Alt Title

Islam Menyelesaikan Problem Pengangguran

Islam Menyelesaikan Problem Pengangguran

Harusnya penguasa mampu memberikan solusi dan terobosan untuk mengatasi masalah pengangguran

Apalagi negeri ini memiliki sumber daya alam yang berlimpah

____________________________


Oleh Riani

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Pengangguran di Indonesia sudah mencapai jutaan orang. Ini adalah masalah yang mendesak dan harus segera diselesaikan. Tidak boleh dibiarkan terus berlarut-larut. Karena, pengangguran berdampak sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial. Kerusakan yang ditimbulkan dari tingginya angka pengangguran tidak bisa dianggap sepele.


Banyaknya pencari kerja dibandingkan pembuka lapangan kerja menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia. Hingga jumlah pencari kerja tidak sepenuhnya terserap oleh dunia kerja.


Dikutip dari halaman berita katadata.co.id (07/05/2024), jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2024 mencapai hampir 7,2 juta orang. Angka ini didasarkan oleh data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyebab utama pengangguran di Indonesia karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah pekerjaan dan pertumbuhan tenaga kerja.


Hal ini tentu saja menyebabkan persaingan yang ketat. Ledakan penduduk berkontribusi karena kurangnya lapangan pekerjaan yang cukup. Hal tersebut menyebabkan banyaknya antrian generasi muda yang melamar kerja terutama Gen Z.


Menurut Wikipedia, generasi Z atau lebih dikenal dengan sebutan Gen Z. Dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai zoomer, adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012. Usia muda yang seharusnya penuh semangat dan kreatifitas. Namun, fakta di lapangan kaum Gen Z  justru kesusahan dalam mencari pekerjaan.


Seperti video Warung Seblak Bangsat (Bang Satria) yang sempat viral beberapa waktu lalu. Warung seblak tersebut pada waktu itu hanya membutuhkan karyawan sebanyak 20 orang tetapi yang melamar sampai 200 orang (Detik.com, 22/05/2024).


Fakta lainnya terjadi beberapa bulan lalu yakni di beberapa kantor Pos di Cianjur juga di kota lain. Sebagaimana dikutip dari Detiknews.com (07/02/2024), kantor pos di Cianjur diserbu ribuan orang yang hendak mengirimkan lamaran pekerjaan ke sebuah pabrik sepatu di Cianjur. Mirisnya yang melamar mengular hingga terjadi insiden saling dorong yang menyebabkan sebagian para pelamar terluka.


Di saat rakyatnya berdesak-desakan mengantre untuk melamar kerja. Kebijakan penguasa saat ini justru memudahkan tenaga asing masuk untuk bekerja di negari ini. Bahkan, pekerjaan "kasar" atau buruh yang bisa dilakukan oleh rakyat sendiri malah dilimpahkan kepada tenaga asing. Sungguh miris, padahal dampak dari pengangguran yang tinggi karena susah mendapatkan pekerjaan adalah tingkat kriminalitas, perceraian, depresi, bunuh diri, dan pinjol meningkat.


Semua ini merupakan buah dari penerapan ideologi kapitalisme yang liberal. Kapitalisme telah menghilangkan fungsi negara sebagai pengurus rakyat. Negara terkesan tidak mampu memberikan solusi kepada persoalan rakyatnya.


Harusnya penguasa mampu memberikan solusi dan terobosan untuk mengatasi masalah pengangguran. Apalagi negeri ini memiliki sumber daya alam yang berlimpah seperti tambang, laut, sungai, pulau, pegunungan dan sawah. Seharusnya penguasa mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup untuk masyarakat.


Secara liberal, negara malah memberikan berbagai kekayaan yang luar biasa tersebut ke tangan swasta, baik lokal maupun asing. Liberalisasi ekonomi telah membuat kehidupan masyarakat susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena, kekayaan negeri ini dikelola oleh para oligarki. Akhirnya, masyarakat dan generasi tidak mampu mengakses pekerjaan. Ini adalah pengkhianatan penguasa kepada rakyatnya.


Penguasa harusnya menjalankan perannya sebagaimana mestinya, tidak berlepas tanggung jawab. Masalah pengangguran dan masalah-masalah lain di negeri ini tidak akan sekompleks seperti saat ini. Jika penguasa benar-benar menjalankan kekuasaannya untuk mengurus rakyatnya.


Di dalam Islam laki-laki baligh dan sehat mempunyai kewajiban untuk bekerja. Dengan kebijakan seperti ini generasi siap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Mereka tidak akan menjadikan kewajiban bekerja sebagai beban berat karena mereka melakukannya atas dorongan keimanan yang kuat.


Islam menjadi satu-satunya asas dalam mengatur kehidupan dengan sistem Islam. Karena, dalam Islam negara wajib menjamin semua kebutuhan primer warga negaranya. Melalui mekanisme yang khas dimana kekayaan alam negara tidak boleh dikuasai dan dikelola oleh asing dan swasta. Pemerataan ekonomi lewat distribusi kekayaan alam sehingga tidak ada ketimpangan dan kemiskinan di negara Islam.


Ketika sumber kekayaan dikelola oleh negara akan tersedia lapangan kerja yang memadai. Dengan demikian, angka pengangguran akan teratasi. Selain itu, pemerintah dalam sistem Islam akan memberikan pelatihan dan keterampilan bagi masyarakat berdasarkan minat mereka secara gratis. Dengan pendidikan kurikulum berbasis akidah Islam. Sehingga menghasilkan masyarakat dan generasi memiliki keilmuan yang dibutuhkan umat. Selain itu, mereka juga memiliki kepribadian Islam yang bermental kuat dan taat dengan syariat.


Dalam sistem Islam terdapat aturan bagi mereka yang memiliki lahan tanah. Jika tidak digarap dalam kurun waktu tertentu, lahan tersebut akan dikelola oleh negara. Agar lahan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan, agar tatanan kehidupan sosial masyarakat aman dari kasus kriminalitas yang disebabkan oleh angka pengangguran.


Hanya dengan sistem Islam penguasa mampu menjalankan kekuasaan sebagaimana mestinya yaitu sebagai pelindung dan pengurus rakyat. Jika, penguasa negeri ini menginginkan masalah pengangguran dan problematika kehidupan masyarakat terselesaikan hingga akarnya. Solusinya bukan dengan sistem kapitalisme yang liberal tetapi menerapkan syariat Islam secara kafah. Karena, aturan dalam sistem Islam datang dari Sang pencipta manusia yang Maha Sempurna. Waallahualam bissawab. [SM-Dara/MKC]