Alt Title

Kapitalisme, Ancaman Krisis Mental Generasi

Kapitalisme, Ancaman Krisis Mental Generasi

 


Masa remaja sejatinya adalah fase perubahan menuju kematangan dan raihan prestasi

Namun saat ini justru potensi mereka malah teralihkan

__________________________


Penulis Anastasia S.Pd.

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kita tentu sepakat, bahwa generasi yang lahir dari peradaban Islam adalah para pemuda hebat. Pendidikan Islam telah melahirkan generasi pewaris peradaban yang akan mengukir dunia dengan tinta emasnya. Para pemuda tangguh yang optimis serta semangat dakwah mampu mengalahkan musuh-musuh Islam yang merintangi jalan menuju kebenaran. 


Namun sayang, saat Islam tidak ditegakkan dalam bingkai kekuasaan, potensi pemuda tidak diarahkan secara optimal. Lunturnya kekuasaan Islam memberikan dampak terhadap wajah generasi saat ini, sangat jauh dari prestasi apalagi kemuliaan. Hilangnya kekuasaan Islam dan tegaknya kapitalisme menjadikan remaja hidup dalam kebebasan dan berpaling dari koridor Islam.


Kapitalisme memandang bahwa manusia adalah makhluk yang diberikan hak untuk melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya. Apalagi generasi yang lahir di era teknologi. Mereka sangat mudah mengakses informasi tanpa ada batasan. Globalisasi tengah mencengkram dunia, dengan menyajikan informasi dan mengkampayekan pandangan hidup sekular kapitalis. Banyak remaja muslim yang terjebak menghambakan diri pada kebebasan dan kebahagiaan semu. Lihatlah, bagaimana generasi kini dijajah dengan konten-konten kebebasan, dan serangan sosial media untuk memperlihatkan eksistensinya. 


Wajar, apabila generasi yang lahir di tahun 2000-an hingga awal 2010-an yang mana tepat di usia remaja mereka saat ini, teknologi tengah mengalami masa jayanya. Sehingga, mereka terkontaminasi teknologi secara berlebihan yang mengakibatkan depresi dan gangguan mental. Sungguh sangat disayangkan, di masa remaja sejatinya adalah fase perubahan menuju kematangan dan raihan prestasi. Namun justru potensi mereka malah teralihkan.


Fakta mencengangkan terungkap, bahwa gangguan kesehatan mental Generasi Z atau Gen z meningkat hingga 200%. Seperti dilansir dari laman Kemenkes. Sebanyak 6,1 persen penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental. Detikcom, (23/01/2024)


Hal ini diperkuat, dengan studi yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA), yang dihimpun pada 1 Januari 2019 melaporkan Generasi Z memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada generasi lainnya. Dikatakan hanya ada 45% Generasi Z yang memiliki kesehatan mental baik atau sangat baik. Selain itu, Generasi Z lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, bipolar, dan ADHD. Salah satu penyebabnya adalah kuatnya arus reformasi digital atau perkembangan teknologi yang begitu cepat. 


Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dalam era digital yang terhubung erat dengan dunia gawai mereka. Tekanan dan tuntutan yang datang dari kehidupan luar dan sosial media telah  mempengaruhi kesehatan mental mereka. Dengan kemudahan gawai, memberikan dampak pada kehidupan mereka. Salah satunya merubah siklus hidup, di mana kita biasa melihat Generasi Z yang suka rebahan, bahkan rela bergadang tidak tidur untuk hanya sekedar menikmati tontonan. Akibat dari kurang tidur, menyebabkan penurunan fungsi otak, sehingga merea tidak mampu berfikir positif, dan hilang interaksi sosial karena sibuk dengan gawai menyebabkan mereka terisolasi dari dunia yang sesungguhnya.


Secara tidak sadar kebiasaan tersebut mampu menimbulkan kecemasan, sulitnya berkonsentrasi, hingga tidak mampu berfikir positif. Tentu, hal ini mampu membuat seseorang mudah depresi. Bukan sekadar pola hidup yang berubah, tapi konten yang sering ditonton mampu memberikan efek terhadap sikap mereka, yaitu memiliki sifat pamer dan ria. Mereka sangat ingin memperlihatkan eksistensinya,  apakah berupa materi atau gaya hidup? Sehingga jelas, di bawah sistem kapitalisme Generasi Z hidup dalam ancaman krisis mental dan depresi.   


Islam Melahirkan Generasi Tangguh

Sudah jelas sistem hidup yang dilahirkan dari pandangan kapitalisme tidak mampu melahirkan generasi hebat dan tangguh. Idealnya seorang remaja adalah usia produktif dengan kekuatan fisik yang optimal, serta daya fikirnya yang kritis apabila diarahkan secara benar, tentu mereka adalah tumpuan harapan di masa datang. Namun, berbeda dengan Islam yang terbukti mampu melahirkan generasi tangguh.


Keberhasilan Islam dalam mencetak generasi sudah terbukti. Karena, landasan yang dipakai adalah akidah. Dan akidah Islam sesuai dengan fitrah manusia, karena bersumber dari Rabb pencipta manusia. Islam telah menjadikan usia baligh sebagai standar di mana seseorang harus taat kepada Allah. Konsekuensi dari taat adalah menjalankan segala perintahnya, dan menjauhkan dari aktivitas kemaksiatan. 


Ajaran Islam adalah ajaran yang  memuaskan akal, sehingga setiap ajaran yang datang dari akidah Islam melahirkan kesadaran. Seseorang yang sudah memiliki kesadaran dan keimanan, tentu dia akan mempunyai tujuan yang jelas untuk beramal baik.  Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt., yang berbunyi :

وَمَن یَكۡفُرۡ بِٱلۡإِیمَـٰنِ فَقَدۡ حَبِطَ عَمَلُهُۥ وَهُوَ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, mereka masuk ke surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun. (An-Nisa' ayat 124)


Ayat di atas menjadi motivasi bagi setiap orang untuk menjalani kehidupan semata-mata berharap pahala di sisi Allah. Akhirnya, generasi yang lahir pada masa kejayaan Islam adalah generasi tangguh, yang senantiasa berada dalam barisan dakwah. Wajar, di masa itu Islam berhasil mencetak generasi-generasi hebat penakluk dunia. Mereka mengisi kehidupan dengan aktivasi mulia di sisi Allah. 


Dengan demikian, Islam mampu menjauhkan setiap individu dari aktivitas yang tidak bermanfaat. Mereka memiliki kecenderungan untuk melakukan kebaikan, sehingga memberikan rasa kebahagiaan yang hakiki. Inilah generasi tangguh, yang dirindukan umat untuk melakukan aktivitas perbaikan dan kontrol di masyarakat.


Peran negara sangat penting, yaitu menerapkan aturan Islam. Adanya Islam dalam sebuah kekuasaan, secara otomatis memberikan perlindungan kepada setiap individu untuk tetap dalam keimanan yang kuat. Segala pandangan hidup yang bertentangan dengan Islam, seperti paham kebebasan akan musnah. Dengan demikian, Islam mampu menjawab tantangan hidup, dengan menghadirkan generasi hebat yang akan mengisi kejayaan Islam di masa yang akan datang. Wallahuallam bissawab. [EA-Dara/MKC]