, Bukti Generasi Amburadul

 


Fakta yang terjadi saat ini bahwasannya menunjukkan rusaknya prilaku generasi muda

Semua ini terlihat dari tujuan mengkonsumsi buah kecubung untuk mendapatkan sensasi euforia dan halusinasi

______________________________


Penulis Ummu Nazba 

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kali ini fenomena mabuk kecubung marak di Kalimantan Selatan. Bahkan, dua warga Banjarmasin tewas setelah mengkonsumsi kecubung yang dioplos dengan obat-obatan terlarang dan alkohol. Sebagian besar yang lain diduga mabuk kecubung ternyata mengkonsumsi pil tanpa merk. Diduga pil ini mengandung ektra kecubung dan memiliki efek samping seperti kecubung. Sekitar 49 orang dilarikan dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. (viva.co.id, 12/07/24)


Menghimbau agar masyarakat tidak mengkonsumsi buah kecubung karena dapat membuat akal manusia tidak bisa membedakan antara yang nyata dan ilusi. Kecubung dapat menyebabkan gangguan mental secara permanen ataupun sementara. Bahkan, hal yang paling buruk dapat menghilangkan nyawa seseorang, ungkap Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Cucun Kurniadi.


"Kata Psikiater Konsultasi Adiksi RSJ Sambang Lihum Banjarmasin Kalimantan Selatan, Dr Firdaus Yamani dalam siaran pers yang diselenggarakan PB IDI, Jumat (29/7/2024), pada awalnya diduga mabuk kecubung karena efeknya mirip seperti mengkonsumsi buah kecubung. Namun, setelah pasien diwawancara mereka mengaku mengkonsumsi pil putih tanpa merk,"


Sungguh mengkhawatirkan mendengar isu buah kecubung disalahgunakan sebagai bahan untuk mabuk. Walaupun sebagian masyarakat menyebutnya mabuk buah kecubung, merupakan kasta terendah dalam dunia permabukan. Efek dari buah kecubung sendiri sering disalahgunakan untuk mendapatkan sensasi ngeflay atau sensasi halusinas. Karena, kecubung ini memiliki zat aktif yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. 


Miris memang, penyalahgunaan buah kecubung sebagai bahan tambahan untuk mabuk bukanlah hal baru. Terlebih di sistem sekuler saat ini. Penyalahgunaan buah kecubung untuk mabuk-mabukan memiliki dampak negatif bagi individu maupun masyarakat.


Fakta yang terjadi saat ini bahwasannya menunjukkan rusaknya prilaku generasi muda. Semua ini terlihat dari tujuan mengkonsumsi buah kecubung untuk mendapatkan sensasi euforia dan halusinasi. Hal ini juga menunjukkan bahwa mabuk kecubung tidak ubahnya mengkonsumsi narkoba. 


Saat ini kondisi generasi di negeri ini rusak dan bermental lemah, dengan demikian lemah juga keimanan mereka. Mereka memiliki permasalahan sosial di lingkungan mereka. Hal ini juga dapat menggiring mereka sebagai kalangan yang bisa disebut sampah masyarakat. 


Mereka akan makin terpojok, diabaikan masyarakat, dan di cap sebagai generasi yang tidak berguna oleh masyarakat jika terus menerus mengkonsumsi buah kecubung untuk mabuk mabukan. Untuk bisa menghentikan semua ini, kita butuh sistem dan sanksi yang tegas dari negara. 


Sangat disayangkan sistem yang ada saat ini tidak bisa mengatasi kasus generasi mabuk kecubung. Walaupun mabuk kecubung sudah sangat menghawatirkan di masyarakat bahkan sudah merenggut nyawa. Nyatanya sampai saat ini belum ada aksi cepat tanggap dari pemerintah untuk mengatasi fenomena mabuk kecubung tersebut. 


Semua ini terjadi tidak lain akibat dari sistem kapitalis yang diterapkan saat ini, yaitu sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Wajar generasi saat ini jauh dari kata generasi yang berakhlak mulia.


Dengan demikian, saat ini kita butuh sistem yang baru. Di mana sistem tersebut mampu mengatasi dan menyelesaikan permasalah kehidupan yang ada hingga ke akarnya. Sistem seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, yaitu sistem pemerintahan Islam. 


Dalam sistem Islam seorang pemimpin yaitu Khalifah akan menutup berbagai celah yang akan memungkinkan terjadinya produksi, promosi, mengkonsumsi, dan pendistribusian kecubung di tengah masyarakat. Seorang pemimpin Khalifah akan selalu memberi arahan terhadap rakyatnya tentang keharaman dan bahaya kecubung. 


Pemimpin dalam sistem Islam berfungsi sebagai pemelihara urusan umat dan perisai umat dalam segala hal yang membahayakan. Khalifah akan melakukan penelitian mendalam untuk mendapatkan data seputar kandungan zat aktif dari alam. Kemudian akan mengedukasi masyarakat agar tidak sembarangan dalam menggunakannya. Sistem Pendidikan dalam Islam juga akan mencetak generasi yang bijak dalam menggunakan berbagai macam bahan alam dan tidak menyalahi syariat-Nya. Wallahallam bissawab [EA - Dara/MKC]