Alt Title

Kejutan Ulang Tahun Berujung Petaka

Kejutan Ulang Tahun Berujung Petaka

 


Pada sistem sekuler saat ini, tidak lagi mempertimbangkan kaidah berfikir benar dan mendalam

Tidak mempertimbangkan baik maupun buruk dari suatu perbuatan

_________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Kejutan ulang tahun menjadi akhir hidupnya. Di awali dengan canda serta tawa, malah berakhir penyesalan karena hilangnya nyawa. 


Kejadian nahas ini menimpa Fajar Nugroho, di SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Fajar selaku ketua OSIS di SMAN 1 Cawas, saat itu tengah mengadakan rapat di sekolah untuk mencari sponsor kegiatan lomba peningkatan minat dan bakat siswa. Pada saat itu, semua teman Fajar mengetahui bahwa hari itu adalah ulang tahunnya sehingga dijahili dengan diberi tepung dan diceburkan ke kolam ikan. Namun ternyata, kolam ikan tersebut memiliki aliran listrik (tempo.co, 10/7/2024)


Fajar sempat dilarikan ke RSI Cawas. Namun, nyawanya tidak tertolong. Korban meninggal karena menginjak salah satu kabel listrik dari mesin pompa kecil yang berada dalam kolam. Dua teman korban mencoba menolong namun satu di antaranya juga ikutan tersengat listrik sampai dirawat.


Tren kejutan ulang tahun seperti ini memang sudah sering terjadi. Di mana, yang berulang tahun akan dijahili dengan dilempari telur, tepung atau cebur kolam. Padahal sangat jelas terlihat bahwa tren ulang tahun ini merupakan bentuk perundungan. 


Namanya perundungan tentu tidak ada yang berefek baik. Walau dibalut dengan candaan. Sudah banyak yang menjadi korban kejutan ulang tahun sebelum kasus yang merenggut nyawa ini. Ada yang sampai mengalami operasi mata, karena matanya ketusuk lidi dari kue tart yang dilemparkan ke muka. Ada yang mengalami gangguan mental karena terlalu kaget mendapat candaan buruk yang berlebihan. 


Bahagiakah yang berulang tahun jika mendapatkan perundungan buruk serta merugikan seperti itu? Lalu, bagaimana perasaan keluarga saat mengetahui anaknya mendapat perlakuan buruk seperti itu? Tentu tidak ada yang merasa bahagia dari kejutan ulang tahun yang buruk seperti itu. Tidak hanya pelajar, bahkan orang dewasa juga kerap melakukannya karena perundungan berbalut kejutan ulang tahun telah dianggap wajar.


Kita ketahui bersama, tidak ada unsur sengaja melakukan kejutan ulang tahun walau berujung petaka. Hanya saja, saat ini banyak anak remaja atau dewasa yang bertindak secara impulsif. Tidak memikirkan efek kedepannya seperti apa. Akankah perbuatan itu berbahaya atau tidak. Selain itu, banyak yang berbuat sesuai tuntutan netizen atas dasar konten dan berstandar viral. Ini juga sangat berbahaya. Karena, tidak lagi memperhatikan yang baik maupun yang buruknya.


Pada sistem sekuler saat ini, tidak lagi mempertimbangkan kaidah berfikir benar dan mendalam. Tidak mempertimbangkan baik maupun buruk dari suatu perbuatan. Karena, sekularisme memandang agama hanya mengatur perihal peribadahan saja. Sedangkan dalam Islam semuanya telah diatur dengan sempurna. Umatnya dituntut untuk menerapkan Islam secara menyeluruh juga sempurna.


Islam menganggap bahwa pendidikan merupakan bagian penting dalam mencetak generasi berkualitas. Lihat saja, ilmuan dan para cendikiawan yang tumbuh serta besar pada masa peradaban Islam. Mereka tidak hanya cerdas namun juga berakhlakul karimah. Dapat memilah setiap perbuatan sesuai dengan ketentuan agama, dan tidak melakukan tindakan impulsif hanya untuk kesenangan semata.


Oleh karenanya, jika kita mengharapkan generasi yang cemerlang maka akidah Islam harus menjadi perhatian dalam dunia pendidikan. Telah terbukti ketika Islam diterapkan secara sempurna, mampu mencetak generasi yang cemerlang. Wallahualam bissawab. [DW-Dara/MKC]


Penulis Nurmaila Sari

Kontributor Media Kuntum Cahaya