Ilusi Keluarga Berkualitas di Era Kapitalisme
Surat PembacaHanya dengan Islam sebuah keluarga akan berkualitas dan bisa membangun peradaban emas
Karena, antara agama dan kehidupan beriringan
____________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Tanggal 29 Juni 2024 lalu, diperingati sebagai hari keluarga nasional (Harganas) yang ke-31. Presiden Joko Widodo beserta jajarannya memperingati hari itu dengan mengangkat tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas". Namun, jika ditelusuri apakah keluarga di Indonesia sudah berkualitas? Apakah mampu menuju Indonesia emas?
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, keluarga merupakan penentu dan kunci dari kemajuan suatu negara. (Kemenpopmk.go.id).
Kepala BKKBN, dokter Hasto Wardoyo, menekankan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, tempat bernaung, saling mencintai, dan melindungi. Keluarga berperan dalam mewariskan nilai-nilai luhur kehidupan kepada generasi muda penentu pembangunan bangsa dan negara. (Liputan6.com)
Tapi pada faktanya, keadaan keluarga di Indonesia saat ini tidak baik-baik saja. Beberapa masalah yang menimpa keluarga seperti KDRT, terlibat pinjaman online, judi online hingga pembunuhan serta kasus lainnya. Dimana, semua itu belum menemukan solusi yang tepat. Justru semakin memperburuk keadaan.
Banyak faktor yang menyebabkan permasalahan yang terjadi di keluarga salah satunya yang paling menonjol adalah ekonomi. Tak bisa dimungkiri bahwa ekonomi menjadi pemicu utama sebuah masalah dalam keluarga. Apalagi, sistem ekonomi yang digunakan saat ini adalah kapitalisme.
Dalam kapitalisme semua hal yang dilakukan harus memiliki keuntungan, salah satunya adalah cuan. Adanya cuan menentukan segala hal seperti mudah diterima di perusahaan, mudah dalam mengurus administrasi dan lainnya. Sebaliknya, jika tidak ada cuan semua hal tidak akan berjalan dengan mulus dan mudah.
Selain itu, tidak adanya sakinah, mawadah warahmah dalam sebuah keluarga. Tidak ada yang saling mengingatkan terkait hukum-hukum syarak. Anggota keluarga satu sama lain tidak peduli dan membiarkannya terjadi begitu saja. Hal itu disebabkan karena agama terpisah dari kehidupan.
Menganggap agama hanya ada di ranah ibadah saja, tidak diterapkan dalam kehidupan. Inilah yang membuat keluarga tidak berkualitas. Agama dan kehidupan dibiarkan berjalan dengan sendirinya. Seharusnya, agama dan kehidupan saling berdampingan.
Semua hal itu, akan terwujud jika sistem Islam diterapkan baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan negara. Hanya dengan Islam sebuah keluarga akan berkualitas dan bisa membangun peradaban emas. Karena, antara agama dan kehidupan beriringan. Sesama anggota keluarga saling mengingatkan dari hal-hal yang dilarang Allah Swt. serta beramar makruf nahi munkar.
Setiap ada permasalahan yang terjadi diselesaikan dengan kepala dingin juga sesuai hukum syarak. Hal itu akan meminimalisir tindakan seperti KDRT atau pembunuhan. Islam memiliki mekanisme yang jelas dan akan membuat sebuah keluarga menjadi berkualitas serta mampu membangun peradaban emas.
Hal tersebut akan tercapai jika diterapkannya hukum-hukum Islam dalam kehidupan dan negara dalam bingkai Islam kafah. Wallahualam bissawab. [AS-GSM/MKC]
Penulis Dara Millati Hanifah, S.Pd
Pendidik